22- ARUMANIS

1.6K 149 4
                                    

Momen manis dan lebih romantis

-Dia Arumanis-

Kini Zera nampak termenung tanpa bicara sedikitpun, kepalanya ia tundukan. Entah harus bertanya apa, seketika semua pikiran yang sudah ia rancang ketika dirumah secara matang untuk bertanya pada Reval mendadak lupa. Mulutnya seakan kelu hanya sekedar mengucapkan sepatah kata-pun rasanya sangat sulit.

Begitu juga dengan Reval yang nampak menunggu apa yang akan Zera ucapkan, cowok itupun nampak bodoh sedari tadi tak menanyakan alasan Zera ingin bertemu denganya se mendadak ini. Reval mengira Zera akan marah besar padanya karena kejadian tadi pagi. Namun ia dibuat kaget saat Zera mengirimkan pesan untuk bertemu denganya.

Namun keduanya sama-sama terdiam dengan pikiranya masing-masing. Alhasil Zera menghela napas pelan lalu hanya sepatah kalimat yang ia ucapkan.

"Jelasin."

Reval masih bergeming ditempatnya tanpa menggerakan mulutnya. Cowok itu masih sibuk memandang wajah Zera.

Zera mendengus sebal lalu berdecak. "Jelasin!" ucapnya sedikit menaikan kalimatnya.

Cowok yang didepanya pun mengalihkan pandangan kedepan.

Ia nampak menghela napas. "Kalo gue jelasin lo percaya?"

Zera sedikit gugup, ia juga berpikir apakah dirinya percaya saat Reval menjelaskanya? Pasalnya Zera pun melihat dengan mata kepalanya sendiri. Ah demi menyelesaikan masalah yang sepele bagi dirinya ini, ia harus percaya dengan Reval.

"Iya, jelasin," ucapnya final.

Ahirnya Reval mulai menjelaskan dari dirinya menjemput Emiley ke bandara karena gadis itu yang memintanya sampai ia memboncengkan gadis itu kesekolah, Reval menjelaskan tanpa ada yang terlewat sedikitpun.

Pada saat Reval tak jadi jalan dengan Zera, ia menjemput Emiley di bandara karena sopirnya sedang libur, katanya anaknya sakit. Dan ia menjemput Emiley kerumahnya dengan alasan yang sama, sopirnya masih juga belum kembali.

"Aku lakuin ini karna dia sahabat aku, terus orangtua dia juga di luar negri. Jadi dia belum terbiasa sendiri disini."

Reval hanya menceritakan bahwa Emiley adalah sahabatnya, ia tak mau menjelaskan lebih panjang kepada gadisnya. Takut melukai perasaan Zera.

Zera nampak manggut-manggut paham, ada sedikit rasa lega saat ternyata Reval tak memiliki hubungan apa-apa dengan gadis yang bernama Emiley.

Namun disisi lain, ia juga sedikit cemburu karena Reval lebih mementingkan Emiley dibandingkan dirinya, hingga Reval harus menggagalkan acara jalan bersamanya.

Tetapi Zera tak boleh egois, ini hanya kesalah pahaman belaka yang tidak perlu diperpanjang. Dan ia menoleh pada Reval yang ternyata sedang memandangnya.

Gadis itu tersenyum. "Aku maafin kok, maaf aku udah salah paham."

Reval ikut tersenyum manis kearahanya membuat Zera tersipu malu. Lalu cowok itu mengusap pucuk kepala Zera dengan gemas, membuat keduanya terkekeh.

"Gitu dong." Reval beranjak dari tempatnya, lalu ia mengulurkan tanganya untuk mengajak Zera berdiri.

"Aku mau ngajak kamu ke suatu tempat."

Zera nampak bingung." Kemana?"

"Rahasia lah, kalo aku kasih tau berarti bukan surprise dong?"

"Hehe iya juga si." Gadis itu menerima uluran tangan Reval, lalu berdiri.

•••

Kini mereka berada di sebuah danau yang terletak tak jauh dari area taman. Keduanya duduk di tepi danau beralaskan rerumputan hijau. Udara yang sejuk membuat mereka terlarut dalam kenyamanan alam.

REVALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang