Bagian V

71 15 7
                                    

Jika berangkat tidur, maka berkecamuklah pikiran Spencer

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jika berangkat tidur, maka berkecamuklah pikiran Spencer. Tentang banyak hal. Kedatangan tiga tamu tadi, cukuplah menambah isi kepala Spencer. Pikiran maksudnya.

Spencer bukannya tidak mau menjual tanah ini. Dia hanya merasa belum cocok. Apakah dia menunggu penawar tertinggi? Tidak ada yang tahu. Kalau sudah begini, bayang-bayang masa lalu bertebaran di depan mata Spencer.

Setelah itu dia bangkit dari tempat tidur, bergegas menghampiri jendela. Pandangan Spencer menembus ruang-ruang kota, terus ke utara, mentok ke pegunungan, yang tampak menghitam gulita ketika malam.

Spencer menghela napas, lalu tersenyum,

"Mungkin aku harus ke sana."

Gunung Osith, begitu orang-orang dulu menamainya. Terbayang akan masa kecil yang menyenangkan. Dahulu Spencer dan teman-teman suka menghabiskan waktu di sana. Menyusuri bukit, berkejar-kejaran di hutan. Banyak hal ajaib di sana. Termasuk mistis dan pantangan.

Tapi kini semua berubah. Satu per satu teman-teman Spencer menghilang. Yang terakhir adalah keluarga Turapi, berjarak beberapa petak tanah dengan Spencer. Spencer lupa kapan tepatnya mereka pergi. Semua begitu mendadak dan membingungkan.

Gunung Osith tetaplah Gunung Osith. Ia tetap diam, tidak bergerak sebagaimana dikhawatirkan Spencer sewaktu kecil. Di sana tenang dan sunyi.

Orang-orang zaman sekarang tidak tertarik berkunjung ke Gunung Osith. Anak-anak sekarang tidak tertarik bertualang di alam liar. Orang tua zaman sekarang jauh lebih protektif.

Menurut hemat Spencer, generasi belakangan─hari ini─mengalami banyak kemajuan. Mereka terlihat lebih tampan, lebih cantik, lebih cerdas. Konon, mereka dewasa lebih cepat. Mereka dapat mengambil keputusan jauh lebih tepat dari orang tua kebanyakan. Luar biasa sekali.

Spencer terbaring, sembari berpikir betapa menakjubkan alam ini. Kini dia menyaksikan banyak permainan baru. Bagaimana gadis-gadis muda itu menghalangi jalannya. Mereka berbicara soal nilai-nilai gram.

Kejadiannya tadi pagi. Di waktu sekitar itu, hal-hal aneh memang sering terjadi. Selain gram, mereka juga membicarakan soal setoran. Restoran apa? Spencer benar-benar tidak mengerti.

Kalau sudah bertumpuk pikiran-pikiran aneh itu, maka tidak kuasa lagi Spencer menahan kantuk.

Untuk LunaWhere stories live. Discover now