Bab 6

4.7K 499 9
                                    

Mereka mulai masuk kedalam mansion dan melihat Keizo yang sudah berdiri disana sembari menatap Keiko yang terlihat linglung disana.

Keizo menatap Hana tajam disana. Dari matanya, Keizo bertanya apa yang terjadi sampai anaknya seperti orang bingung sekarang ini. Hana hanya menggidikkan bahunya tidak tahu disana.

Tanpa bicara, Keiko langsung berjalan kearah tangga dan naik keatas. Dia harus memeriksa buku catatan Keiko dan mencaritahu tentang ibunya serta kecelakaan yang terjadi pada ibunya.

Saat dia akan membuka buku catatan itu, ada yang masuk kedalam kamarnya sekarang. Sontak dia langsung menyembunyikan buku catatan itu dan melihat siapa yang datang.

Dan itu ayahnya, Keizo.

"Ada apa" ucapnya.

"Harusnya aku yang bertanya seperti itu, ada apa denganmu? Wajahmu menjadi jelek saat bingung seperti itu" ucap Keizo.

"Bisakah kau menggunakan kata yang lebih baik dari sekarang? Kau seperti berbicara dengan temanmu dibandingkan dengan putrimu" ucap Keiko.

"Asal kau tahu saja, ucapanku belum seberapa dengan ucapanmu" ucap Keizo santai disana.

Aughh!!! Tadinya dia penasaran tapi sekarang dia jadi kesal karena ini!!!!

"Bisakah kau menceritakan tentang ibuku?" Ucap Keiko.

Keizo menatap Keiko disana.
"Kenapa kau ingin tahu itu" ucap Keizo.

"Kenapa aku tidak boleh tahu? Aku adalah anaknya dan dia adalah ibuku" ucap Keiko.

Pria itu duduk disamping Keiko.
"Ibumu begitu cantik, tidak sepertimu" ucap Keizo.

"Memangnya aku jelek?!" Ucapnya tak terima.

"Kau memang jelek" ucap Keizo.

"Jika ibuku cantik berarti kau yang jelek. Kejelekanmu menurun padaku, jadi kau yang sebenarnya jelek disini" ucap Keiko.

Savage😎

Keizo tertawa mendengar ucapan putrinya itu disana.
"Inilah yang aku rindukan darimu, mulut yang tajam" ucap Keizo.

"Aku ingat ingin bertanya sesuatu yang sangat penting dan jawab ini dengan jujur" ucap Keiko.

Keizo hanya berdehem saja disana.

"Apakah ibuku benar-benar meninggal karena kecelakaan atau yang lain?" Ucap Keiko.

Keizo menatap Keiko disana. Dan wajah Keizo terlihat begitu terkejut tapi itu langsung kembali datar setelah beberapa detik.

"Kenapa kau bertanya seperti itu?" Ucap Keizo.

"Jawab saja" ucap Keiko.

Keizo diam dan tidak menjawab disana.

"Pertanyaanmu mengorek lagi luka yang telah dipendam didalam diriku" ucap Keizo.

"Aku tahu ini menyakitkan tapi aku ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi pada ibuku. Jadi beritahu aku segalanya" ucap Keiko.

"Ibumu memang ditemukan dalam sebuah insiden kecelakaan tapi ada beberapa hal yang janggal karena ada beberapa luka yang diakibatkan bukan karena kecelakaan" ucap Keizo.

"Kenapa belum menemukan siapa yang bertanggung jawab atas insiden itu?" Ucap Keiko.

"Sudah bertahun-tahun mencoba menemukan petunjuk tapi tidak ada. Aku sudah mengerahkan banyak anak buah dan detektif yang hebat tapi jawabannya tetap sama, tidak menemukan apapun. Mungkin itu artinya memang tidak harus terungkap, dan harus menerima kenyataannya" ucap Keizo.

"Wah, kenapa seorang pemimpin Yakuza menyerah begitu saja? Kau memiliki banyak koneksi bukan? Gunakan itu dan cari tahu lagi" ucap Keiko.

"Hanya lelah bukan menyerah" ucap Keizo.

Dia melihat jika mata ayahnya itu sudah berkaca-kaca disana. Tapi sepertinya Keizo menahan air matanya agar tidak jatuh disana.

Keiko berdiri dihadapan Keizo dan memegang wajah ayahnya itu.
"Menangislah, kenapa ditahan? Kau berpura-pura kuat padahal ingin menangis seperti itu" Ucap Keiko.

"Laki-laki tidak boleh menangis" ucap Keizo.

"Kata siapa? Tidak apa-apa bagi seorang laki-laki jika ingin menangis atau bahkan mengeluh, tangisan dan rasa sakit yang dirasakan akan membuat kita lebih kuat. Dan juga, tangisan tidak selalu membuat kita terlihat lemah tapi menunjukkan jika kita memiliki perasaan" ucap Keiko.

Is that true?

"Sejak kapan kau mulai pandai merangkai kata seperti itu?" Ucap Keizo.

Dia hanya tertawa disana. Dia belajar dari kehidupan sebelumnya yang memiliki momen menangis daripada tertawa. Kenangan yang membuatnya menjadi lebih kuat.

"Setelah ini, kau akan dilatih kembali oleh paman pamanmu. Aku yakin kau lupa dengan semua pelatihan yang diberikan selama ini" ucap Keizo.

"Latihan apa?" Ucapnya bingung.

"Tentu saja bela diri, memakai senjata dan beberapa tentang klan Yamaguchi. Kau harus mempelajari itu karena kau adalah keturunan murni Yamaguchi" ucap Keizo.

Bela diri? Senjata? Dan Yamaguchi?

"Bisakah itu ditunda dulu hingga beberapa bulan kedepan? Aku rasa ini belum saatnya mempelajari itu semua disaat seperti ini" ucap Keiko.

"Aku adalah ketuanya disini. Jadi semua itu terserah pada ucapanku" ucap Keizo lalu pergi dari sana.

"Hey! Astaga, orang itu sungguh kebiasaan jika sedang berbicara main pergi begitu saja. Itu sungguh tidak sopan sekali" ucap Keiko.

Dia menghela nafasnya dan membawa buku catatannya lagi disana. Dia membuka itu dan membaca buku catatan itu dengan seksama tanpa melewatkan detail sedikitpun.

"Ini foto ibu Keiko? Astaga, ibunya sungguh cantik sekali" ucapnya saat melihat foto Keiko dan ibunya yang terselip disalah satu halaman disana.

Pantas saja Keizo selalu mengatakan jika istrinya begitu cantik, memang sangat cantik sekali!!!!

"Tentang saja, aku akan menyelesaikan ini. Hal yang belum sempat kau selesaikan akan aku selesaikan. Untukmu dan ibumu" ucapnya.

Dia harus bertemu Aiko lagi dan menanyakan perihal ini padanya, dia harus tahu dari awal agar dia bisa mengerti tentang semua ini.

.

.

.

TBC

Soul TransferTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang