❏ Ending; Their Sunny Future

190 19 13
                                    

Sepuluh tahun kemudian.

SMA Dacelis benar-benar sudah rata dengan tanah. Alias, bangunan yang megah bersejarah bagi para siswanya itu sudah dihancurkan. Kini, tempat itu menjadi sebuah lapangan yang sangat luas.

Jaffin menapakkan kakinya di sini lagi setelah sepuluh tahun terakhir di hari kelulusannya. Ia langsung mengunjungi tempat ini sepulang dari Amerika.

Ia tersenyum getir melihat sekolahnya tempat mengukir kenangan itu kini sudah tiada. Bahkan namanya saja sekarang sudah tidak lagi dikenal oleh masyarakat sekitar. Benar-benar SMA Dacelis sudah hilang. Namun, kenangannya tidak. Semua kenangan itu masih bersemayam di hati terdalam Jaffin.

Seorang laki-laki yang kini berusia 27 tahun dan sudah menjadi seorang CEO muda itu berjalan-jalan lagi di sekitaran sini. Ia membawa serta kameranya, memotret setiap sudutnya sambil dalam pikirannya ia mengira-ngira bahwa tempat ini mungkin dulunya adalah koridor, toilet, kelasnya, dan lain sebagainya. Ia sedang bernostalgia.

"Hai, long time no see sob." Ada suara seseorang dari belakang yang menyapanya. Jaffin membalikkan badan. Netranya mendapati seorang laki-laki bertubuh tinggi dengan senyum ceria mengembang di bibirnya, ia adalah Sean Arsena.

"Halo, dokter muda!" Sapa Jaffin kepadanya lalu mereka berpelukan karena saling merindukan satu sama lain.

"Kirain kelamaan di Amerika jadi lupa bahasa indonesia, ternyata enggak ya hehe," canda Sean. Jaffin hanya terkekeh. Lalu mereka berdua berjalan bersama-sama menyusuri tempat yang mereka pijak ini.

Sean juga sedang mengenang masa-masa indahnya di masa SMA. Masa-masa ia dipertemukan oleh seorang gadis cantik yang menjadi cinta pandang pertamanya, yaitu Ayuka Aileena. Namun kini, mereka tak lagi bersama. Kisahnya sekarang hanya tinggal kenangan.

Sean tak pernah tahu apakah Ayuka memiliki perasaan yang sama ataukah tidak, namun Sean rasa Ayuka tak memiliki perasaan yang sama. Sean tak pernah tahu dan tak mungkin bisa tahu. Ayuka sudah lebih dulu pergi jauh darinya, dari mereka.

Ya, Ayuka sudah menyusul Zudith. Artinya, Ayuka sudah meninggalkan alam semesta ini tersebab penyakit yang ia derita.

Selama ini, gadis itu menyembunyikan penyakit mematikannya. Sehabis lulus SMA tepatnya, ia didiagnosis menderita kanker otak. Selama selustrum, ia telah berjuang sendirian untuk melawan penyakitnya.

Ayuka sudah bolak-balik kemoterapi sampai rambutnya rontok semua, mengonsumsi obat-obatan sampai ia jenuh, hingga pada puncaknya adalah ia kehilangan motivasi hidup.

Seorang gadis yang penuh keberanian dan selalu optimis itu pun akhirnya menyerah juga saat tak sanggup lagi untuk melawan penyakitnya. Tuhan lebih sayang kepadanya, Tuhan menjemputnya karena Tuhan tak ingin membiarkan ia kesakitan lebih lama lagi. Perjuangan Ayuka di dunia harus berakhir. Karena memang kondisinya saat itu sudah parah. Bahkan ia sampai kehilangan penglihatannya.

Teman-temannya sama sekali tak mengetahui kabar Ayuka tentang penyakitnya. Mereka justru baru tahu itu setelah Ayuka meninggal dunia. Ayuka tak pernah menceritakan apapun tentang penyakit yang dideritanya kepada semua temannya selama ini. Yang tahu hanya Zaskia, Alca, dan Haikal karena merekalah keluarganya.

Ayuka tak mau berbagi kesedihan kepada teman-temannya. Ia ingin teman-temannya fokus melanjutkan kehidupan mereka tanpa harus mengkhawatirkan dirinya.

Hidden Gang | Enhypen Le Sserafim: Hybe [✓]Where stories live. Discover now