Bab 7

4.2K 501 12
                                    

Keesokan harinya di jam 6 pagi...

Keiko masih tidur karena ini masih sangat pagi dan tiba-tiba ada seseorang yang membangunkannya disana.

Dia membuka matanya dan melihat siapa yang menggangu tidurnya itu. Dan dia melihat seorang pria botak dengan tato naga di kepalanya yang sedang tersenyum kearahnya.

Sontak dia langsung tersadar dan mundur hingga terjatuh dari kasurnya sendiri disana.

"K-kau! Siapa kau!!" Teriak Keiko.

"Keiko, ini aku. Paman Saito" ucap Saito.

Saito? Siapa lagi orang ini?!

"Aku adalah salah satu orang yang mengajarimu segala hal tentang klan kita. Sekarang bangun dan basuh wajahmu, setelah itu kita mulai dengan berlari" ucap Saito.

Meskipun bingung, dia bangkit dan membersihkan wajahnya kedalam kamar mandi dan keluar lalu turun kebawah.

"Morning dad" ucap Keiko.

Keizo yang sedang membaca laporan disana hanya berdehem tanpa menoleh kearahnya disana.

Keiko hanya tersenyum.
Dia sudah terbiasa jadi it's okay:)

Setelah itu, dia dan Saito berjalan kesamping kanan mansion. Disana terdapat taman dan lapangan yang luas seperti lapangan sepak bola!!!

Gileeeeeeee! Bagaimana bisa Mansion ini memiliki lapangan yang sangat luas seperti ini!!!!

"Berlari 5 keliling dulu jika sudah nanti akan ditambah" ucap Saito.

What?! 5 keliling? Hey itu sungguh terlalu banyak untuknya!!!!

"Tunggu apa lagi? Mulailah berlari girl" ucap Saito.

Dia langsung mulai berlari disana. Belum juga satu putaran dia sudah ngos-ngosan begitu saja.

Ini belum satu putaran!!!!!!!

"Ayo keiko-sama!!! Anda pasti bisa!!!" Teriak anak buah ayahnya disana.

Njir, disemangati oleh cowok-cowok ganteng!

Mansion menjadi riuh karena itu. Dan berkat itu, dia menjadi lebih semangat dan berlari lebih cepat disana.

Setelah beberapa menit berselang, dia berhasil menyelesaikan 5 putaran dan rebahan diatas rumput lapangan disana.

"Kenapa tiduran? Sekarang kita lanjut ke latihan bela dirinya, berdirilah" ucap Saito.

"Hey! Aku baru saja selesai berlari! Cape!" Ucap Keiko terengah-engah.

"Seorang Yamaguchi tidak boleh mengeluh" ucap Saito datar.

Shit.

Paman Saito menjadi lebih seram sekarang.

...

5 jam kemudian....

Dia merasa kakinya sudah berubah menjadi jelly disana! Dia tidak bisa merasakan kakinya lagi saat berjalan. Dia langsung duduk disofa dan mengambil nafas sebanyak-banyaknya disana.

"Kau berkeringat, jangan duduk di sofa. Nanti baumu menempel pada sofa mahal itu" ucap Keizo.

Dia sedang lelah tolong! Dia tidak ingin berdebat dengan ayahnya sekarang!

Dengan sengaja dia membawa bantal sofa dan menempelkannya pada ketiaknya yang sedang berkeringat itu.

"Keiko Yamaguchi" ucap Keizo datar.

Dia langsung lari ngibrit kearah kamarnya. Dia puas sekali setelah melakukan itu pada ayahnya hahaha

Dia duduk diatas lantai dan membuka ponselnya. Dan dia teringat dengan Aiko kemarin.

"Dimana aku menyimpan nomornya?" Ucapnya bingung.

Lalu dia teringat dimana dia menyimpan kertas nomor Aiko kemarin. Dengan cepat dia langsung pergi ke keranjang baju kotor dan mencari bra-nya kemarin.

"Shit, bagaimana bisa aku lupa" ucapnya.

Dan puji Tuhan kertas itu masih ada disana.

Dia membawa keras itu dan duduk lagi ditempatnya semula sembari memasukkan nomor Aiko pada ponselnya itu.

"Apakah aku harus menanyakan hal ini padanya lagi? Aku sungguh penasaran dengan semua ini" ucapnya.

Tanpa berbasa-basi, dia langsung menelpon Aiko disana. Dan akhirnya tersambung!!!

"Aiko? Ini aku Keiko, bisakah kita bertemu di suatu tempat? Aku ingin membicarakan tentang kemarin lagi" ucap Keiko.

"Baiklah, aku akan kesana 20 menit dari sekarang" ucap Keiko.

Setelah itu, dia langsung masuk kedalam kamar mandi dan membersihkan tubuhnya yang sangat bau keringat itu.

Dia akan bertemu Aiko sekarang.

Setelah selesai, dia keluar dari sana dan melihat apakah ada celah dirinya bisa pergi dari sini.

Tapi sepertinya tidak.

Mansion ini dijaga sangat ketat sekali.

"Haruskah kita main extreme saja?" Ucapnya.

Dia mengangguk. Memang harus seperti itu, jika tidak dia tidak bisa keluar dari sini bagaimanapun caranya.

Setelah membawa tas kecil untuk menaruh dompet beserta ponselnya dia turun kebawah. Tak lupa sebelum turun, dia mematikan ponselnya agar nanti tidak bisa dilacak oleh siapapun karena dia tahu pasti ayahnya akan melakukan itu nanti.

"Apakah ada motor disini?" Ucap Keiko pada Shinba, salah satu anak buah ayahnya yang dipercaya.

"Ada, kenapa bertanya?" Ucap Shinba.

"Aku ingin memakai motor itu sebentar. Aku akan bertemu teman lamaku" ucap Keiko.

"Maaf nona, tapi aku tidak bisa memberikan kunci motor itu jika tidak ada izin dari keizo-sama" ucap Shinba.

Kenapa nama pria itu selalu disebutkan disini!!!!

"Ayolah, hanya sebentar. Aku juga tuanmu disini jadi berikan kunci itu padaku" ucap Keiko.

"Maafkan aku" ucap Shiba.

Kenapa orang-orang disini terlalu patuh terhadap perintah ayahnya sih? Dia juga anak dari tuan mereka jadi seharusnya bisa bukan!?

Saat sedang lengah, dia langsung mengambil kunci motor itu dan berlari kearah pintu yang mengarahkan pada basement mansion.

Dengan cepat dia langsung mengunci pintu kaca transparan itu dan Shinba berserta anak buah ayahnya yang lainnya tidak bisa masuk kesana.

"Keiko-sama, tolong kembalikan itu. Kami bisa mendapatkan hukuman jika kau melakukan itu" ucap Shinba serius disana.

"Maafkan aku paman, tapi ini sangat mendesak. Bilang pada otousan aku hanya pergi sebentar dan akan kembali dalam 30 menit" ucapnya lalu pergi dari sana menggunakan motor.

"Laporkan hal ini pada Keizo-sama" ucap Shinba pada Yuki.

"Hai sensei" ucap Yuki lalu berlari kearah ruangan kerja Keizo.

Keizo yang mendengar jika putrinya pergi tanpa dikawal pun langsung suram seketika. Dia keluar tanpa banyak bicara dan menyuruh semua orang yang ada didalam mansion untuk berkumpul ditengah ruangan mansion yang sangat super duper besar itu.

"Bawa kembali putriku kesini, jika tidak nyawa kalian yang jadi taruhannya" ucap Keizo dingin.

"Hai keizo-sama!!" Teriak mereka semua.

Keizo duduk di sofa besar itu dan memijit pelipisnya dengan erat disana.

"Kenapa dia selalu membuat masalah seperti ini" ucap Keizo.

"Dia putrimu dan sifatnya sama sepertimu" ucap haruto.

"Kenapa tidak sifat ibunya saja yang menurun? Kenapa harus milikku?" Ucap Keizo lagi.

"Tanyakan itu pada Tuhan" ucap Haruto.

Ya, hanya Tuhan yang tahu alasannya.

.

.

.

TBC

Soul TransferWhere stories live. Discover now