27 - Gengsi

989 79 10
                                    

Dean ditemani Ivana duduk satu meja bersama Habib Husein Al Kashif beserta putranya Mustafa. Dean menatap iba melihat Mustafa yang wajahnya sudah babak belur hasil perbuatan putranya. Dean tidak terkejut, ini tidak jauh lebih parah dari yang sudah-sudah.

"Anakku kehilangan empat giginya, rahangnya patah dan tulang belakangnya retak. Aku tidak percaya akan ada orang yang sekejam itu kepada putraku, dan itu hanya karena masalah sepele," ujar Husein menahan kesal.

"Sepele menurutmu bukan berarti sepele menurut orang lain. Bahkan yang kau anggap sepele adalah putri dari Matteo Faragos, investor penting di perusahaanmu, bukan begitu?"

Husein menutup mulutnya, dan Mustafa meringis di sebelahnya.

"Aku datang kemari ingin meminta maaf atas apa yang sudah terjadi. Hal sepele yang kau sebutkan tadi seharusnya tak perlu kau bawa sampai ke kantor polisi. Atau mungkin kau sengaja, karena mendengar desas-desus soal hubungan Walington dengan pihak pemerintah sini?"

"Apa kau pikir aku tak punya pekerjaan lain selain mengurusi masalah orang lain?"

Dean mendengus dengan seringai khasnya.

"Tapi sejauh apa hubungan Walington dengan Faragos? Setahuku tak ada pebisnis yang memiliki hubungan erat seperti ini."

"Tuan, Matteo Faragos adalah pemilik Phoenix di mana Earl bermain," sergah Ivana.

Husein menatap dengan penuh penasaran, dia tahu bahwa hubungan kedua orang itu pasti jauh lebih dari itu.

"Katakan berapa banyak yang kau minta, aku tidak ingin berbasa-basi," ujar Dean seraya melipat tangannya di dada. Dia sama sekali tidak terintimidasi padahal di sini posisinya dia berada di pihak yang salah.

"Apa kau sudah bicara dengan Matteo?"

Dean mengernyitkan dahinya.

"Matteo memintaku untuk meminta Yacht padamu, lalu seingatku Walington tengah mengeluarkan Yacht dengan spesifikasi terbaru."

Dean lantas tertawa, tawanya membuat semua orang yang berada di meja terheran-heran. Apa yang lucu?

"Apa kau tidak tahu? Mengapa kau meminta Yacht padaku? Aku bahkan tidak bekerja untuk Walington."

Husein mencebik kesal. "Ya aku tahu, tapi kau memiliki saham di sana!"

"Tidak sebesar itu. Aku ini hanya pemilik restoran, apa kau tidak tahu itu?"

Husein semakin kesal dan meremas serbet meja.

"Baiklah begini saja, hubungi Matteo dan minta dia belikan Yacht itu untukmu!"

"Yak! Kau tak bisa lepas tangan begitu!" sergah Husein tak terima.

"Dia akan membelikannya untukmu. Dan sebagai bayaran dariku, keluargamu aku beri voucher gratis makan di semua cabang Rosemary sampai akhir tahun ini." Dean lantas berdiri, lalu dia melirik ke arah Ivana yang mengangguk paham dengan kode yang Dean berikan.

"Dean Walington, voucher makan itu tidak sebanding dengan luka yang anakku terima!" Hesein berdiri sambil menggebrak meja.

"Husein!" pekik Dean kesal. "Bagiku, luka itu sepele. Kau beruntung karena putraku tak mengantarkan putramu dalam kondisi koma."

"Sialan!"

Husein siap menerjangnya, tapi sebelum itu terjadi Dean sudah menarik kerah kemeja Husein dan menatapnya dengan tatapan dinginnya.

"Jangan bertingkah!" ancamnya dengan suara rendah. Kemudian Dean melirik ke arah Mustafa yang hanya bisa diam ketakutan. "Tolong jangan usik putraku lagi, khawatirkan nyawamu Nak!" Dean lantas mendorong Husein, kemudian dia berlalu pergi begitu saja dari ruangan itu.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 29, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Falling In Love With Prince Of WalingtonWhere stories live. Discover now