09

5K 693 15
                                    


☬☬☬

Neptunus High School


Di kantin, seperti biasanya Rekha tengah makan siang bersama Gavin, Sean dan Nathan. Mungkin itu semua sudah biasa bagi Rekha, tapi hari ini seperti ada kabut tebal diantara orang-orang ini.

Rekha mengerutkan kening. Sesungguhnya Rekha ingin tahu ada apa sebenarnya. Tapi, lagi-lagi Rekha memilih diam dan membiarkan itu semua karena merasa bahwa itu bukan urusannya.

"Rave..." Suara Nathan memecah kesunyian orang-orang itu.

"Aku minta maaf. Maafkan perbuatanku tempo hari yang membuat kamu jadi sakit."

Rekha sontak meletakkan sendok garpu-nya dan menoleh ke arah Nathan yang duduk disampingnya.

"Apa Nathan merasa bersalah?" Rekha tertawa dalam benaknya karena Nathan ternyata bocah yang manis. Tapi tidak mungkin kan dia bilang bahwa dia sakit karena periode haid-nya dan bukan karena pria besar malam itu.

Diam-diam Rekha menyeringai. Dia ingin memberi sedikit pelajaran pada bocah itu.

"Kenapa kamu minta maaf? Bukannya kamu sangat puas saat meninggalkanku malam itu? Nathan, apa kamu ini laki-laki?" Ucap Rekha.

Nathan membeku mendengar perkataan Rekha. Rasa bersalah semakin mengalir deras dalam diri Nathan.

"Ka- kamu boleh membalasku, Rave."

"Lupakan.. untung aku bisa kabur dari orang itu. Jika aku mati, aku pasti menghantuimu seumur hidup."

Nathan sontak gemetar ketakutan mendengar itu.

Dilain sisi, Gavin tersenyum tipis melihat percakapan dua orang itu. Gavin tahu jika Rekha hanya menggertak Nathan dengan mengatakan itu.

Entah sejak kapan, Gavin begitu menghormati Tuan Muda Abellard itu. Gavin merasa bahwa sangat menyenangkan jika dia bersama orang itu.

"Ngomong-ngomong dimana Aiden?" Ucap Rekha.

"Kurasa dia bolos. Dia tidak ada di kelas." Jawab Sean.

"Oh..." Rekha tidak terlalu peduli dan kembali memakan makanannya.

------------------------------------------

Sepulang sekolah, Rekha berjalan menuju arah danau di belakang hutan dekat sekolahnya itu. Rekha bersyukur Justin memberinya istirahat dua minggu dari latihan fisik sampai lukanya benar-benar sembuh.

Rekha menguap malas seraya merentangkan tangannya untuk melemaskan otot-ototnya.

Tapi, saat sampai di danau, ternyata ada seseorang yang lebih dulu disana, tidur di rerumputan.

Rekha berjalan mendekat dan melihat bahwa itu Aiden yang ada disana. Rekha mengerutkan kening karena ini bukan pertama kalinya Aiden bolos dan malah berada disini masih memakai seragam.

Memelankan langkahnya karena takut membangunkan Aiden. Rekha duduk disamping Aiden. Dia melihat wajah Aiden yang pucat disertai beberapa luka memar.

Menggeser bola matanya untuk melihat telapak tangan Aiden, Rekha mendapati sesuatu yang ganjil. Tangan itu bersih. Tidak ada tanda-tanda Aiden habis memukul seseorang.

"Apa orang ini yang dipukuli?" Pikir Rekha.

'Keadaannya sama seperti saat kita bertemu bocah ini disini.' Alpha 404 entah sejak kapan sudah bertengger diatas bahu Rekha.

ᴛʜᴇ ʏᴏᴜɴɢ ᴍᴀꜱᴛᴇʀ ɪꜱ ᴀ ɢɪʀʟWhere stories live. Discover now