43- DENDAM

2.2K 163 6
                                    

Happy Reading!

Semoga suka ya, btw banyak typo di part sebelumnya jadi maaf. Bakal shaa perbaiki kalo udah end, dan ada waktu luang.

Doain juga ya, shaa mau ada ujian kenaikan kelas huhu ga nyangka udah mau kelas 12 aja. Kayanya udah mulai sibuk😔

Semoga banyak yang baca ya<3

Part akhir

---

Setelah seminggu kepergian Zera. Reval terlihat sangat kacau. Vero yang sedari tadi disamping cowok itu hanya mendengus kesal saat Reval menghabiskan satu botol alkoholnya.

Mereka sedang berada di club, menemani Reval yang sudah tak sadarkan diri, cowok itu terlalu banyak meminum alkohol hingga ia mabuk.

Reval terus meracau tak jelas, ia terus memanggil nama Rara.

Mereka yang melihat nampak prihatin dengan kondisi Reval saat ini. Sejak kepergian Zera dalam hidupnya, ia terus-terusan memasuki club setiap malam, merokok, berteriak tidak jelas, dan yang paling parah adalah. Ketika dikamar, cowok itu selalu membanting apa saja yang ada di dalamnya.

Sehancur itu dirinya tanpa Zera, ternyata efek kepergian Zera sangat berpengaruh dalam hidupnya. Dan sekarang, semua itu hanya tersisa penyesalan.

Mungkin ini karma dari Tuhan karena telah menyia-nyiakan orang yang sudah berkorban untuknya. Mengingat itu, membuat Reval kembali berteriak frustasi.

"ARGHHHH!!! ANJING!"

PRANGGG

Reval membanting gelas kaca yang berada di meja. Keenam cowok itu langsung panik saat semua mata mengarah padanya.

"Val!" bentak Vero. Namun, Reval tidak mempedulikan itu.

"Kita bawa dia pulang. Gas, lo yang bawa mobilnya." Bagas mengangguk, lalu membopong tubuh Reval.

Reval hanya diam, karena tubuhnya sudah lemas membuatnya beberapa kali hampir terhuyung.

"Ra, tenang aja Ra. Gue bakal bunuh orang yang udah hancurin hidup lo. Nyawa dibalas nyawa," racaunya.

Alasan Reval malam ini terlihat kacau adalah. Karena ia sudah tau dalang dibalik semua ini, ia sudah tau siapa yang menembak Zera, dan ternyata mobil yang menabraknya pun semuanya disengaja. Semuanya sudah rencana, tanpa diketahui Reval dan sahabatnya.

"Ra, sekacau ini Reval tanpa lo," batin Vero.

---

Malam ini, Reval sedang mengendarai motornya dengan kesetanan. Ntah, hal apa yang akan ia perbuat. Cowok itu berkali-kali berdecih sambil terus melajukan kecepatan motornya.

Ia tak peduli begitu banyak yang menatapnya. Bahkan ada juga yang meneriaki dirinya, namun cowok itu tetap bodoamat.

Setelah sampai di depan basecamp musuh, ia menatap dengan kilat dendam. Tanganya mengepal, rahangnya mengeras. Napas Reval tak beraturan, ia sudah tak bisa mengontrol emosinya.

Begitu Reval melepas helm fullface nya, cowok itu turun dari motornya.

"WOI BRENGSEK!! KELUAR LO ANJING!!"

"PENGHIANAT LO SETAN!"

"PEMBUNUH!!"

"KELUAR LO BEDEBAH!!"

"SIALAN!! BANGSATT LO ANJING!!"

Lontaran terus terdengar nyaring dari mulut Reval. Meski ia hanya sendiri, namun nyalinya sangat besar. Semua itu hanya demi dendamnya untuk membalaskan perbuatan musuh, yang sudah membunuh Zera.

REVALWhere stories live. Discover now