❏ Discuss The Planning

75 18 2
                                    

Haikal melihat adiknya yang dibonceng cowok selain Jaffin itu langsung menghampirinya di teras rumah. "Siapa dek?" Tanya Haikal menunjuk Sean dengan dagunya setelah Ayuka turun dari motor Sean.

"Halo bang, kenalin gue temen Yuka yang paling ganteng tujuh turunan tiada henti ini hehehehe," ucap Sean sambil cengengesan dengan penuh percaya diri. Ia bersalaman dengan Haikal lalu tersenyum dengan bangga, tanpa mempedulikan Ayuka yang bergidik ngeri.

Haikal terkekeh melihat kelakuan anak muda zaman sekarang yang makin hari makin ada saja ulahnya. Karena Sean kelihatan orangnya asik dan seru--serta memang ganteng juga seperti yang ia bilang, Haikal tidak keberatan dengan ucapannya barusan.

"Mau gue tinggal masuk dulu apa lo langsung pulang aja?"

"Wah, lo ngusir gue secara halus ya bang? Karena kepekaan gue sedalam palung di lautan, oke deh gue balik ya bang! Nitip tuan putri Ayuka yang cantik jelita. Dan sebelum dikasih hati-hati, gue boleh minta kalian ngasih paru-paru aja nggak? hehehe. Garing ya? Ya nggak apa-apa sih, yang penting gue ganteng, bye."

Sean memakai helm full face nya itu lagi lalu mengklakson sebelum kemudian ia melajukan motornya menjauhi pekarangan rumah Ayuka.

"Freak banget sumpah," keluh Ayuka.

Haikal yang sejak tadi tertawa karena ulah Sean hanya bisa mengatakan; "Nggak. Dia lucu banget anjir, hahaha."

"Receh. Sama-sama freak," cibir Ayuka.

Kemudian Haikal dan Ayuka memasuki rumahnya. Lagi dan lagi, mereka hanya berdua di rumah. Ayuka langsung naik ke atas untuk membersihkan diri sekalian menyelesaikan urusannya. Jam sudah menunjukkan pukul 7.

Ayuka ingin belajar namun kelihatannya ia tidak fokus. Ia menundanya dan berjanji pada dirinya sendiri akan belajar mulai dari jam 8. Lalu ia turun menemui Haikal.

Terlihat Haikal sedang menonton netflix sambil mengemil camilan di kamarnya. "Kak, Yuka pamit mau ke rumah Jaffin, ya?" Izinnya. Haikal hanya mengangguk mengiyakan.

"Eh, bawain dasi yang kata kamu berdarah itu juga bisa kali?" Mintanya. Ayuka berdehem menanggapi.

Ayuka langsung saja bergegas ke rumah Jaffin setelah mengganti sandal. Ia memasuki gerbang yang masih belum terkunci gembok itu lalu memencet bel yang ada di depan pintu. Kirana dengan cepat membukanya. Mamanya Jaffin itu lalu menyuruh Ayuka langsung ke atas saja untuk menemui Jaffin di kamarnya.

Banyak yang ingin Ayuka bahas dengan Jaffin. Ia juga ingin menyusun rencana secara terstruktur sekarang, karena makin banyak masalah yang terjadi belakangan ini.

Ayuka sudah berada di depan pintu kamar Jaffin. Ia mengetuknya beberapa kali hingga akhirnya beberapa menit kemudian baru dibukakan oleh cowok yang kini hanya mengenakan sleeveless shirt berwarna hitam itu.

"Sorry gue ketiduran," ucapnya mengungkapkan alasan ia lama membukakan pintunya.

Ayuka hanya mengangguk.

Jaffin mempersilahkan Ayuka masuk. Sebenarnya, bukan sekali dua kali Ayuka memasuki kamar Jaffin. Kamarnya sangat luas, bahkan ini lebih dapat disebut sebagai rumah Jaffin daripada kamarnya. Semuanya ada di kamar tersebut.

Ayuka langsung menduduki sofa yang biasa ia duduki jika sedang berkunjung ke kamar Jaffin. "Jaff, kita bikin planning yuk buat nyelidikin HG? Maksud gue, rencana yang lebih terstruktur," ucapnya membuka pembicaraan.

Jaffin yang masih mengantuk dan terus menguap itu hanya menanggapi Ayuka dengan deheman. "Mending sekalian besok diskusiin sama Juno. Dia otaknya suka encer kalau masalah perencanaan," saran Jaffin.

Hidden Gang | Enhypen Le Sserafim: Hybe [✓]Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz