Bab 23

1.7K 226 10
                                    

Keiko dan Yuta sudah di perjalanan untuk kembali ke mansion. Mereka diam selama perjalanan dan Keiko yang paling diam disana.

"Kau baik-baik saja?" Ucap Yuta.

"Ya, aku sangat baik karena tahu semuanya sekarang" ucap Keiko.

Keiko menatap kedepan dan tanpa sadar air matanya mengalir dari matanya dengan cepat.

Yuta meminggirkan mobil lagi dan membuka seatbelt miliknya dan memeluk Keiko disana.

"Kita berhasil, Keiko. Kau seharusnya tertawa, bukan menangis seperti ini" ucap Yuta.

Dia hanya diam dan terus menangis sampai jas yang dipakai Yuta jadi basah karena air matanya itu.

"Bisakah kau membawaku ke jembatan dimana aku jatuh?" Ucap Keiko.

"Untuk apa?" Ucap Yuta.

"Flashback" ucap Keiko.

"Baiklah" ucap Yuta.

Yuta melepaskan pelukan mereka dan menyeka air mata Keiko sebelum memasang seatbelt dan pergi ke jembatan itu.

Dan mereka sampai di jembatan.

Keiko turun dan berjalan kearah dimana dia dan Keiko asli duduk sebelum kejadian penembakan terjadi.

Dia duduk lagi disana dan menyandarkan punggungnya pada dinding pembatas. Yuta juga ikut duduk dan menatap jalan raya seperti Keiko disana.

"Apakah disini kau jatuh?" Ucap Yuta.

"Ya, aku jatuh dengan seorang gadis SMA yang cantik. Dia ingin bunuh diri tapi aku mencegahnya, kami duduk disini dan bercerita tentang semua masalah hidup yang kami pendam. Semuanya baik sampai ada mobil yang menembakki kami hingga jatuh. Gadis itu mati dan aku selamat" ucap Keiko.

Tidak, gadis itu masih hidup dan yang mati adalah Keiko.

Benar bukan?

"Kau ingat sekarang?" Ucap Yuta.

"Ya, aku ingat setelah paman Ito mengatakan itu. Ingatan yang tidak aku ingat langsung kembali setelah mendengar apa yang diucapkan paman Ito" ucap Keiko.

Yuta menatap Keiko yang akan menangis lagi disana. Dia langsung memegang tangan Keiko dan menarik kepala Keiko agar menyandar pada bahunya disana.

"Sekarang, kita hanya perlu kembali dan memberitahu ayahmu. Kita berhasil menemukan pelakunya dan kau ingat segalanya" ucap Yuta.

Keiko terkekeh.

"Itu semua berkat bantuanmu. Terimakasih banyak Yuta-san" ucap Keiko.

"Bayar aku" ucap Yuta.

Keiko menatap Yuta disana.

"Bayar? Kau ingin berapa? Aku bisa memberimu berapapun" ucap Keiko.

Yuta menggelengkan kepalanya. Dia duduk tegap dan menatap Keiko yang sedang menatapnya dengan tatapan bingung dan penasaran disana.

"Bayar aku dengan menikah. Jadi, Menikahlah denganku" ucap Yuta.

"Apa?" Ucap Keiko.

"Menikah denganku, Keiko" ucap Yuta.

"Kau menyuruhku membayar dengan menikah denganmu?" Ucap Keiko sembari tertawa.

"Membayar sekaligus melamarmu" ucap Yuta.

Keiko menatap Yuta yang sedang tersenyum padanya sekarang. Kenapa pembicaraan ini terdengar sangat serius dan sepertinya Yuta bersungguh-sungguh sekarang?

"Kau tidak bercanda?" Ucap Keiko.

"Tentu saja tidak, aku ingin kau menikah denganku" ucap Yuta.

"Kau pasti bercanda" ucap Keiko sembari tertawa canggung.

Entah kenapa dia senang mendengar itu?

Yuta menggelengkan kepalanya dan memegang tangan Keiko dengan lembut disana. Dia mengusap dan mencium punggung tangan Keiko.

"Aku mencintaimu, Keiko. Jadi, ayo menikah" ucap Yuta.

Ah, benar. Yuta tidak main-main sekarang.

Keiko berdehem disana.

"Baiklah, ayo menikah" ucap Keiko.

Yuta menatap Keiko dengan senyuman yang sangat lebar disana. Dia langsung memeluk Keiko dengan cepat dan tertawa karena senang.

"Aku senang sekali mendengar itu" ucap Yuta.

Keiko hanya tersenyum lalu memeluk Yuta balik disana. Memang dia juga mencintai Yuta tapi memendamnya karena takut membuat hubungan mereka menjadi canggung.

Yuta melepaskan pelukan mereka dan menatap wajah Keiko. Dia tersenyum lagi dan memegang wajah Keiko disana.

"Terimakasih" ucap Yuta.

"Seharusnya aku yang berkata itu, Terimakasih sudah mau mencintaiku" ucap Keiko.

Yuta menutup wajahnya disana.

"Kenapa kau berkata seperti itu? Kau membuatku meleleh" ucap Yuta.

Keiko tertawa dan menarik kerah baju Yuta lalu menempelkan bibirnya dengan bibir Yuta disana.

Setelah beberapa saat, mereka melepaskan ciuman itu dan saling menatap satu sama lain disana.

"Kita pulang sekarang. Untuk memberitahu ayah tentang ini" ucap Keiko.

"Tidak, kita selesaikan dulu apa yang sudah kita kejar selama ini" ucap Yuta.

Yuta berdiri dan mengulurkan tangannya pada Keiko. Keiko tertawa dan memegang tangan Yuta lalu berdiri.

Mereka masuk lagi kedalam mobil dan mereka kembali ke mansion dengan cepat.

Sepanjang perjalanan, mereka tak henti-hentinya tersenyum dan mencuri-curi pandang satu sama lain.

Saat sampai, Keiko menghela nafasnya sebelum turun dari mobil. Dia harus menuntaskan semua ini. Ini harus selesai sekarang dan selamanya.

Keiko masuk kedalam bersama Yuta.

Saat masuk ruang utama, dia melihat Keizo yang sedang duduk sembari keluar beberapa berkas bersama Haruto disana.

"Keiko? Darimana saja kau? Kau tidak menjawab telpon dan pesan dari ayah" ucap Keizo marah.

"Sebentar dad, aku akan menjelaskan semuanya padamu nanti" ucap Keiko.

Keiko celingak-celinguk mencari seseorang disana.

"Siapa yang kau cari?" Ucap Keizo.

"Diaman Hana eonni?" Ucap Keiko.

"Dia ada didalam kamarnya. Ada apa?" Ucap Keizo.

"Eonni!! Kemarilah!!" Panggil Keiko.

Tak berselang lama, Hana turun dan berjalan mendekat kearah Keiko dengan pakaian yang sepertinya akan pergi.

"Keiko? Ada apa?" Ucap Hana.

Keiko tersenyum kearah Hana. Lalu secara tiba-tiba, wajah yang tadinya tersenyum cantik langsung berubah menjadi datar dan dingin disana.

Dengan cepat dia mengambil pistol yang dibawa Yuta di pinggangnya dan menembak paha Hana disana.

Keizo dan semua orang langsung berdiri melihat itu.

"Apa yang kau lakukan!!" Teriak Hana sembari memegang pahanya yang sudah berdarah itu.

"Uragirimono (Pengkhianat)" ucap Keiko dingin.

.

.

.

TBC

Soul Transferحيث تعيش القصص. اكتشف الآن