"bahkan karma itu, karma it's real, mati kan jadinya"ujar Gilsha
"Sha!"tegur Vero
Gilsha terkekeh"biasalah, kesenangan denger kabar gembira" ujar wanita itu
Vero geleng-geleng mendengar itu, bukannya kabar duka tapi malah menjadi kabar bahagia"jdi, itu lonthea di kuburinnya pake kain kafan warna apa? Kayaknya Bagus deh kalo wana merah lonte gitu" ujar Gilsha
Claire menghela nafasnya"bisa diem gak si sha?" Tanya Claire malas
Gilsha yg tadinya tertawa kini diam"ya maaf, gue kesenangan denger si sheinjing mati" ujar wanita itu
"Udah-udah, mau ngelayat?" Tanya Eric
Arvin menatap Claire yg sedari tadi diam"gak punya banyak waktu, besok Claire pergi. Gue mau seharian sama dia" ujar arvin
"Lagipula gak penting banget ngelayat pelakor, kita jalan aja yuk mas" ajak Gilsha
"Kemana?"tanya Gilsha
"Beach " Vero tersenyum lalu mengangguk
"Kita pergi dulu ya, bye" pamit Gilsha
Setelah Gilsha dan Vero pergi, mereka saling tatap "udah saling cinta?" Tanya vio
Mereka menggelengkan kepalanya"gatau"
***
"Your happy?" Gilsha Mengangguk
"Emm, sha" panggil Vero
Gilsha menatap Vero heran"What is it?"
Pria itu membelai rambut gilsha"kamu udah ada rasa ke saya?" Gilsha terdiam lalu menundukkan kepalanya
"Saya paham, tenang aja" ujar Vero
Saat Vero hendak membalikan badannya, gilsha memeluk Vero dari belakang"i love you" ucapnya pelan
Deg
Vero menatap gilsha tak percaya"kamu gak bohong kan?"tanya Vero yg mendapat gelengan dari gilsha
"Aku gak nyangka mas, ternyata nikah sama kamu bisa sembuhin luka lama aku" ujar Gilsha
"Sejak kapan?"
"Eummm w-waktu ngelakuin i-itu" ujarnya ragu
Vero terkekeh"saya juga mulai mencintai kamu, dan maaf saya gak romantis seperti threebu" ujarnya
