41- DUKA

2.4K 154 8
                                    

Happy Reading!!

Hari ini Shaa bakalan double up. Mengingat klo hari senin udah sekolah and tentunya bakalan sibuk sampe ga sempet buka wp wkwk.

Sebelum baca janganlupa buat vote ya, yang belum follow. Follow dulu. Maaciww

Part ini mengandung bawang sama cabe ya.


Nyalakan musikmu, mari party bersamaku. Mowwww


🐄🐄


"RA AWASSSSS!!!"

Zera tak mendengar apapun. Pandanganya sudah mengabur, telinganya masih berdengung. Ia hanya bisa diam sambil memegang dadanya yang terasa sakit.

Cittttt.....

BRAKKKKK.

"RARAAAAAAA!!!!"

Semua yang berada disitu berlari kearah Zera. Reval yang lemas dibantu berdiri oleh Iyan. Jujur, ini adalah kejadian pertama yang membuat Reval seperti orang bodoh, ia menyaksikan langsung kejadian itu di depan mata-nya.

Reval menguatkan dirinya, ia berlari kearah Zera tanpa meperdulikan apapun. Jas yang melekat ditubuh-nya sudah kotor. Penampilanya acak-acakan, menandakan dirinya dalam keadaan frustasi.

"ZERAA!!! RA, BANGUN!! KAMU GA BOLEH GINI!!"

Reval mengangkat kepala Zera ke dalam pangkuanya. Darah sudah mengalir deras membanjiri jass Reval. Ia mendekap tubuh Zera sambil menangis.

"PANGGILIN AMBULANCE ANJING!! LO GA LIAT RARA GUE LAGI KESAKITAN HA!?" Bagas yang kaget saat dibentak Reval, refleks mencari pertolongan. Ia menghubungi ambulance.

Warga yang baru sadar ada kejadian tabrakan langsung mengerubungi Reval. Mereka kaget saat melihat darah yang banyak itu, langsung mencari pertolongan.

"Ra? Bangun sayang, kamu kuat kan? Jangan tidur ya?" ucap Reval, terdengar sangat lembut.

Zera masih ada sedikit kesadaran menatap Reval dengan tatapan sayu nya.

"V- val?" panggil Zera, terbata-bata.

Reval menangis dalam diam. "Hmm? Iya Ra, aku tau kamu kuat. Kamu kan udah janji ga ninggalin aku, iyakan Ra?"

Zera tersenyum tipis. "Makasih," lirihnya.

"Makasih buat apa Ra? Harusnya aku yang makasih sama kamu. Kamu udah mau ngorbanin demi aku. Harusnya, kalo kamu ga nolongin aku, aku yang ada di posisi kamu Ra. Harusnya kamu biarin aku yang berada di posisi kamu sekarang Ra."

Zera mengusap air mata Reval dengan jari mungilnya, sambil menggeleng pelan. Hal itu yang membuat Reval tak kuat untuk menahan tangisanya.

"E-nggak V-val. Ini u-da-h tak-dir."

"S-se-kali la-gi ma-kas-ih Val."

"Ra! Jangan ngomong gitu!" Reval mendekap kembali tubuh Zera. Suaranya bergetar.

"M-ma-kasih bu-at ke-nangan-nya." Zera sudah tak tahan, rasanya sakit.

"Ra-ra sa-yang Re-val," cicitnya.

"Rara ngantuk, rara boleh tidur kan Val? Sebentar aja ya?" ucapnya dengan pelan.

"Ra, jangan Ra. Tahan dulu, kamu ngga boleh tidur oke? Sayang, genggam tangan aku, sekarang. Kamu tatap mata aku ya? Kamu ga boleh tidur, bentar lagi ambulance datang."

REVALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang