37- UJIAN KELULUSAN

1.6K 156 4
                                    

HAI, MASIH STAY GA SAMA CERITA REVAL?
KALO MASIH, JANGAN LUPA BUAT VOTE CERITANYA YA!
FOLLOW DULU SEBELUM BACA🌷

Happy reading to all💝

---

Setelah seminggu berlalu.

Ujian kelulusan telah tiba, kini para murid disibukan dengan lembaran soal. Tak ada kesempatan untuk mereka bermain-main, bahkan hanya sekedar bercanda pun rasanya sudah beda. Kenangan yang kemarin, biarlah tersimpan untuk nanti, maupun esok.

Semuanya tetap fokus pada selembar soal yang disediakan di depan meja mereka. Senang, karena mereka sudah berada di titik ini. Tapi ada juga rasa sesak saat mereka harus berpisah. Memfokuskan diri pada tujuanya masing-masing.

Reval yang sedang berfikir keras saat membaca soal pun teringat sesuatu. Sesuatu yang sudah seminggu ini tak ia lihat. Cowok itu menoleh kesana kemari mencari apa yang menjadi pikiranya sejak minggu belakangan ini. Dia, gadis yang membuat Reval tak fokus.

"Lo nyari dia?" bisik Vero tepat dipinggir Reval.

Pengawas yang mengawasi ruangan XII MIPA 3 sedang duduk sambil mengisi formulir, membuat Vero tau apa yang Reval cari. Hingga cowok itu menggunakan kesempatan untuk memberitahu pada sahabatnya itu.

Reval hanya mengangguk sebagai jawaban. Semalam, cowok itu sudah menceritakan pada Vero tentang dirinya yang selalu menjauhi Zera. Ia ingin meminta maaf, dan sebisa mungkin memperbaiki nya.

"Gue udah keterlaluan ya Ver?" tanyanya pada Vero.

Sebelum Vero menjawab, pengawas yang sedang duduk pun berdiri.

"Ujian untuk hari ini dan terakhir selesai, terimakasih atas partisipasinya dalam mengikuti tes kelulusan. Semoga semuanya mendapat nilai yang memuaskan. Dan, semuanya lulus, sekian dari saya Assalamualaikum."

"Aamiin, waalaikumsalam," ucapnya serempak.

"Woahh, ahirnya gue bebas dan ga nyangka kita udah lulus woi, tinggal acara wisuda sekalian promnight."

"Ga nyangka matamu! Gue sekolah tiga tahun aja serasa sekolah se-abad anjir," sinis Bagas sambil melirik Iyan.

"Hehe iya juga si," ringis Langit.

"Napa lo yang jawab goblog." Bagas menggeplak kepala Langit dengn botol aqua.

"Kok lo jadi sensi si bangsat!?" Kini Iyan pun maju membela Langit yang sedang menahan sakit di kepalanya.

"APALO! NGAJAK GELUT HA!?"

"DIEM!" bentak Reval membuat nyali mereka ciut.

"Becanda elah, lo aja yang kaku. Jadi gini deh, ya ngga Yan, Ngit?" tanya Bagas, pada Iyan dan Langit.

"NGGA!!" jawab Iyan dan Langit serempak membuat Vero terkekeh, begitu juga dengan Reval yang menahan senyumnya.

---

"Ver, gue dari tadi tadi ngga liat Zera. Cuma pas ujian aja, dia sekarang jadi beda, apa dia udah benci sama gue?"

Helaan nafas terdengar dari cowok itu, membuat Vero yang berada disamping Reval menoleh. Nampak Reval yang sedang termenung sambil menundukan wajah membuat Vero tau, bahwa cowok itu menyesali perbuatanya.

Vero ikut menghembuskan napasnya. "Pada dasarnya, penyesalan itu memang datang di akhir. Dia yang dulu selalu mengejar cintamu, kini dia juga yang pergi meninggalkanmu."

"You know? Alasan dia pergi ya karena bukan salah dia. Tapi karena salah orang yang ga pernah menghargai, ga pernah menoleh sedikitpun buat sekedar menerima apa alasan dia selalu antusias buat dapetin cintanya."

REVALKde žijí příběhy. Začni objevovat