40- RARA

2.1K 158 8
                                    

Happy Reading to All❤️

🎶Penantian -

(Armada_slowed_down_reverb)

Btw, saran aku aja ya. Kalian coba baca part ini sambil dengerin lagu diatas. Itu lagu pas didenger author si kalo lagi nulis cerita hehe.


---

Zera mematung ditempatnya. Matanya berkaca-kaca, gadis itu diam tanpa mengatakan sepatah katapun.

"Ze, lo mau kan nerima gue lagi?" desaknya.

"Val," panggil Zera. Nadanya melemah.

"Sorry." Gadis itu menunduk. Menitikan air matanya dalam diam.

"Ze? Maksud lo apa? L-lo becanda kan? Bukanya lo suka gue iyakan Ze?" Reval terus mendesak Zera, dengan pertanyaan yang bertubi itu. Matanya memanas, menahan sesak yang datang secara tiba-tiba.

"Val, maaf gue ga bisa nerima lagi. Gue udah milih buat berhenti ngejar lo. Ada kalanya gue lelah Val, dan malam ini emang gue mau lo tau, kalo gue nyerah buat terus perjuangin lo. Sakit Val." Zera menangis. Sudah tak bisa ia bendung lagi air matanya.

Reval diam. Cowok itu sedang mencerna apa yang Zera ucapkan.

"Ze, gue udah nerima lo. Bahkan gue udah janji sama diri sendiri buat perbaikin semuanya. Tapi apa? Justru lo malah nyerah?"

"Ngga ada kesempatan sekali aja? Please, gue sayang lo Ze," lanjutnya. Ia terus meyakinkan hati Zera.

"Lo mau kan gue jelasin, alasan kenapa gue ngebenci lo? Kenapa gue ga pernah nerima lo?"

Zera mengangguk, meski dirinya sudah memilih untuk tidak peduli. Namun, setidaknya ia bisa mendengar alasan Reval selalu membencinya. Alasan Reval selalu mencoba menjauhkan diri darinya.

"Itu semua demi kebaikan lo Ze, gue ga mau kalo lo kenapa-kenapa. Gue punya banyak musuh, dan itu yang buat gue mikir, kalo kita terus bareng kemungkinan lo bisa jadi incaran musuh gue, gue ga mau semua itu terjadi Ze. Karna gue ... sayang lo, gue sayang lo sejak kita menjalin hubungan singkat itu. Meski lo jadi pacar gue cuma sebentar, tapi bohong kalo gue ga suka lo Ze."

"Gue suka sama lo, tapi gue terus terbayang sama masa lalu gue yang belum selesai Ze." Jujur, Reval sesak saat mengatakan itu. Hatinya kembali tercabik, melihat Zera yang menangis karena dirinya. Melihat Zera yang merasa dipermainkan olehnya. Semua itu membuat Reval merasa, jika dirinya lebih dari lelaki brengsek.

"Emiley maksud lo kan Val? Dia masa lalu lo kan yang belum bisa lo lupain?" Zera tersenyum miris. Nyatanya, meski Reval tau sifat busuk Emiley, tapi tak bisa menutup kemungkinan bahwa Reval masih menyukai dia. Karena, Emiley adalah cinta pertamanya.

"Bukan," ucap Reval.

"Bukan Emiley, Ze." Reval menggeleng, cowok itu kembali menatap Zera.

"Masa lalu gue adalah gadis kecil yang selama ini gue cari Ze. Gue udah janji sama dia, kalo gue bakal terus nyari dia sampai ketemu. Bahkan gue belum bisa move on, yah meski pertemuan kita sangat lucu, tapi gue suka sama dia, bisa dibilang cinta pada pandangan pertama Ze," Reval terkekeh. Menghilangkan rasa sesak di dadanya.

"Dan, dia juga cinta pertama gue. Lucu bukan? Bocah umur 7 tahun, udah punya rasa dan ada keinginan buat milikin dia." Reval tersenyum getir.

"Tapi, buat apa kalo gue terus stuck ke satu titik. Nyatanya, dia mungkin bukan takdir gue Ze. Gue udah coba buat lupain dia, meski susah."

"Sejak ketemu lo, gue kaya ada rasa tersendiri. Entah, gue ga yakin sama perasaan gue ini. Tapi setelah sekian lama, semua mulai ngeyakinin gue, kalo gue emang suka sama lo Ze." Reval menunduk. Merasa dirinya bodoh telah menyia-nyiakan perjuangan Zera.

REVALWhere stories live. Discover now