❏ Complicated - Confused

68 17 0
                                    

Hasil sidang Nurul sudah keluar. Kepala sekolah sudah memutuskan hukuman yang pantas untuk Nurul. Benar dugaan Charlin, kata Shion, Nurul di drop out dari SMA Dacelis ini. Ayuka sudah tidak kaget lagi. Menurutnya, wajar jika Nurul langsung di D.O. Soal try out saja ia curi, apalagi soal ujian nanti? Pikirnya.

Lagi pula, Ayuka juga masih kesal dengan Nurul karena kejadian di UKS tadi.

Tapi di sisi lain, Ayuka juga memikirkan alasan Nurul yang terlalu dibuat-buat itu. Apakah memang benar seperti itu alasan aslinya? Namun kalau dipikir-pikir lagi, memang alasannya bisa saja masuk akal.

"Kenapa bengong lo, Ka?" Sergah Zudith. "Mie ayamnya kalau dilihatin doang nggak abis-abis tau," komennya lagi.

Ayuka tersadar dari lamunannya, kemudian ia memakan mie ayam di hadapannya ini. Kali ini Ayuka hanya ke kantin bersama Zudith saja. Charlin sibuk mengulik berita terbaru itu bersama Shion, sedangkan Savira sedang ada urusan dengan kelompok tugas geografinya.

"Mikirin apa sih?" Tanya Zudith lagi.

"Lo pernah denger Nurul ngomong kasar nggak, sih?" Tanyanya kemudian.

Zudith mengerutkan keningnya heran. Kenapa tiba-tiba Ayuka menanyakan ini? "Dia kan nggak banyak omong, sekalinya ngomong gagap banget kek orang ketakutan gitu. Sejauh ini sih gue belum pernah denger dia ngomong kasar ya. Ngapain deh nanyain ini?"

Ayuka menggelengkan kepalanya, tidak menjawab pertanyaan Zudith dan lanjut makan saja.

Tiba-tiba Nurul memasuki kantin. Banyak orang yang menghindarinya dan melemparkan cacian kepadanya.

Nurul memang sudah di D.O, namun katanya itu berlaku minggu depan. Minggu ini kepala sekolah masih mentoleransinya agar dapat masuk sekolah mengikuti pembelajaran seperti biasa. Sebenarnya, keputusan itu malah menyiksa Nurul. Bagaimana tidak? Ia di sekolah pun hanya di bully dan tidak ada yang peduli.

"Tapi katanya ya Ka, Nurul itu emang pendendam kayak yang lo bilang waktu itu. Sumpah gue takut sama tuh anak. Ada yang lihat lengannya, katanya banyak sayatan gitu. Ngeri nggak sih?" Ujar Zudith kepada Ayuka sambil mengamati gerak-gerik Nurul yang sedang memesan makanan.

Ayuka kaget mendengar pernyataan Zudith. "Serius lo?" Tanyanya memastikan, Zudith mengangguk mantap. "Mungkin dia depresi dari lama kali?" Spekulasinya.

Zudith hanya mengendikkan bahu tidak tahu.

Nurul sudah selesai menunggu pesanannya, lalu ia celingukan mencari bangku yang kosong sambil membawa nampan. Orang-orang sengaja menggeser-geser bangkunya agar terlihat penuh dan tidak di duduki perempuan itu.

Nurul dipandang jijik oleh semuanya. Namun, Nurul mencoba tidak peduli walaupun aslinya ia ingin menyerah setengah mati. Akhirnya karena melihat ada Ayuka di situ, entah kenapa Nurul memutuskan melangkahkan kakinya mendekati meja Ayuka dan Zudith.

"G-gue boleh g-gabung di meja k-kalian nggak?" Ucapnya sambil membenarkan kacamata yang melorot dari hidungnya itu.

Zudith melirik sinis Nurul, begitupun Ayuka. Jujur, Ayuka masih sangat kesal karena tadi ia dianjing-anjingi oleh Nurul, namun kenapa sekarang Nurul sok-sokan bersikap seperti biasa saja? Seperti Nurul yang culun? Ayuka tidak mengerti tentang cewek di samping mejanya ini.

Jelas saja, Ayuka sangat tidak mengizinkan jika Nurul harus duduk di sini bersamanya dan Zudith. Moodnya masih kurang baik.

"Cari yang lain kek," celetuk Zudith.

"T-tapi, n-nggak ada yang mau s-sama g-gue," ucapnya melas sambil terus menatap ke bawah.

"Ya lo pikir kita mau sama lo?" Ucap Ayuka yang langsung menusuk hati Nurul. Ayuka masih dilanda kejengkelan untuk menghadapi Nurul, alhasil omongannya asal ceplos saja.

Hidden Gang | Enhypen Le Sserafim: Hybe [✓]Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum