❏ He Is Very Suspicious!

87 15 5
                                    

Siang ini sepulang dari kampus, Haikal menemui teman-temannya di basecamp mereka. Biasanya ia kesini hanya untuk mencari ketenangan dan mengerjakan tugas kuliah, namun kali ini mereka ingin membahas lebih lanjut mengenai dasi berdarah itu.

"Josh, keluar yuk cari makan," ajak Malvin yang lapar kepada Joshua yang sedang tidur. Malvin terus menggoyang-goyangkan tubuh Joshua agar anak itu terbangun.

Joshua hanya menggeliat lalu tertidur lagi.

"Ck, kebo," gerutu Malvin. Cowok berperawakan tinggi itu lantas beralih menghampiri Devano yang sedang merokok di halaman belakang basecamp.

Haikal yang sedang memainkan PS dengan Nathan hanya bisa menggelengkan kepala melihat Malvin yang kerjaannya lapar terus.

Tiba-tiba notifikasi dari ponsel Nathan membuat HP yang semula mati itu menjadi menyala. Haikal tak sengaja membaca pengirim pesan tersebut, nama kontaknya hanya diberi emoticon love. "Lo punya cewek, Nath?" Tanya Haikal.

Nathan yang gelagapan langsung merebut HP yang semula ada di depan mereka. "H-hah? Enggak bukan, ini nyokap gue." Haikal hanya mengangguk lantas meneruskan mainnya.

"Eh, gue cabut dulu ya!"

Nathan menghentikan main PS-nya lalu ia pamit kepada Haikal. Kemudian ia pergi ke halaman belakang untuk pamitan juga kepada Malvin dan Devano yang tengah adu mulut disana, tak lupa kepada Joshua yang masih saja tertidur. Kemudian ia menyambar jaket kulit hitamnya lalu melenggang pergi menggunakan motor ninjanya.

"Kemana dia?" Tanya Joshua dalam keadaan setengah sadar.

Haikal mengedikkan bahunya.

Malvin dan Devano yang sudah selesai dengan urusannya itu pun lantas menghampiri Haikal dan Joshua di ruang utama lagi. "Baguslah kalau nggak ada Nathan, kita jadi leluasa nyelidikin kasus ini," celetuk Devano yang ditanggapi anggukan oleh tiga temannya itu.

"Eh iya dasinya kemarin dibawa lo kan, Dev? Udah lo cek tu darahnya?" Tanya Joshua yang kini bangkit dari posisi rebahannya ke posisi duduk bersandar.

Devano mengangguk. "Gue udah bisa nemuin tipe darahnya, kok. Karena gue curiga kalau itu punya siswa kelas 10 yang diberitain hilang terus ditemukan meninggal itu, gue berencana mau ngunjungin rumahnya, buat dapetin informasi," jelas Devano panjang.

"Oh? Siswa berinisial G yang sempet viral diberitain di TV itu, kan?" Tanya Malvin memastikan. Devano mengangguk.

"Lo udah dapet alamatnya?" Kini Haikal yang bertanya.

"Udah nih, kebetulan tu anak tuh sekompleks sama temen kampus gue. Niatnya sekarang gue mau kesana. Siapa yang mau ikut? Keknya jangan ramean sih kesananya, berdua aja." Devano mengedarkan pandangan kepada teman-temannya untuk mendapat jawaban siapa yang ingin ikut bersamanya.

"Gue aja," ucap Haikal mengajukan diri.

"Gas," ucap Devano. Lantas Haikal dan Devano melenggang pergi ke alamat yang didapat Devano berboncengan menggunakan motor Haikal. Malvin dan Joshua tetap tinggal di basecamp karena rencananya mereka akan menyelidiki lebih lanjut mengenai Nathan, orang yang mereka curigai anggota HG.

Tak lama kemudian, akhirnya Haikal memarkirkan motornya di depan sebuah rumah yang dipastikan Devano jika itu adalah rumah milik Gerry, siswa kelas 10 SMA Dacelis yang dikabarkan hilang dan meninggal beberapa waktu lalu.

"Kira-kira gimana ya gue buka obrolan sama orang rumah ini?" Tanya Devano bingung.

Haikal menepuk bahu Devano. "Tenang, itu urusan gue." Devano mengangguk mantap, memang Haikal jagonya komunikasi--yah karena ia kuliah di prodi ilmu komunikasi.

Hidden Gang | Enhypen Le Sserafim: Hybe [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang