33- KEBENARAN SEBUAH FOTO

1.9K 157 8
                                    

Masih setia nih sama ceritaku?
Seperti biasa untuk membuat saya semangat janganlupa kesadaranya masing-masing untuk vote dan komen ya thanks kerjasamanya<3

Happy Reading to all <3

---

Pagi ini Zera berjalan di lorong sekolah. Gadis itu nampak tenang seperti tak ada masalah. Namun didalam lubuk hatinya, ia sudah panik dan takut dengan semua yang menatapnya dengan tatapan horor. Zera meremat kuat tali tas nya. Mengapa semua menganggap Zera itu seakan-akan ia hina.

Zera yang sekarang berbeda dengan yang biasnya. Ia lebih banyak diam dan tidak bar-bar seperti biasanya. Namun jika melihat Reval, ia seperti gadis yang tak punya malu. Sifatnya yang terlalu kekeuh untuk mendekati Reval pun muncul begitu saja.

Entah, gadis itu merasa dirinya seperti gadis murahan yang sedang mengejar-ngejar cintanya karena obsesi. Padahal siapa sangka, dirinya melakukan ini atas suatu sebab.

"Gapapa Val gue banyak dihujat, dicaci maki, ditatap sehina itu sama mereka. Asal gue bakal buktiin, kalo gue bener-bener cinta sama lo," batinya.

Eh, ada si gatel

Gimana setelah diputusin?

Gak malu lo sekolah?

Gue lakuin ini cuma buat taruhan, hahaha

Semuanya tertawa dengan ejekan para siswi yang sedang duduk diteras. Siapa sangka? Dirinya sekarang terlihat sangat tidak berarti di sekolah ini. Namun gadis itu masih tetap keras kepala, Ayuna sudah menasihati Zera berulang kali. Namun gadis itu tetap saja membantah.

"Zera!" Panggil Ayuna membuat gadis itu menoleh.

"Heh! Gausah pada ketawa lo!" sentak Ayuna membuat mereka bungkam.

"Ze, ntar malem lo dateng kan ke acara Pak Andre?"

Zera mengangguk, ia sudah mendapat undangan bahwa papa Reval akan melaksanakan akad nikahnya nanti malam. Sebenarnya ia butuh nyali untuk datang kerumah Reval, pasalnya pasti banyak sekali yang menatapnya menganggap bahwa dirinya gadis tak punya malu.

"Ze!"

"E-eh iya dateng kok," jawabnya.

"Bagus deh kalo gitu!"

---

Kelas saat ini sedang ramai karena mendapat pengumuman bahwa ujian sekolah akan diadakan beberapa hari lagi. Terhitung sejak tiga hari belakangan, Zera masih tetap mempertahankan untuk terus mengejar Reval meski cowok itu dengan terang-terangan mengatai dirinya murahan, menjijikan bahkan hina. Zera tak mempedulikan itu, ia hanya menunggu waktu saja. Dimana dirinya lelah, disitulah ia mengalah untuk menyerah.

"Ze, kalo lulus lo mau lanjut dimana?" Ayuna sedang bersandar di kursi pojok. Belakangan ini kelasnya sering jam kosong membuat para murid terpekik senang.

"Belum tau si, secara Papa belum balik dari London. Gue kan nunggu hasil aja hehe," cengirnya dengan tampang polos.

"Ck, orang goblog mah gitu," sinis Ayuna membuat Zera melotot.

"Heh! Kaya lo ga goblog aja Na," sambungnya.

"Sesama goblog gausah ribut. Ntar nambah goblog." Mereka tertawa disusul dengan gebrakan meja yang membuat keduanya terlonjak.

"Heh! Bahas apa lo berdua," sentak Langit.

"Apasi lo goblog," jawab Ayuna tak sadar.
"Eh, maaf Angit. Nana ga sengaja," ujar Ayuna dibuat memelas.

"Ah, Nana ga boleh ngomong kasar dong sama Angit." Langit pura-pura merajuk.

Zera dibuat bergidig geli saat mendengar interaksi mereka. Tanganya ia rapatkan pada mulut pura-pura ingin muntah.

REVALWhere stories live. Discover now