Bab 18

2.2K 284 17
                                    

Keiko duduk didalam ruangan ayahnya sembari berpikir disana...

Dia menangis lumayan keras dan itu sungguh memalukan! Semua orang melihatnya!

"Sialan, apa yang aku lakukan!? Memalukan sekali astaga!" Ucap Keiko sembari menutup wajahnya.

Jika begini, dia tidak mampu muncul dihadapan semua anak buah ayahnya itu, dia terlalu malu dan akan selalu ingat tentang tadi.

"Kenapa aku menangis dengan banyak? Aku tidak ingin menangis tapi air mata itu turun dengan sendirinya" ucap Keiko.

Mungkin karena dia menempati tubuh seseorang yang sangat merindukan dan mencintai ibunya yang sudah meninggal saat Keiko masih kecil, jadi dia terbawa dalam situasi itu.

Lalu ada seseorang yang masuk kedalam ruangan itu, sontak Keiko langsung melihat siapa yang datang.

"Kenapa kau kemari" ucap Keiko.

"Aku disuruh Hana karena dia tidak bisa datang, ada pekerjaan dari keizo-sama" ucapnya.

"Duduklah, Yuta. Ada yang ingin aku tanyakan padamu" ucap Keiko.

"Apa itu? Terdengar sangat serius" ucap Yuta sembari duduk diseberang sofa sana.

"Apakah kau tahu tentang insiden kecelakaan ibuku?" Ucap Keiko.

Yuta mengerutkan keningnya disana.

"Itu sudah sangat lama, aku bergabung beberapa tahun setelah kejadian itu tapi aku mendengar dari para senior soal itu. Hanya sedikit yang aku tahu karena ini sangat tabu untuk dibicarakan" ucap Yuta.

"Apakah ada yang mencurigakan menurutmu?" Ucap Keiko.

Yuta menyilangkan tangannya dan mencoba mengingat sesuatu disana.

"Ada, aku pernah membaca laporan autopsi dari jasad ibumu dan menemukan beberapa kejanggalan" ucap Yuta.

Keiko menatap Yuta dengan penasaran disana, Keiko duduk disamping Yuta dan menatapnya lagi.

"Apa itu?" Ucap Keiko.

"Final kasus ini adalah kecelakaan tapi ada beberapa luka yang disebabkan hal lain, bukan kecelakaan. Seperti bekas memar di bagian samping payudara kanan, ada lebam yang diakibatkan hantaman eksternal saat korban masih hidup dan bintik-bintik pada telinga bawah dimana itu membuktikan jika korban disetrum dengan sangat kuat dan pingsan" ucap Yuta.

Keiko mengangguk mendengar itu.

"Jadi, saat ibuku pingsan mereka menaruh ibuku pada kemudi mobil dan membiarkan kakinya menekan pedal gas hingga ibuku mengalami kecelakaan?" Ucap Keiko.

"Itu masuk akal karena mobil itu menghantam dengan sangat keras, berarti mobil itu dalam kecepatan yang sangat tinggi" ucap Yuta.

Ya, dia juga berpikir seperti itu.

Sekarang, dia sudah tahu sedikit demi sedikit titik terang dari kasus ini. Sebentar lagi dia akan tahu apa yang terjadi sebenarnya, kebenarannya.

"Kenapa kau mengorek lagi ini? Keizo-sama sudah melupakan semua ini" ucap Yuta bingung.

"Ayahku masih ingat dan terus dihantui oleh itu. Dia hanya berpura-pura seakan dia lupa akan itu, tapi sebenarnya dia tidak akan lupa kejadian yang sangat buruk hingga merenggut nyawa istrinya sendiri" ucap Keiko.

Yuta hanya mengangguk disana, dia tidak bisa berkata-kata lagi jika sudah seperti ini. Dia tahu jika dia bertanya lebih lanjut maka dia sudah lancang.

"Kau ingin menginvestigasi ini lagi?" Ucap Yuta.

"Ya, ada seseorang yang memintaku untuk menemukan pelaku sebenarnya dan menghukumnya" ucap Keiko sembari tersenyum.

"Biarkan aku bersamamu, aku akan membantumu dengan sekuat tenagaku untuk membantumu" ucap Yuta.

"Kau tidak perlu terlibat dalah hal ini, cukup diam dan jangan bicarakan ini pada siapapun" ucap Keiko.

"Tidak, aku tidak akan membiarkanmu berjuang sendirian. Biarkan aku ikut bersamamu dan menemukan pelakunya" ucap Yuta.

"Bagaimana bisa aku mempercayaimu?" Ucap Keiko.

"Jika aku berniat buruk padamu, kau bisa membunuhku saat itu juga" ucap Yuta serius.

Keiko menatap Yuta dengan teliti, mencari kebohongan dalam mata Yuta. Tapi anehnya dia tidak menemukan kebohongan pada Yuta.

"Baiklah, bantu aku menemukan kebenaran dalam kasus ibuku" ucap Keiko.

Yuta tersenyum dan mengangkat tangannya untuk menjabat tangan Keiko disana.

Keiko yang melihat itu langsung menjabat tangan Yuta.

"Ayo berjuang bersama menemukan kebenarannya" ucap Yuta.

Keiko menyeringai melihat itu.

"What the hell are you doing Nakamoto Yuta" ucap Keizo dingin yang ada di pintu.

Keizo baru saja selesai menemui orang tadi dan saat dia masuk, dia melihat putrinya yang sedang memegang tangan si dokter tampan itu dengan wajah yang sangat dekat.

Mereka langsung melepaskan jabatan tangan mereka dan duduk berjauhan.

"Apa maksudmu, keizo-sama? Aku dan Keiko hanya berjabat tangan saja" ucap Yuta.

"Berjabat tangan? Aku tidak buta Yuta-san" ucap Keizo.

"Kenapa kau begitu marah? Hanya karena aku menyentuh putrimu? Keizo-sama, aku sadar siapa diriku" ucap Yuta.

"Beraninya kau berkata seperti itu padaku" ucap Keizo yang sudah kesal.

"Aku mengatakan itu untuk membuatmu agar tidak salah paham, tapi jika kau merestui aku ingin bersamanya" ucap Yuta.

"Tangkap dia" ucap Keizo datar.

Beberapa orang langsung menangkap tubuh Yuta disana, dengan sangat cepat hingga pria itu tidak bisa kabur lagi disana.

"K-keizo-sama" ucap Yuta.

"Sepertinya kau harus mendapatkan sedikit hukuman agar tidak nakal, Yuta-san" ucap Keizo sembari tersenyum.

"Aku adalah anak baik, keizo-sama!!!!!!!!!" Teriak Yuta menggelegar saat dia dibawa pergi dari ruangan itu.

Keiko tertawa mendengar itu, astaga lucu sekali mereka.

"Apa yang kau bicarakan dengannya" ucap Keizo sembari mendekat kearah Keiko.

"Mengobrol biasa saja, seperti biasa" ucap Keiko.

"Jangan berbohong pada ayahmu, Keiko Yamaguchi" ucap Keizo.

"Kita harus kembali, Hana eonni pasti sudah menungguku sembari memakan ramen. Aku ingin ramen" ucap Keiko lalu berjalan pergi dari sana.

Keizo menatap putrinya yang sudah pergi dari sana, dia langsung tertawa melihat itu.

"Astaga, untung dia putriku" ucap Keiko sembari terus tertawa.

Haruto tertawa mendengar itu, jika bukan Keiko mungkin Keizo akan langsung melubangi kepala orang yang bersikap seperti itu pada Keizo.

.

.

.

TBC

Soul TransferWhere stories live. Discover now