12

4.8K 654 32
                                    

Holla, Readers. Karena hari ini spesial,
Chapter kali ini diketik 2x lebih panjang. Jadi pelan-pelan saja bacanya.

Delapan katak makan permen
Jangan lupa tinggalkan jejak vote dan comment.
(Gak nyambung, bodoh amat!)

.
.
.
.

☬☬☬

Rekha sangat terkejut dengan ucapan Aiden, membuat teh yang baru saja diminumnya menyembur keluar.

"Rave, kau jorok sekali!" Dengus Nathan yang rambutnya terkena semburan Rekha.

Gavin mengambil beberapa tisu kemudian berdiri dan mengusap bibir Rekha yang masih terdiam.

"Gavin harusnya aku yang kamu usapi..." Protes Nathan yang hanya diabaikan Gavin.

Rekha tersentak saat merasakan perih ketika usapan tisu itu mengenai luka di bibirnya, dia mendongak menatap wajah Gavin yang malah tersenyum manis padanya.

Mengabaikan Gavin yang masih mengusap cipratan teh di wajahnya, pandangan Rekha dengan cepat beralih pada Maria yang semakin bersemangat meminta Aiden untuk bercerita dan Sean yang seolah tak peduli.

Mata Rekha berkedut. Apa-apaan dengan orang-orang ini.

Siapapun tolonglah Rekha...

"Jadi.. jadi.. bagaimana kalian berciuman?! Ceritakan pada Aunty!" Maria sudah duduk disamping Aiden seraya menggenggam kedua tangan Aiden.

Aiden sedikit terkejut melihat reaksi Maria. Apa-apaan?! Seharusnya wanita ini marah kan karena dirinya sudah mencium putranya? Tapi kenapa wanita ini malah mempunyai wajah yang berbinar?

"Y- ya.. dia tadi ingin memukulku, tapi aku bisa menghindar dan kita jatuh bersama...dan...ya itu..." Aiden mencoba menjauhkan wajahnya dari Maria.

Maria sontak melepaskan tangannya dan berdiri. Dia menatap tajam ke arah Rekha, "Rave, Mommy tidak pernah mengajarimu untuk kasar dengan temanmu kan? Kenapa kamu memukul Aiden?"

Rekha akhirnya menepis tangan Gavin yang masih terus mengusapi wajah, "Cukup, Gavin. Aku tidak sekotor itu sampai kamu terus mengelapku seperti ini!" Beranjak berdiri dan menatap lurus ke arah mata hazel Maria, Rekha memulai protesnya, "Kenapa Mommy malah menyalahkanku? Harusnya dia yang perlu dihajar!"

"Bukankah kamu terlalu kasar, Rave. Kamu sudah mencuri ciuman pertamaku. Harusnya kamu bertanggung jawab!" Ucap Aiden tak kalah tajam.

Amarah Rekha naik perlahan-lahan. Dia merasa sangat bodoh karena sempat tersipu oleh Aiden. "Bocah brengsek! Apa itu bisa disebut ciuman, huh?! Kita berdua laki-laki!" Rekha dengan cepat menghela napas mengatur kembali ketenangannya saat melihat wajah muram Maria. "Kecuali jika kamu menyimpang..." tambah Rekha sebelum kembali duduk dan menyesap tehnya.

Maria merasa sedikit bersalah mendengar perkataan Rekha. Hanya karena Rekha perempuan, ia jadi lupa bahwa pemuda-pemuda ini menganggap putrinya adalah seorang pria. Maria menghela napas, kemudian dengan cepat merubah ekspresinya, "Sudah.. sudah! Jangan bertengkar sesama teman, oke?! Kalian belum makan malam kan? Aunty akan masak untuk kalian. Kalian suka makanan apa?!" Seru Maria.

ᴛʜᴇ ʏᴏᴜɴɢ ᴍᴀꜱᴛᴇʀ ɪꜱ ᴀ ɢɪʀʟTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang