Bagian IX

60 14 4
                                    


Kejadian tragis itu diberitakan berminggu-minggu

К сожалению, это изображение не соответствует нашим правилам. Чтобы продолжить публикацию, пожалуйста, удалите изображение или загрузите другое.

Kejadian tragis itu diberitakan berminggu-minggu. Setiap kali Spencer menoleh, menonton televisi besar di hangar pabrik─belum lama bos besar memasangnya di sana─yang besar dan pengap, selalu warta tentang kehancuran menara PT Bumi Digdaya yang muncul.

Memang ada iklan, tapi sebentar saja, setelah itu, seluruh mata buruh tertuju pada kilas balik tragedi menghebohkan itu.

Rubuhnya puncak bangunan PT Bumi Digdaya, asap membumbung tinggi sekaligus jatuh yang susul-menyusul, berkilat-kilat memantul tepat di pelupuk mata Spencer. Seakan-akan baru kemarin sore kejadian itu berlangsung.

Spencer berlalu, tapi tanggapan orang-orang pabrik begitu heboh. Tidaklah hal yang menarik perhatian Spencer, selain kenyataan bahwa Direktur PT Bumi Digdaya masih hidup. Dalam hal ini, Jessica dan ayahnya selamat. Mereka masih dalam perjalanan bisnis luar negeri (beberapa orang mengatakan mereka sedang berlbur) saat kejadian besar kemarin pecah.

Beruntung sekali. Tuhan menyayangi mereka. Orang-orang kaya sekaligus rupawan seringkali berumur panjang. Barangkali agar mereka lebih lama dalam berbuat, menebarkan kebajikan di muka bumi ini.

Jika membayangkan itu, seringkali Spencer tersenyum geli, saat berbaring di atas dipan.

"Rumit sekali mereka." Gumam Spencer.

Barangkali orang-orang kaya itu dapat berdamai dengan siapapun. Tapi tidak dengan kematian. Kalau membayangkan itu, Spencer jadi ngeri sendiri. Kematian adalah jam waktu yang besar, yang bisa terpampang kapan saja di depan mata. Lalu berhenti tiba-tiba. Menarik hidup, menggenggam napas.

Beberapa orang meninggal saat kejadian itu. Eforia beritanya masih berlangsung terus berminggu-minggu. Setelah itu desas-desus tidak enak mulai terdengar. Berhari-hari orang di televisi memberitakannya, dan orang-orang yang menonton televisi pun ikut-ikutan berbicara. Berbagai tanggapan menyeruak.

Ada yang mengatakan itu semua murni kecelakaan. Sisi berseberangan mengatakan tidak mungkin. Di antara semua pewarta, ada satu pernyataan yang menarik kuping Spencer untuk mendengarkan. Tentang sebuah kenari. Oh. Bukan. Maksudnya teori.

Mereka mengatakan bahwa ini serangan teoris. Seperti di film-film. Mereka ingin menggulingkan pemerintah saat ini, menggantinya menjadi─apa─Spencer tidak ingat cara mengucapkannya.

Konon katanya, teoris itu akan mengganti warna bendera negara, mengubahnya menjadi warna putih polos yang dibubuhi tulisan hitam.

Diam-diam Spencer sepakat dengan hal tersebut. Tapi takut pula dia mengutarakan pendapat. Ini bukan soal kanan, kiri. Ini soal prinsip dan kepercayaan. Orang anti agama musti dikerasi. Kalau yang malas-malas, cukuplah diajari, didikte sedikit untuk mau bergerak. Sewaktu belajar mengaji, dulu, Spencer sering mendapati tindakan semacam itu.

Orang-orang masih berseliweran, dan berita televisi masih membahas teori itu. Spencer mengibas-ngibaskan topi kerjanya ke bagian leher, berharap mendapat ketenangan. Entah perasaannya saja, atau memang wajah orang-orang di pabrik terlihat kaku dari biasanya.

Untuk LunaМесто, где живут истории. Откройте их для себя