❏ Curious About The HG

140 20 0
                                    

Setelah selesai sholat maghrib, mereka berempat berjalan lagi menuju parkiran. "Eh kalian jalan dulu aja deh, gue mau ke toilet bentar," pamit Ayuka.

"Toilet mushola kan ada," ucap Zudith.

Ayuka menggelengkan kepalanya. "Mau ke toilet deket gudang bentar. Kalian ke parkiran duluan aja ntar gue nyusul."

"Yakin lo berani sendirian?" Tanya Charlin.

"Aman. Lagian di lantai atas masih rame tuh ada anak-anak osis lagi pada rapat," jawab Ayuka meyakinkan teman-temannya. Ketiga temannya itu mengangguk. Mereka langsung berjalan ke parkiran tanpa Ayuka.

Ayuka berjalan beda arah dari mereka. Sebenarnya, mumpung masih di sekolah, Ayuka ingin menelisik tentang keingintahuannya mengenai bercak darah di gudang dan darah yang ada di dasi itu. Hal itu sangat mengganggu Ayuka. Terlebih lagi karena ia mendapatkan telefon dari nomor tidak dikenal.

Ayuka kini sudah sampai di depan gudang. Suasana gelapnya malam membuat gudang itu terasa sangat menyeramkan. Pasalnya, hanya di depan gudang sajalah yang tidak ada penerangan. Tempat itu pun terletak paling ujung di lantai dasar.

"Yah, dikunci." Ayuka kecewa lantaran gudangnya terkunci. "Ya udah deh, besok lagi aja," monolognya. Ayuka lantas membalikkan badannya. Ia terlonjak kaget karena dibelakangnya ternyata ada seorang laki-laki tertubuh tinggi dan kekar. Sontak Ayuka memundurkan langkahnya. "Ck." Ayuka berdecak setelah mengenali wajah laki-laki tersebut.

"Ngapain lo di sini? Sendirian lagi." Tanya Shakiel.

Iya, ternyata ia adalah Shakiel yang tadi dihukum keliling lapangan. Cowok dengan kulit putih yang membuatnya terlihat glow in the dark itu. Sampai awalnya Ayuka mengira dia adalah pocong. "Lo sendiri ngapain, ha?" Ayuka malah bertanya balik.

"Orang nanya malah balik nanya, gue osis."

"Bukannya kelas 12 udah turun jabatan?"

"Iya sih, tapi gue pengen ikutan rapat aja. Soalnya tadi kecapekan abis lari mana gue masih masuk angin, males pulang jadinya," curhat Shakiel. Ayuka hanya mengangguk paham. "Balik ke pertanyaan awal, lo ngapain?" Tanya Shakiel lagi.

"Abis dari toilet."

"Dari tadi lo masih di sekolah apa gimana?"

"Nanya mulu lo kek Dora," sergah Ayuka. Shakiel lupa. Ia sedang berhadapan dengan singa garang ketua kelasnya.

Tiba-tiba ada seorang laki-laki datang dari koridor menemui Shakiel. Tidak lain tidak bukan, ia adalah sahabat karib Shakiel sekaligus teman sedari kecilnya Ayuka, yaitu Jaffin Arlando. "Gue cariin kemana-mana taunya disini lo, El." Jaffin menepuk bahu sahabatnya itu.

Lalu ia menatap Ayuka didepannya yang sedang melipat kedua tangannya didepan dada. "Ngapain lo? Bukannya tadi karaokean terus mau dianterin Zudith? Lo ditinggal di pinggir jalan, ya?" Jaffin mengejeknya sambil terkekeh.

"Yahaha kasihan." Shakiel ikut menimpali.

"Biasalah alien kan aktifnya di malem hari jadi mungkin diturunin sendirian di jalan biar mangkal sama temen aliennya yang lain," ejek Jaffin lagi yang sok-sokan berbicara dengan Shakiel.

"Ish!" Ayuka langsung pergi meninggalkan dua cowok yang masih menertawakannya itu.

Fyi, Jaffin dan Shakiel adalah mantan ketua dan wakil ketua osis. Karena sudah kelas 12, mereka sudah turun jabatan. Tapi, mereka masih bebas ikutan rapat ataupun kegiatan selagi tidak mengganggu belajarnya.

"Ngapain sih lo, Ka?! Lama banget! Boker ya??" Rentetan pertanyaan Charlin itu hanya dibalas decakan sebal oleh Ayuka. "Udah ah karena Yuka udah disini, gue sama Savira pamit undur diri, bye!"

"Iya hati-hati, Sav, Lin," ucap Zudith yang sejak tadi berdiri bersandaran di samping mobilnya. Kini pandangan Zudith teralih ke Ayuka. "Ayo masuk, Ka." Mereka pun memasuki mobil dan Zudith mulai melajukan mobil pajeronya itu.

"Gue tadi ribut dulu sama Shakiel sama Jaffin juga, makanya lama," ucap Ayuka secara langsung menjelaskan kepada Zudith tanpa dimintai terlebih dahulu.

"Shakiel ngapain masih disini?"

"Shakiel doang nih? Kan Jaffin juga masih disini," celetuk Ayuka menggoda sahabatnya itu.

Zudith mengerucutkan bibirnya. "I-iyaa, maksud gue mereka berdua ngapain masih di sekolah. Puas lo!" Ayuka tertawa karena kesalahtingkahan Zudith.

"Enggak jelas sih mereka malah ikutan rapat osis bareng adek kelas. Kalau kata gue sih mereka cuman mau ngincer adek kelas yang bening aja, enggak pure mau ikutan rapatnya."

"Haha, iya ya mereka kan populer dikalangan adek kelas. Tebar pesona terus kerjaannya!" Kekesalan Zudith membuat gadis itu melajukan mobilnya dengan kencang secara tidak sadar.

"Zu! Santai! Gue masih belum siap ketemu sama Allah!" Ayuka memohon kepada Zudith untuk memelankan mobilnya.

"Eh, maaf maaf."

"Lagian kenapa lo kesel coba? Jujur aja deh sama gue Zu, lo lagi deket sama Shakiel, kan?" Tanya Ayuka menginterogasi.

Zudith menganggukkan kepalanya dengan ragu. "Sebenernya dia duluan sih yang nge-chat gue. Dia minta gue ngajarin tugas kimia waktu itu. Karena susah kalau jelasin lewat chat akhirnya dia minta VC. Dan ya udah deh, keterusan aja sampe sekarang," jelas Zudith mencoba terbuka dengan Ayuka karena sudah ketawan juga.

Ayuka mengangguk pelan. Akhirnya setelah tertolak oleh kakak kandungnya sendiri, sahabatnya itu sudah menjalani masa pendekatan dengan teman sekelasnya.

"Wow, nggak nyangka gue kalau kalian bener-bener jadian, bakalan kayak apa ya Zudith yang emosian disatuin sama Kiel yang ngeselin?"

"Nggak usah dibayangin, deh. Dia tuh kayak gerai mixue, cabangnya banyak. Apalagi orangnya hitz gitu pasti banyak yang naksir juga. Jadi, gue enggak mau bersekspektasi tinggi juga, sih." Ayuka mengacungkan kedua jempol tangannya untuk Zudith.

---

"Darimana aja kamu, dek? Jam segini baru balik. Kamu tuh cewek jangan keluyuran sampai enggak kenal waktu gini dong." Baru saja Ayuka memasuki rumah, ia sudah mendapat ceramah dari Haikal Satria, sang kakak sekaligus anak sulung bunda Zaskia yang sekarang berperan ganda menjadi tulang punggung keluarga juga. "Ditelfon enggak aktif lagi," tambahnya.

Ayuka menampilkan muka memelas berharap kakaknya itu mendengar penjelasannya. "Yuka diajak Savira karaokean, kak. Maaf karena HP Yuka tadi lowbatt, tapi Yuka tadi udah pamit ke bunda kok!" Jelas Ayuka.

"Ya udah, sana cepet mandi terus belajar. Inget, kamu udah kelas dua belas."

Ayuka melakukan gerakan hormat lalu melewati kakaknya dan pergi menuju kamarnya di lantai dua. Setelah selesai dengan segala urusannya, Ayuka turun menemui keluarganya. Kalau sudah jam segini mereka selalu kumpul bareng di ruang tengah sambil menonton TV. Walaupun pada akhirnya televisinya lah yang menonton kegiatan mereka.

Ayuka duduk dekat Haikal yang sedang fokus main game di HP-nya. "Kak Haikal, aku mau nanya sesuatu deh."

Sambil tetap memainkan game mobile legend-nya Haikal menjawab, "Hm?"

"Kan kakak alumni SMA Decelis ya, aku mau nanya soal dulu pas kakak masih sekolah ada kasus pembunuhan atau apa gitu enggak sih, kak?"

Haikal kaget. Ia membiarkan game-nya begitu saja padahal tadinya ia sedang menyerang turret lawan. Lalu ia meng-close dan berakhirlah AFK. "Kenapa kamu nanya gitu?" Kini Haikal melihat adiknya lamat-lamat. Ada kekhawatiran di hati Haikal karena adiknya bertanya seperti itu. Pada akhirnya, Haikal menceritakan semuanya kepada adiknya.


---

Hidden Gang | Enhypen Le Sserafim: Hybe [✓]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora