16- JOMBLO

2.4K 198 65
                                    


Happy Reading!♥️

"If someone takes responsibility without force, that is love"

_______________________________________________

Kabar tentang hubungan Zera dan Reval pun sudah menyebar ke penjuru sekolah dan masuk juga ke dalam akun gosip lambe turah Sma Rajawali, banyak yang kaget bahkan secara terang-terangan mendesah lesu.

Mungkin bagi sebagian para siswi Sma Rajawali ini adalah hari (PHSB) apatuh? Patah Hati Secara Berjamaah, yaha kasian.

Reval yang sedang berjalan bersama geng nya pun kembali menoleh ketika mendapati teriakan seorang gadis yang memanggilnya.

Ia tersenyum lalu menggenggam tangan Zera.

"Yaaahhh ...." desahan lesu dikeluarkan oleh para siswi yang melihat adegan itu

Harusnya gue yang disitu

Reval cocoknya sama gue!

Sama gue juga cocok!

Daripada sama Zera

Begitulah kira-kira lontaran dari para haters yang syirik bin julid, namun Zera tetap acuh. Masa bodo gadis itu malah seneng bikin fans nya Reval kepanasan.

Sedangkan di detik berikutnya, Zera mematung ditempatnya saat Reval mengelus rambut Zera sambil tersenyum kearahnya. Senyum yang tak pernah ia perlihatkan untuk Zera. Bahkan ia tak menduga jika dibalik sifat Reval yang dingin, ada sisi lembutnya yang baru ia ketahui.

"Halo para cewek cantik, sama abang Lorenz mau ga?" tanya Lorenz, pada gadis yang sedang menatap mereka.

"SAMA BANG IYAN AJA MAU GA? NTAR GUE BELIIN TUSUK GIGI?" teriak Iyan heboh.

HUUUUUUU .....

"Tusuk gigi bapak lo! Muka lo aja udah kaya topeng monyet!" ketus salah satu siswi.

Mereka menggelakan tawa mendengar penuturan cewek julid itu. Iyan yang sedang mengerucutkan bibirnya ditampol oleh Bagas.

"Sok imut najes!" sarkasnya lalu menggeplak bibir monyong Iyan.

"SAKIT BEGO!" Kini bukan Iyan yang berteriak melainkan Langit. Kenapa malah cowok itu yang teriak? Mereka semua menoleh pada Langit.

"Lo kenapa?" tanya Vero heran.

"Karena Iyan separuh nafasku. Jadi aku merasakan apa yang Iyan rasakan." Nada dramastis Langit membuat mereka semua mengeluarkan [emot muntah].

"Jijik najes jijik gue ga denger!" ketus Lorenz.

Mereka semua meninggalkan Langit yang sedang mendalami puisinya dengan mata yang terpejam. Seolah tidak sadar semua temanya yang sudah pergi, lantas Langit membuka matanya dan.

"KAMBINGG!" Kagetnya saat melihat mata melotot milik seorang pria paruh baya.

"KAMBINGG!" Kagetnya saat melihat mata melotot milik seorang pria paruh baya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
REVALWhere stories live. Discover now