29

3.3K 467 50
                                    

☬☬☬
.

.

.

Rekha merebahkan diri ke ranjang besarnya. Setelah susah payah, akhirnya dirinya bisa membujuk Gavin untuk pulang.

Rekha menatap ornamen kristal di langit-langit kamarnya. Dirinya tidak menyangka bahwa Gavin akan berbuat sejauh itu demi dirinya. Rekha memegangi bibirnya. Ciuman lembut itu dan mata pemuda itu yang hanya memandangnya. Meskipun dirinya seringkali mendorong pemuda itu mundur. Namun pemuda itu selalu berdiri dibelakangnya dan memberikan senyuman tulus untuknya. Untuk pertama kalinya di kedua kehidupannya Rekha merasa begitu dicintai.

Meow~

"Galove..." Rekha menoleh dan melihat kucing yang dulu kecil menjadi begitu gemuk berada diatas tempat tidurnya. Mengulurkan tangan, Rekha mengangkat kucing itu dan menaruh ke dadanya.

"Haish! Aku jadi tidak bisa tidur." Dengus Rekha seraya mengusap kasar rambutnya.

'ting'

Suara pesan di ponsel mengalihkan atensi Rekha. Meraba tempat tidurnya untuk meraih benda pipih itu, Rekha lalu dengan segera menggeser kunci layar. Manik hazel Rekha membulat melihat gambar wajah Gavin terpampang sebagai wallpaper ponselnya.

Rekha tertawa kecil seraya membuka pesan disana. Itu adalah pesan dari Gavin yang mengatakan bahwa pemuda itu sudah sampai rumahnya. Rekha kembali mengangkat Galove dan mengecup kepala kucing kecil itu. "Dia tidak buruk juga." Lirihnya.

'ting'

Suara pesan kembali terdengar. Dengan kecepatan cahaya, Rekha membuka pesan di ponsel itu berharap itu dari Gavin, namun ternyata bukan. Itu adalah pesan dari Meredith yang mengatakan ingin bertemu Rekha besok siang. "Ah, sial. Bajingan itu membuatku jadi terlalu banyak berharap."

☬☬☬

Keesokan harinya, di sebuah Cafe, Rekha duduk berhadapan dengan Meredith. Semalam, gadis itu meminta Rekha untuk bertemu disini.

Rekha sangat tenang, bagaimanapun Meredith sudah ada dipihaknya. Tidak ada alasan bagi Rekha untuk membenci gadis ini.

Disisi lain Meredith dibuat terpesona oleh penampilan Rekha. Untuk beberapa alasan gadis itu merasa bahwa orang di depannya jauh terlihat tampan saat mengenakan pakaian kasual.

Meredith dengan malu-malu meletakkan sekotak coklat ke meja dan mendorongnya ke hadapan Rekha. "Ini menu terbaru dari Lavyette. Aku tidak sengaja mendengar dari teman-teman kalau kamu suka membeli cake disana."

"Itu karena disana toko langganan ibuku."

"Eh, Berarti aku salah informasi?!"

Rekha sedikit terkejut dengan sikap Meredith. Ya, Rekha mengingat kehidupannya sebagai Deanna. Teman-teman perempuannya dulu sering mengajaknya membeli kue atau hanya nongkrong bersama.

Senyum lembut terulas di bibir Rekha. Meraih kotak itu, Rekha dengan segera membukanya. Dia mengambil satu bola coklat berwarna putih dan memasukkannya ke dalam mulutnya." Aku tidak bilang jika aku benci makanan manis." Lirih Rekha lalu mengunyah sembari menikmati rasa coklat yang enak itu.

ᴛʜᴇ ʏᴏᴜɴɢ ᴍᴀꜱᴛᴇʀ ɪꜱ ᴀ ɢɪʀʟDonde viven las historias. Descúbrelo ahora