5 - Markas Phoenix

715 146 186
                                    

Sebulan telah berlalu, dan Winona telah selesai menjalani hukuman dari ayahnya dan sekaligus mengakhiri masa liburannya di Dubai. Rencananya, hari ini dia akan kembali ke Inggris dan melanjutkan studynya.

"Kau sudah pastikan tidak ada yang tertinggal?" tanya Violetta.

"Tidak ada, semua sudah masuk ke dalam koper."

"Kau yakin?" Matteo memastikannya sekali lagi.

"Yakin, tapi kenapa Papi sampai harus ikut terbang ke London? Apa Papi sudah mulai terobsesi pada keselamatan putrinya sendiri?" sindir Winona.

Matteo yang hendak menyuapkan sarapannya mendadak urung, dan menatap ke arah Winona.

"Jika iya apa kau merasa keberatan?"

Winona tidak menjawab dan melanjutkan sarapannya.

"Papi ada pertemuan dengan klub sepak bola Phoenix. Sebagai pemilik baru, Papi harus memperkenalkan diri dan menyampaikan visi dan misi."

Winona mengangguk. "Lalu kenapa Mami tidak ikut?"

"Ada rapat bersama dewan direksi, jadi Mami harus tetap di sini."

"Setahuku klub sepak bola selalu dikelilingi model-model cantik," ujar Winona dengan santai.

Matteo langsung tersedak, dan segera mengambil minumnya. Sedangkan Violetta hanya tersenyum mendengarnya.

"Mami tahu, dan jika ayahmu tergoda Mami tak akan ambil pusing. Tinggal berpisah saja, gampang."

Matteo langsung berdeham. "Oh iya, bagaimana soal magang? Kau sudah mendapatkan tempatnya?" tanya Matteo mengalihkan pembicaraan.

"Sudah di Jr. Corp, keren bukan?" Winona begitu bangga, sedangkan Matteo kembali tersedak dengan makanannya.

Violetta tak bisa menahan tawanya.

"Kau, kau sengaja mendaftar ke sana? Apa kau tidak tahu jika ada banyak perusahaan di Inggris?" Matteo memekik kesal.

"Aku tahu, tapi kantor pusat Jr. Corp yang paling bergengsi. Hampir semua temanku mendaftarkan diri ke sana dan hanya 2 orang yang lolos sampai ke tahap wawancara. Salah satunya adalah aku."

Winona mendapatkan tatapan tajam dari Matteo.

"Oh iya aku dengar CEO Jr. Corp, Jayden Julian masih melajang di usia 38 tahun. Jadi apa Mami bisa membantuku--"

"Tidak! Jangan berharap ada kisah cinta CEO dan anak magang, lalu muncul istilah sugar daddy dan lain-lainnya seperti novel romance yang selalu kau baca itu!" sela Matteo kesal.

Winona terkejut mendengarnya. "Papi menggeledah rak buku di kamarku? Tap--"

"Pokoknya fokus saja bekerja, dan jangan harap kau bisa hidup seperti Cinderela yang menemukan pangerannya. Atau sejenis cerita disney lainnya yang tak masuk akal di kepalaku," sela Matteo lagi.

Winona mencebik kesal, ayahnya memang luar biasa menyebalkan. Lantas dia tidak menghabiskan sarapannya, karena sudah terlanjur tak napsu makan.

----

"Aku pergi dulu, paling lama hanya tiga hari," ucap Matteo yang tak mau melepas pelukannya dari Violetta.

"Baiklah, semoga urusan di Phoenix bisa terkendali, dan tentunya harus mendatangkan keuntungan. Karena jika tidak, aku akan mematahkan tanganmu jika musim ini mereka tak mendapatkan trofi kemenangan."

Matteo lantas dengan canggung melepas pelukan dari Violetta. Dia bahkan tak bisa berjanji karena logaritma manusia berbeda dengan indeks saham. Sulit ditebak, meski bisa sedikit diprediksi.

Falling In Love With Prince Of WalingtonWhere stories live. Discover now