Bab 25

3.2K 286 31
                                    

Keizo terbangun di ruangan yang serba putih dan ada infusan yang menempel pada punggung tangannya.

Saat dia akan duduk, Keizo langsung tertidur lagi karena sakit yang dia rasakan saat bergerak sedikit saja. Keizo menatap kebawah, ternyata dia tidak memakai baju sekarang. Badannya dililit perban yang sudah seperti baju dan ada warna di beberapa titik perban itu.

"Keizo-sama" ucap Yuta yang baru saja masuk.

Yuta langsung memeriksa denyut jantung Keizo dan normal. Sekarang, Keizo sudah melewati masa kritisnya.

"Bagaimana dengan Keiko?" Ucap Keizo.

"Kami masih mencarinya. Haruto mengganti mobil dan menghilang seperti ditelan bumi" ucap Yuta.

"Bagaimana dengan Kitagawa?" Ucap Keizo.

"Orang-orang kita sedang membereskannya. Butuh waktu karena jumlah Kitagawa lumayan banyak dan mungkin sebentar lagi akan selesai" ucap Yuta.

Keizo mencoba duduk lagi dengan dibantu oleh Yuta, dia duduk sembari terus memegang luka yang ada di perutnya. Untuk luka lain, tangannya tidak bisa menggapainya.

"Osamu Kitagawa, dia adalah bagianku" ucap Keizo dingin.

.

.

.

Keizo langsung memaksakan dirinya yang masih lemah ini untuk pergi ke markas Kitagawa untuk mencaritahu dimana Haruto sekarang.

Dia harus menemukan Keiko.

Dari keterangan Yuta, Keizo sudah tak sadarkan diri dalam 1 hari. Dia bangun sore tadi pukul 5. Kenapa mereka tidak menemukan Haruto jika 1 hari? Itu bahkan cukup untuk mereka menemukan Keiko.

Jawabannya adalah, Haruto mengganti mobil Yamaguchi yang didalamnya ada alat pelacak dengan mobil Kitagawa dan langsung menghilang begitu saja.

Hanya Kitagawa yang tahu dimana Haruto berada sekarang.

Saat tiba, mansion Kitagawa sudah berubah menjadi lautan darah. Semua orang yang ada didalam sana mati dibantai oleh Yamaguchi.

Hanya tinggal Osamu Kitagawa dan keluarganya saja yang tersisa.

"Sudah selesai?" Ucap Keizo.

"Ha'i keizo-sama"

Keizo berjalan kearah Osamu dan menatapnya dengan dingin.

"Dimana si brengsek itu" ucap Keizo.

"Apa maksudmu?" Ucap Osamu sembari terkekeh.

Dia membawa pistol yang ada dibelakang bajunya dan langsung menembak anak Kitagawa yang paling besar sampai mati.

"Apa yang kau lakukan!!!!" Teriak Osamu marah.

"Sekali lagi jawab pertanyaanku, dimana haruto?" Ucap Keizo lagi.

Osamu diam.

Keizo terkekeh lalu tertawa dengan keras disana, dia langsung menembak istri Kitagawa di kakinya hingga wanita itu menjerit kesakitan.

"Dimana" ucap Keizo.

Pria itu masih saja diam.

"Kau tahu? Dengan kau yang terus diam, keluargamu akan mati satu persatu dihadapanmu" ucap Keizo lalu menebak kepala istri Kitagawa.

Keizo menarik baju anak laki-laki yang baru berusia 10 tahun dan mengarahkan pistol itu pada kepala anak itu.

"Tidak! Jangan!" Teriak Osamu.

"Kenapa? Bukankah akan bagus jika semuanya mati" ucap Keizo.

"Kau tidak bisa membunuh anak-anak!" Ucap Osamu.

"Kau takut jika anakmu ini mati? Kau tidak merasakan apa yang aku rasakan sekarang, rasa khawatir campur amarah saat tahu putriku masih belum bisa ditemukan bersama antek brengsekmu itu" ucap Keizo dingin.

"Dia tidak bersalah, biarkan dia hidup" ucap Osamu.

"Tidak bersalah? Putriku juga tidak bersalah. Jadi kita impas bukan?" Ucap Keizo.

Keizo tertawa melihat wajah Osamu yang sudah terlihat ketakutan saat anaknya ini ditodongkan pistol olehnya disana.

"Katakan dimana Haruto dan aku akan membiarkan anak ini hidup" ucap Keizo.

"Biarkan aku hidup juga" ucap Osamu.

"Itu adalah penawaran terakhirku" ucap Keizo.

Osamu menggigit bibirnya.
"Gedung terbengkalai di distrik 6 Kyoto. Itu tempatnya, lepaskan dia" ucap Osamu.

Keizo menganggukkan kepalanya dan memberikan anak laki-laki itu pada salah satu anak buahnya dan menyuruhnya untuk membawa anak itu pergi dari sana. Maksudnya ke panti asuhan untuk dititipkan.

"Aku sudah memenuhi ucapanku dan sekarang aku akan memenuhi ucapanku sebelumnya" ucap Keizo.

"Terimakasih sudah memenuhi ucapanmu" ucap Osamu sembari tertawa.

Keizo langsung menembak Osamu hingga mati disana. Setelah selesai, dia keluar dan masuk kedalam mobil bersama Yuta.

Mereka akan pergi ke Kyoto.

Butuh waktu lama untuk sampai kesana, bisa memakan waktu 5 jam 39 menit atau 6 sampai 7 jam jika jalanan macet sekaleh.

Untungnya jalanan lenggang dan mereka bisa sampai disana dalam waktu 5 jam kurang.

Hari sudah berubah menjadi gelap karena ini sudah pukul 10 malam lebih, suara-suara binatang malam mulai terdengar.

Mereka akan sampai di distrik 6, hanya tinggal setengah jam lagi mereka akan sampai.

Disepanjang jalan, Keizo tak hentinya terus mengigit kukunya karena cemas. Jika dia sedang cemas dan khawatir tingkat tinggi maka dia akan seperti ini, mengigit kukunya.

"Sebenarnya, aku dan Keiko akan menikah setelah semua ini selesai" ucap Yuta.

Keizo langsung menatap Yuta.
"Apa!? Menikah?" Ucap Keizo.

"Ya, kami memutuskannya tadi" ucap Yuta.

"Ah, begitu. Jika Keiko yang memutuskan, aku hanya bisa mengikuti keputusannya. Keiko sudah menemukan lelaki yang akan menjaganya setelah aku nanti, dan aku rasa dia tepat memilikimu" ucap Keizo.

"Kau tidak marah?" Ucap Yuta.

"Untuk apa? Keiko memasuki usia yang cukup untuk menikah. Jika Keiko bahagia maka aku akan bahagia" ucap Keizo.

Yuta tersenyum senang mendengar itu. Itu artinya hubungan mereka direstui bukan? Artinya dia bisa menikah dengan Keiko setelah ini!!

Sekarang mereka hanya perlu menyelamatkan Keiko dan pulang. Itulah yang harus mereka lakukan pertama sekarang, menyelamatkan Keiko.

Selanjutnya, akan dibicarakan lagi.

.

.

.

TBC

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 03, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Soul TransferWhere stories live. Discover now