❏ HG's Information!

90 15 0
                                    

Setelah selesai makan, mereka bertiga---Jaffin, Ayuka, dan Shakiel, melanjutkan mengobrol, sambil menonton netflix tentunya. "Pas lo lihat anggota HG disiksa di gudang, lo ngenalin muka atau suara mereka nggak?" Tanya Ayuka pada Shakiel.

Shakiel menggelengkan kepalanya. "Walaupun mereka ada di tempat tertutup, tapi mereka tetep tampil misterius. Gue nggak ngenalin mereka, wajah mereka ketutup topeng. Suara mereka menurut gue juga asing."

"Emang susah kalau mau tau HG, tuh. Dan itu yang bikin gue tertantang," komen Jaffin.

"Lo yakin Jaff mau terus nyari tau mereka?" Jaffin mengangguk mantap. Tak ada keraguan di raut wajahnya. "Buat apa, sih? Kayaknya nggak penting-penting amat, dah. Lagian kita juga udah mau lulus. Harusnya fokus aja nggak sih sama cita-cita kita?" Ucap Shakiel.

"Ya karena ini pilihan gue," Jawabnya. "Masalah cita-cita, menurut gue ini nggak ngeganggu sama sekali kok."

"Oke, gue tau lo tuh orangnya kalau udah pengen A ya A, susah buat nerima B. Tapi, buat apa?" Tanya Shakiel. Entah kenapa ini seperti deja vu bagi Ayuka, karena ini mirip seperti obrolannya dengan Haikal, kakaknya.

"Buat ketenangan jiwa," jawabnya santai.

"Serius anjir." Kesal Shakiel.

"Ya gue juga serius." Jaffin membenarkan posisi duduknya lalu lanjut bersuara, "gini, kalau misal motor kesayangan lo itu dicuri orang, lo bakalan nyariin motor itu apa ngebiarin aja?"

"Gue lebih milih nggak mau motor gue dicuri sih," jawab Shakiel tanpa memilih salah satu opsi yang Jaffin buat.

"Misal cokk misal.." Yah, asal kalian tahu, kesabaran Jaffin memang setipis tisu dibagi dua belas.

"Yaudah cari."

"Repot amat, mending beli," komen Ayuka.

"Banyak kenangannya, lo mah nggak tau aja kalau jok belakang motor gue pernah didudukin cewe tercantik se-SMA Dacelis," sombong Shakiel.

"Gue? Tapi gue belum pernah naik motor lo."

"Ya berarti bukan lo, PD banget."

Jaffin menepuk jidatnya kemudian mengusap mukanya kasar. Jika bisa, ia ingin berteriak saat ini melampiaskan kemarahannya. "Bukan ini ya anjing yang mau gue bahas!" Sontak Shakiel memperhatikan Jaffin lagi, sedangkan Ayuka memutar bola matanya sebal lalu balik ke kegiatan awal yaitu menonton netflix. "Lanjutin yang tadi cepet, gue udah nyiapin perumpamaan ini."

"Iyaa, bakalan gue cari tuh motor. Terus kenapa, hah?" Tanya Shakiel pasrah.

"Nah, itu! Gue juga berambisi nyari tau karena rasanya mereka tuh dah bertindak jauh, nyuri hal-hal yang sangat penting buat orang lain, contohnya ketenangan dan kebahagiaan. Intinya, gue mau keamanan bagi semua orang. Kasus-kasus pembunuhan gitu nggak bisa dianggep sepele."

Shakiel mangangguk, kini ia paham alasan Jaffin selalu semangat mengorek informasi mengenai HG. Shakiel tahu, Jaffin memang memiliki jiwa sosial yang tinggi, ia suka membantu orang lain.

"Kalau kita mau laporin mereka ke polisi juga butuh bukti yang kuat, kan? Nah ini gue bermaksud ngumpulin bukti biar mereka bisa ditindak kepolisian," tambah Jaffin.

"Mantap lo, Jaff."

"Lo mau ikutan?" Tanya Jaffin kepada Shakiel.

Shakiel menggeleng cepat. "Masalah gue udah banyak, jadi nggak dulu deh. Lo semangat aja nyari tau tentang mereka, semoga dapet titik terang." Kini Shakiel beralih menatap Ayuka yang sedang fokus melihat netflix. "Kalau alesan lo nyari tau HG apaan, Ka? Nggak mungkin kan cuman karena lo ikut-ikutan temen lo ini?" Tanyanya.

Hidden Gang | Enhypen Le Sserafim: Hybe [✓]Where stories live. Discover now