❏ Karaoke Day with KSM!

168 22 0
                                    

Pulang sekolah tiba. Ayuka membuka ponselnya lalu mengetikkan kalimat yang kemudian dikirim ke grup KSM.

KSM (4 anggota)

Ayuka : Guys, kalian pergi ke parkiran duluan aja ya ntar gue nyusul

Charlin : MAU KEMANA LO? BOKER DULU?

Savira : Capslok lo jebol banget, Lin

Charlin : Mff kack

Zudith : Ayuka ada urusan guys nanti gue ceritain. mending kalian turun dululah ke parkiran. Gue mau nemenin Ayuka soalnya

Savira : Oh gitu, oke deh Zu, gue mau nyamperin si heboh Charlin dulu.
Savira : Lin lo stay di kelas, kita bareng ke parkirannya @ Charlin

Charlin : OK

"Yaudah ayo samperin! MIPA 2, kan?" Tanya Zudith memastikan lagi. Ayuka hanya mengangguk sambil mereka menulusuri koridor mencari kelas MIPA dua. "Itu yang namanya Sean? Buset tinggi juga," komentar Zudith.

Ayuka membenarkan pernyataan Zudith. Mereka langsung berlari menghampiri Sean sebelum cowok itu melangkah lebih jauh untuk menuruni tangga.

Sean menghentikan langkahnya ketika ada dua gadis berhenti tepat di sampingnya ini. Ia menatap mereka dengan penuh tanda tanya. Lantas ia melepas airpods yang menyumbat di kedua lubang telinganya. "Nyamperin gue?" Tanya Sean.

"Nggak, nyamperin tugu di belakang lo noh! Jelas nyamperin lo juga pake nanya," cerocos Zudith. Memang Zudith ini kalau berurusan dengan laki-laki jiwa sangarnya langsung keluar. Soalnya dulu ia pernah dilabrak karena terlalu lemah gemulai sama cowok katanya. Padahal waktu itu ia hanya belum menunjukkan jati dirinya yang sebenarnya. Masih jaim soalnya baru masuk kelas sepuluh.

Sean kebingungan melihat kelakuan buas Zudith seperti orang yang ingin menagih hutang. "Tapi gue enggak pernah utang sama anak kelas lain deh," tukas Sean to the point.

Sebelum Zudith menyemburkan api kemurkaannya lagi kepada cowok di hadapannya ini, dengan cepat Ayuka membungkam mulut sahabatnya itu lalu kemudian menariknya menjauhi Sean. Ia lantas maju untuk berbicara dengan Sean. "Bukannya lo tadi nyariin gue?" Tanyanya. "Kata anak kelas gue, sih," ia menambahi.

"Ah, iya, bener! Lo Ayuka Alien? Iya bukan, sih?" Tanya Sean mengingat nama gadis di depannya saat ini. Zudith menahan tawanya di sana karena nama temannya itu dipelesetkan---atau entah Sean memang tidak tahu?

Ayuka memutar bola matanya kesal, ia sudah biasa dengan pelesetan nama panjangnya itu namun tetap saja ia merasa kesal. "Ayuka Aileena, a-yu-ka a-i-li-na," benahnya sambil mengeja supaya cowok didepannya ini tak salah lagi. Lalu ia mengkode Sean agar melanjutkan perkataannya.

"Iya-iya intinya itu. Gue nyariin lo, mau minta nomor WhatsApp. Boleh?" Izinnya.

"Buat?"

"Buat ditempelin contact person di iklannya tukang sedot WC sih," sarkas Sean. "Ya buat gua chat, lah. Nomor lo baru, kan? Terus lo juga enggak gabung grup panitia kelulusan, kan? Nah, gue mau masukin lo kesitu," jelas laki-laki itu.

"Oh."

"Oh doang? Mana nomornya?"

Ayuka menyodorkan HP-nya, ia menyuruh Sean men-scan barcode WhatsApp tersebut. "Oke ntar gue chat. See you, hehehe." Sean menuruni tangga menjauhi dua gadis yang masih berdiri tegak tersebut.

"Hati-hati tindak permodusan," komen Zudith kepada Ayuka. Ayuka hanya mengedikkan bahu. Lantas mereka berdua berjalan kembali ke parkiran.

Mereka ke parkiran melewati lapangan. Terlihat di sana ada Shakiel yang masih berlari sampai bercucuran keringat. Entah sudah berapa putaran, tapi tadi ia diharuskan berkeliling lapangan yang luas ini sebanyak 5 kali karena ia melakukan 5 kali pelanggaran. "Kasihannya, apa gue beliin dia minuman aja, ya?" Ucap Zudith yang merasa simpati melihat Shakiel.

Ayuka mengernyitkan dahinya. "Lo lihat enggak di pinggiran itu tuh," Ayuka menunjuk pada jajaran cewek yang menyemangati Shakiel sambil membawakan sapu tangan dan minuman.

Cukup membuat Zudith tersadar bahwa cowok kelasnya yang bernama Shakiel Kavindra itu ternyata sangat populer, bahkan dikalangan adik kelas. Kalau menurut Zudith, cowok ganteng yang sudah menjadi sekelas, kegantengannya akan berkurang.

"Peduli amat. Suka lo?" Tebak Ayuka.

"Dih, Enggak! Cuma kasihan doang. Kan dia enter wind, tuh. Gue sebagai warga Indonesia cuman berusaha mengimplementasikan sila kedua pancasila!" Elak Zudith.

"Gue curiga, lo ngecrush-in Kiel setelah menerima kenyataan pahit kalau Kak Haikal pacaran sama Kak Zea."

"A-apaan sih! Enggak jelas. Udahlah ayo kita ke parkiran."

---

"GUYS! KITA MAU NYANYI LAGU APA??!" Tanya Charlin dengan hebohnya setelah mereka sampai di salah satu ruang karaoke. "Antifragile aja gimana?" Ia meminta tanggapan teman-temannya.

"Lagunya yang gimana, tuh?" Tanya Zudith.

"Anti-ti-ti-ti fragile~" Ayuka bernyanyi sekilas sambil mempraktekkan gerakannya untuk menanggapi pertanyaan Zudith.

Charlin mengacungkan jempolnya karena ia kaget ternyata Ayuka tahu dance-nya juga dan tidak malu mempraktekkan di depan mereka. "SERATUS! Yang liriknya ada yang begini juga, lioon~" Charlin ikutan mempraktekkan gerakan lion part yang dinyanyikan oleh Eunchae Le Sserafim.

Zudith mengangguk karena ternyata tahu lagu itu hanya saja tidak tahu judulnya. "Yaudah, puterin itu aja, Lin," ucap Savira.

"Habis itu gue mau request lagu One Piece yang We Are dong, Lin," ucap Ayuka.

"Dasar wibu!" Ejek Charlin, Zudith, Savira secara bersamaan. Yang diejek hanya mengerucutkan bibirnya sebal.

Mereka sangat bersenang-senang sambil bernyanyi bersama. Berteriak sesuka hati walaupun suaranya tidak pantas didengar. Yah, yang penting mereka bisa melepaskan semua rasa penat katanya. Saling melemparkan tawa karena tingkah-tingkah yang mereka lakukan, juga berbagi cerita karena sudah lama mereka tidak ngumpul bareng.

Sampai tidak terasa kalau hari sudah semakin gelap. Mereka ada di ruangan yang sangat tertutup, makanya tidak tahu keadaan luar jika tidak melihat jam. "Udah jam berapa ini, guys?" Tanya Savira.

"HEH KOK UDAH JAM 6, SIH." Siapa lagi kalau bukan Charlin yang tidak heboh.

Lantas mereka langsung bersiap-siap memasukkan barang-barang yang sempat tadi dikeluarkan dari tas. Lalu Zudith mengajak mereka pulang.

Mereka bergegas keluar kemudian memasuki mobil Zudith. "Lo berani pulang sendiri, Sav? Lin? Rumah kalian jauh soalnya, gue khawatir, nih," tanya Zudith ketika menyetir menuju sekolah, mengambil motor Savira dan Charlin.

"Santai, gue udah biasa kerja part time sampai jam 11 juga kok," ucap Savira menenangkan.

"Kerja apa lo?" tanya Ayuka.

"Kalian jangan mikir yang aneh-aneh! Gue kerja di Indoapril. Halal nih kerjaan gue!" Jelas Savira ngotot, takut mereka berpikiran yang tidak-tidak.

Charlin, Ayuka, dan Zudith lantas tertawa melihat raut wajah kesal Savira. Ayuka memang jagonya membalikkan mood teman-temannya. "Iya Sav Iya, halal kok enggak ada yang bilang haram juga. Gue kan cuman nanya," jawab Ayuka sambil masih terkekeh.

Setelah menempuh perjalanan yang lumayan jauh diselingi mengobrol berbagai macam hal, akhirnya mereka sampai juga. "Udah sampai nih guys, berani enggak kalian ngambilnya di parkiran?" Tanya Zudith kepada Savira dan Charlin.

"Eh kita ikut turun aja Zu, sekalian sholat. Udah mau jam 7, nih," ajak Ayuka.

"Bener juga, yaudah kita ke mushola dulu."

---

Hidden Gang | Enhypen Le Sserafim: Hybe [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang