❏ Finally, Partly Revealed!

62 16 2
                                    

Setelah menampung semua informasi dari Nathan, Malvin pun beranjak pergi dari taman itu. Ia ingin segera pergi ke basecamp untuk mengabari yang lainnya. Walaupun badan dan kakinya masih sakit, ia paksakan saja untuk tetap mengegas motornya dengan kecepatan penuh. Supaya lebih cepat sampai, pikir Malvin.

Di jalanan yang macet ini, ia berusaha mencari sela jalan yang dapat dilewati oleh motornya. Akhirnya ia pun terbebas dari kemacetan itu. Di jalanan yang agak sepi kali ini, ia menaikkan kecepatan motornya lagi.

Karena tiba-tiba punggungnya terasa nyeri, lantas ia oleng pas di tengah jalan. Dari depan sana terdapat sebuat truk yang melaju dengan kecepatan tinggi juga. Akhirnya, Malvin terserempet untuk yang kedua kalinya lagi. Kali ini terlihat lebih parah dari yang sebelumnya.

Malvin terlempar jauh dari keberadaan motornya. Motornya pun bisa dipastikan rusak parah. Cowok itu penuh dengan darah karena goresan kulitnya pada aspal yang keras ini. Kepalanya pun terbentur keras ke aspal karena helmnya yang lepas. Hingga akhirnya, Malvin tidak sadarkan diri.

Kini Malvin berada di rumah sakit karena tadi orang-orang sekitar langsung membawanya. Pihak kepolisian pun langsung menuju TKP untuk mengambil barang-barangnya yang tertinggal seperti sepeda motor, helm, dan ponselnya. Tak lupa, pihak kepolisian langsung menghubungi beberapa kontak yang ada di ponsel Malvin supaya mendapatkan informasi jika anak itu baru saja mengalami kecelakaan dan kini sedang dibawa ke rumah sakit.

Mendengar kabar itu, Joshua yang semula sedang bermain gitar di basecamp lantas segera menuju rumah sakit tempat Malvin ditangani. Ia tidak menyangka kalau kondisi temannya itu akan separah ini. Dia dibawa di UGD, dokter masih memeriksanya jadi Joshua belum bisa memasuki ruangan tersebut.

Alhasil Joshua hanya bisa menunggu di kursi tunggu rumah sakit. Ia segera mengabari dua teman lainnya yang ternyata mereka juga sudah tahu kabar tersebut dari kepolisian. Mereka sedang menuju ke rumah sakit itu.

"Josh, gimana keadaan Malvin??" Tanya Haikal yang sangat khawatir. Ia dan Devano menghampiri Malvin dengan nafas yang terengah-engah karena berlari.

Joshua mengedikkan bahunya lemas. Muka Joshua terlihat sangat resah. "Dokternya belum keluar. Ck, sial! Ini salah gue, harusnya gue langsung nyamperin Malvin ke taman bukan malah nurutin perkataan dia buat langsung ke basecamp," sesal Joshua. Ia terlihat sangat marah pada dirinya sendiri sambil beberapa kali ia memukuli keningnya.

Devano duduk di sebelah Joshua langsung ia menenangkan anak itu dengan merangkulnya lalu menepuk-nepuk pelan bahunya. "Udah tenang aja, kita doain semoga keadaan Malvin nggak parah. Tapi by the way, emang kalian abis ngapain?" Tanya Devano yang tidak tahu menahu akan kegiatan Joshua dan Malvin sejak ia dan Haikal pergi tadi.

"Gue sama Malvin abis nyariin Nathan karena kami mau nyelidikin dia. Kita pencar nyarinya. Pas gue ke apart Nathan, dia nyari ke rumahnya. Cuman pas di jalan, dia bilang ke gue kalau abis jatoh. Terus dia istirahat di taman, kata dia keadaan dia nggak parah jadinya gue bisa langsung ke basecamp aja gitu. Terus ternyata si Nathan ada di taman yang Malvin tempati saat itu. Dia nguping pembicaraan Nathan sama pacarnya yang lagi nyeritain HG.

Gue nggak tau yang mereka bicarain karena kata Malvin, nanti dia bakal nyeritain semuanya di basecamp. Terus Malvin bilang ke gue kalau dia otw ke basecamp tuh. Eh, jadinya malah kayak gini, dia jatoh mungkin karena badannya yang masih sakit karena kecelakaan pertamanya," jelas Joshua panjang lebar.

Haikal dan Devano mengangguk paham mendengar cerita Joshua. Akhirnya mereka terdiam untuk beberapa waktu sambil merapalkan harapan agar keadaan Malvin tidak parah.

Tak lama kemudian akhirnya dokter dan perawat keluar dari ruangan Malvin. Dengan sigap ketiga pemuda itu langsung berdiri dan menghampiri dokternya sambil bertanya; "Gimana keadaan teman saya, dok?" Seperti itu.

Hidden Gang | Enhypen Le Sserafim: Hybe [✓]Where stories live. Discover now