15

4.5K 657 89
                                    

☬☬☬

Rekha terkejut dengan perkataan Gavin. Melihat wajah pemuda itu, Rekha hanya diam. Karena dia tahu Gavin tidak sedang bercanda.

Andai saja dirinya hidup seperti gadis pada umumnya, Rekha tidak akan menolak pemuda seperti Gavin. Namun dirinya kini harus mengenakan topeng dan tidak akan melepaskannya sebelum membalas pembunuh Rave.

Rekha melipat tangan di depan dada seraya menatap Gavin dari atas ke bawah. Apakah pemuda ini tadi mengatakan tentang hubungan menyimpang?

Senyum tipis muncul dari bibir Rekha. Dia ingin tahu maksud Gavin. "Apa kamu menyukaiku, Gavin?" Lirihnya.

"Ya! Sejak hari kamu menolongku. Sejak saat itu aku selalu memikirkanmu. Merasa khawatir saat kamu tidak ada di sekolah. Bahkan saat kamu terjatuh ke jurang, jantungku seakan meloncat keluar karena terlalu cemas. Aku menyukaimu, Rave! Jadi, berkencanlah denganku!"

"Apa kamu menyimpang?"

"Ya! Dan itu gara-gara kau!"

Rekha menghela napas lemah. Tapi di dalam benaknya, dia sedang memikirkan cara untuk menolak pemuda ini dengan halus.

Namun perkataan Gavin selanjutnya membuat Rekha kehabisan kata-kata dan kehilangan keberaniannya.

"Bahkan meskipun aku yang berada dibawah, itu tak masalah. Asal pasanganku adalah kamu, Rave."

"Ba- bawah? Hah?!!" Mulut Rekha menganga dan tubuhnya gemetar ketakutan.

Siapapun tolonglah Rekha...

☬☬☬

Satu minggu kemudian,


Di kantin sekolah, Rekha ada disana. Duduk bersama Aiden, Nathan dan Sean. Seperti biasa, mereka tengah makan siang sambil mengobrol. Rekha merasa sedikit lega karena Gavin tidak disini.

Hari itu, Rekha hanya diam karena tidak tahu harus menjawab apa pada Gavin. Rekha sudah terlalu shock mendengarkan perkataan pemuda itu, dan membuatnya tak bisa berpikir. Tapi Gavin dengan tegas mengatakan padanya bahwa dirinya tak harus menjawabnya hari itu. Gavin memberinya waktu untuk berpikir.

Selama satu minggu ini, Rekha tidak bertemu Gavin. Entah kenapa pemuda yang biasanya rajin, meskipun datang saat istirahat siang malah membolos.

"Rave? Rave?"

Rekha terkesiap. Manik matanya menatap tangan Sean melambai di depan pandangannya.

Rekha memejamkan mata menenangkan dirinya. Saat dia membuka mata, Rekha sudah tenang. "Ada apa?" Ucapnya dengan nada datar.

"Apa kamu sedang melamun, Rave? Kamu bahkan tidak mendengarkan pertanyaanku."

"Sepertinya Rave sedang banyak pikiran." Sahut Nathan.

'Bocah itu menanyakan bocah gila bernama Gavin padamu, Nona.' suara Alpha 404 terdengar di dalam kepala Rekha.

"Aku dengar. Aku memang sengaja tak menjawab pertanyaanmu karena aku juga tidak tahu dimana dia." Ucap Rekha.

"Bukankah kalian terakhir kali pergi bersama?"

"Kalau kamu mencari Gavin, dia ada disana." Aiden menatap arah pintu masuk kantin.

Rekha dan Sean sontak menoleh dan melihat Gavin yang berjalan mendekat dengan membawa paper bag besar di tangannya.

Gavin mendekat lalu menarik lengan Rekha untuk ikut dengannya. "Rave, ikut aku sebentar. Kalian semua jangan ikut. Ini perintah sang raja!" ucap Gavin.

ᴛʜᴇ ʏᴏᴜɴɢ ᴍᴀꜱᴛᴇʀ ɪꜱ ᴀ ɢɪʀʟTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang