Bagian IV

72 15 3
                                    

Bulan ini adalah bulan yang dimaksud

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bulan ini adalah bulan yang dimaksud. Cahaya matahari pagi begitu irit, kena blokade menara PT Bumi Digdaya yang tinggi menjulang. Pagi itu Spencer disibukkan keran air yang memancar terlalu keras. Untungnya, bus besar biru berlalu tepat waktu. Syukurlah, semua ketepatan itu membuat hati Spencer menjadi lebih tenang

"Hei, Dispenser!" Teriak Okla, memanggil Spencer.

Saat ini Spencer sedang ambil jam istirahat, duduk leyeh-leyeh sambil menyesap kopi hitam.

Beberapa hari ini Spencer kurang tidur.  Entah mengapa dia tidak bisa nyenyak isitrahat. Makanya dia mencari cara untuk menghapus kantuk.

"Bagaimana tawaranku kemarin?" tanya Okla.

Spencer menggeleng. Okla menggeram. Dia mendadak mendadar Spencer. Soal konyol-lah, soal kamu ini hidup sendirian, apa gunanya punya tanah luas. Soal harus punya ahli waris. Buang-buang waktu saja.

Spencer terpekur mendengar omelan campur nasihat Okla. Soal ahli waris itu, sudah lama juga dipikirkannya. Tapi semakin jauh Spencer memikirkannya, semakin buntu juga hasilnya. Sama halnya bagi hasil yang selalu dijanjikan Okla. Perantara karatan. Spencer ingin sekali mengumpat.

Tahu-tahu waktu sudah sore hari. Spencer berjalan gontai, memasuki halaman, lalu kepalanya mendongak.

Matanya terpincing, menyaksikan tiga pria berdiri tegap di depan rumah. Bersikap seperti menyambut Spencer. Spencer meludah. Dia ingin sekali berujar, jangan dulu, lain kali saja, ya. Tapi alih-alih seperti itu, dia malah menawarkan tiga tamu itu masuk rumah. Secara ramah tentu saja. 

Untuk LunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang