42- PEMAKAMAN

2.3K 181 10
                                    

Happy Reading to all.

Beberapa part lagi untuk menyelesaikan cerita Reval. Janganlupa buat vote dan komen.

---


Semuanya menghadiri acara pemakaman Zera. Rekan bisnis, sahabat, teman sekolah, bahkan orangtua Reval pun menghadiri acara ini.

Andreass menepuk bahu putranya. Ia menguatkan Reval, pria itu tahu jika putranya sedang menahan sesak di dadanya.

Ayuna menangis saat melihat jika sahabatnya sudah tiada. Ia ingat betul kenangannya dengan Zera. Langit merangkul bahu Ayuna, membuatnya semakin terisak.

Semuanya terpukul atas kepergian Zera. Baru kemarin malam gadis itu menyanyikan sebuah lagu diatas panggung, baru kemarin mereka menyaksikan Zera yang terlihat cantik, senyumnya, binar bahagianya, bahkan antusiasnya, tetapi mereka tak menyangka jika itu hari terakhirnya.

Leny lemas, melihat putrinya sudah tiada. Gadis kesayangan satu-satunya itu sudah pergi meninggalkanya. Gadis yang selalu mengadu padanya jika terjadi apa-apa. Kini hanyalah kenangan. Andra mencoba untuk menguatkan dirinya, ia tak boleh lemah didepan mereka semua. Pria itu sungguh sangat terpukul atas kepergian putrinya. Bahkan, ia merasa jika dirinya gagal dalam menjaga Zera.

Vero, cowok itu hanya diam. Rasanya ia tak percaya dengan suasana ini. Adik kesayanganya sudah tiada? Sepertinya ia hanya bermimpi saja. Namun, ia kembali tersadar jika di depanya ini memang benar-benar nyata.

Zeranya telah tiada.

Gadis yang dulu bar-bar, gadis yang ceria, kini sudah pergi meninggalkan mereka.

Perihal kehilangan tidak ada yang baik-baik saja. Terkadang kita harus siap untuk melepaskanya.

Setelah selesai pemakaman, semuanya bubar. Menyisakan Reval yang masih diam di depan gundukan tanah.

Vero menepuk pelan bahu Reval. "Gue tunggu di depan," ucapnya. Reval hanya mengangguk.

"Reval, Om sama Tante pulang dulu ya nak." Andra berpamitan pada Reval. Sebenarnya pria itu masih ingin tetap disini, tetapi karena Reval yang sepertinya akan mengungkapkan sesuatu, jadilah ia mengalah.

"Iya om, Tan. Ati-ati dijalan," jawabnya.

"Val, maaf ya tante kemarin marahin kamu. Tante terlalu syok denger berita itu, tapi karena tante sadar ... bukan cuma tante yang merasa terpukul atas kepergian Zera. Sekali lagi, tante minta maaf ya Nak?"

Reval menoleh, menatap Leny dengan sendu. "Iya Tan," jawabnya singkat. Entah, sekarang ia tak ingin banyak bicara. Yang Reval inginkan hanya menyendiri saja.

Leny memeluk Reval, membuat cowok itu kaget.

"Sabar ya Val, semoga Zera bahagia disana. Anak tante udah tenang disana Val. Tante bakalan rindu," isaknya. Reval membalas pelukan itu, ia tak tega melihat Leny yang lemah.

"Mah, udah ayo. Kasian Reval, dia pengen sendiri." Andra membawa Leny pergi dari hadapan Reval.

"Om pamit ya?" Reval mengangguk.

Setelah kepergian kedua orangtua Zera. Reval menatap makam Zera dengan tatapan sendu.

"Ra? Kenapa kamu nyerah gitu aja?" Reval mulai terduduk. Mengusap batu nisan dengan pelan.

"Inikah tempat yang kamu mau? Kenapa?"

"Gue nyesel Ra. Saat tau, ternyata kamu Rara. Kenapa kamu biarin diri kamu disakitin begitu aja? Kenapa kamu ngga ngomong dari awal Ra?" tanyanya perih. Ia meremat dadanya yang sesak.

REVALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang