06 ; chaos

141 21 0
                                    

⚠️ sensitive content, traumatic, violence, harshwords, mentioning of blood
Yang tidak nyaman silahkan keluar. ⚠️

.
.
.

Disudut kasur ia semakin menenggelamkan diri dalam balutan selimut abu-abunya, mendengarkan tawa menjijikan disertai percakapan dengan nada kelewat manja diluar kamar sana membuat ia muak, didengarnya lagu dengan volume keras melalui earphone meski rasanya percuma, yang ada justru telinganya pengang serta kepalanya pusing.

Delvin yang entah pergi kemana, membuat ia hanya tersisa berdua dengan tamu yang datang tanpa diundang itu, Keval bahkan tidak peduli, namun apakah wajar bertelfon ria ditengah malam begini dengan kalimat-kalimat yang menurut Keval sendiri menggelikan, apalagi dilakukan oleh wanita berumur, oke, tidak masalah kalau hal tersebut dilakukan dirumah sendiri, tapi tidak jika dirumah orang lain, seperti tidak tau sopan santun bertamu saja!

Semakin lama dibiarkan semakin juga Keval dibuat frustasi dengan apa yang ia dengar, maka dengan begitu ia beranjak dengan sedikit emosi lantas menendang pintu kamar hingga suara wanita diluar kamarnya menjadi hening seketika,

"DIEM ANJING, BERISIK! Tamu gatau diri, kalo mau godain om-om ke jalanan sana, jangan dirumah orang, tolol!"

Nafasnya memburu dengan degup jantung yang semakin meningkat, matanya berair menggambarkan semarah apa ia, Keval kepalkan tangan mendengar langkah cepat yang tak lama kemudian berhenti tepat didepan pintu kamarnya yang mana selanjutnya beberapa kali gebrakan terdengar keras memenuhi telinganya.

"Kalo bicara yang sopan! Kamu tau tata krama ga sih, bocah ingusan aja belagu! Keluar kamu sini!!"

Entah keberanian dari mana, Keval membuka pintu cepat mendengar kalimat terakhir sosok diluar pintu, setelah pintu ia buka, dihadapannya berdiri sosok wanita seumuran bunda yang hanya sebatas telinganya -- mendongak dengan wajah merah penuh amarah menatapnya bengis.

"Ngomong apa kamu tadi, huh?! Kamu pikir saya takut sama kamu? Saya masih punya video itu, kamu mau Vandra tau video it-"

Brak!

"Arghh, lep--asin!"

Secepat itu pergerakan yang dilakukan oleh Keval, dimana sekarang wanita tersebut terpojok pada tembok dengan kepala menengadah, kerah bajunya Keval remat dan sedikit ia angkat, tak peduli bagaimana sosoknya yang berusaha melepaskan diri dari cekikan Keval.

"Jangan sekali-kali lo berani ngancem gue pake video sialan itu ya, pelacur murahan! Emang dasarnya ga punya harga diri, pantes lah dibuang suami lo! Dulu ya dulu, otak licik lo ini yang bikin orang muak sama lo, termasuk Om Danu!"

"Bocah si--alan! Betulan saya kirim ke Vand-- arghh lep-as!!"

Semakin wanita itu berontak semakin Keval kencangkan pula cekikan hingga urat ditangan dan lehernya nampak, wajah wanita tersebut kini sudah memerah dengan nafas yang sama sekali tak beraturan,

1 menit

2 menit

Bugh!

"Lo apa-apaan, Kev?!"

Badannya tersingkir kasar kesamping menerima tinjuan tiba-tiba, Delvin.

Bugh!

"SOPAN TOLOL, ITU TANTE ADIN, YANG DULU SERING NGASUH LO KALO LO LUPA!"

"PEDULI SETAN!" Balasnya tak kalah keras,

BUGH!

Satu lagi tinjuan Keval terima, kali ini sampai ia benar-benar tersungkur, entah saking kuatnya pukulan sang kakak atau karena kakinya yang sudah lemas.

Asa Bumantara✓Where stories live. Discover now