13- BUAYA PELIHARAAN

2.5K 227 28
                                    


Kringggggg...... Cittttttttttt.....Brakkkk...

"Anjirrrrr huaaaaa Mamaaaaaa." Kini cowok yang sedang asik menggayuh sepeda terpleset kala berhenti menggunakan rem depan. Salah siapa disaat para temanya asik terduduk, cowok itu malah bermain sepeda sambil memboncengkan cacing di keranjang depan.

Langit meraung-raung karena barusan hewan peliharaan kesayangan nya ditabrak oleh sepeda. Yaitu sepedanya sendiri.

"Bodoh!" ketus Vero sinis.

"Bego anjir siapa suruh cacing lo ditaro di keranjang sepeda!" Iyan menjitak kening Langit hingga sang empu menggeram marah.

Perkara Cacing peliharaan Langit tertindas ban sepedanya sendiri. Cowok itu menangis histeris hingga temanya jengah dengan sikap absurd nya itu.

"Juleha maapin bang Langit udah bunuh lo." Nada Langit terlihat sangat menjijikan di telinga kelima cowok yang sedang duduk di depan pelataran rumah Langit.

"Stres." Nada sinis pun dilontarkan oleh Lorenz dan Bagas bersamaan.

"Woi broo kenapa lo bengong?" Reval melirik Lorenz dengan tatapan tajamnya.

"Ck ganggu lo!" decaknya.

Lorenz hanya nyengir kuda. "Hehe, gimana lo sama Zera ada perkembangan gak? Lo udah minta maaf kan?" tanya nya yang mendadak, membuat dahi Reval berkerut.

Reval hanya mengangguk saja darimana dia tau? "Baik mending agak deket dikit," tukasnya, Lorenz hanya ber O-ria.

Perbincangan kedua cowok itu pun tak luput dari padangan Vero. Ia menganati interaksi keduanya dengan seksama, namun rautnya masih terlihat datar.

Sesaat kemudian cowok itu memalingkan wajahnya, lalu bergumam tidak jelas.

"Gue cabut." Kini Vero beranjak dari duduknya dan berpamitan pada teman-temanya.

"Mau kemana woi!" tanya Langit.

"Pulang"

"Lah ini cacing gue gimana huaaaaa," Langit berteriak histeris membuat Vero berdecak.

"Bukan urusan gue." Vero langsung beranjak dan memakaikan jaket kulit kebanggaanya.

"Hati-hati bro," ujar Reval yang diangguki Vero.

•••

"ZERA PANCI MAMI KENAPA GOSONG!!" Teriakan Leny menggema. Baru saja masuk dapur sudah disuguhi dengan suasana serba gosong.

Zera yang sedang nonton Tv sambil makan kuaci pun tersedak, kaget.

"Hehe tadi Zera mau masak tapi ga bisa," kekeh Zera menggaruk tengkuk yang ada kutu nya, canda hehe.

"Kebiasaan kamu Ze udah gede gabisa masak, gimana kalo udah nikah?" Leny sudah berkacak pinggang tepat dihadapan Zera, bau-baunya mau ngadain kultum nih.

"Nikah ya nikah Ma, yang masak suami lah," jawabnya enteng.

Leny memelototkan matanya. Ia heran punya anak se santuy ini, pasti kerjaan Papa nya.

"ANDRAAA!!!"

Kini Leny berteriak memanggil sang suami yang sedang berduaan dengan Buaya peliharaan nya.

"Duh Buaya gue udah gede ya. Ntar kalo udah gede nikah sama anak gue ya?"

Ntah kesambet apa Andra. Mana ada seorang Ayah merelakan anaknya menikahi hewan, apalagi Buaya? Hanya Andra kayanya.

"ANDRAAAA!!" teriakan Leny kembali terdengar, namun ini lebih keras bak toa masjid. Membuat Andra terlonjak kaget.

"Buset bini gue kaya orang kemalingan aja," celetuknya, sambil menghampiri sang istri.

REVALWhere stories live. Discover now