34

3K 459 31
                                    

☬☬☬
.

.

.

Rekha membeku dengan pernyataan Aiden. Ia tidak menyangka bahwa Aiden akan mempunyai perasaan seperti itu padanya. Rekha menatap Aiden yang mempunyai wajah tersipu dihadapannya.

Astaga, Rekha merasa dirinya sangat buruk karena membuat bocah manis ini seperti itu. Bagaimana pemuda itu menyukai dirinya yang berdandan seperti laki-laki ini? Tidak, lebih tepatnya Aiden yang menyukainya sebagai laki-laki.

Rekha tidak bisa membayangkan, andai saja Rave masih hidup, akankah saudaranya itu berada di posisinya saat ini? Memikirkannya saja sudah membuat Rekha hampir gila.

Menghela napas kasar, Rekha lalu menatap lurus ke arah manik hitam milik Aiden. "Maafkan aku, Aiden. Aku sudah punya pacar." Ucapnya.

"A- apa? Sejak kapan?! Kenapa aku tidak pernah melihatmu jalan dengan perempuan selain Meredith. Rave, jangan bilang kalau kamu berpacaran dengan Meredith?!"

"Bukan."

"Lalu siapa, Rave?!"

"Bukan urusanmu, Aiden." Rekha berbalik, "Baiklah, aku pergi." Lirih Rekha seraya melangkahkan kakinya.

"Rave, aku pasti akan membuatmu menyukaiku, tak peduli apapun itu!"

"Lakukan saja jika kau mampu."

Jawaban Rekha seolah tantangan yang ditujukan pada Aiden. Aiden mengepalkan kedua tangannya sangat erat. "Kita lihat saja nanti, Rave. Aku akan membuatmu hanya melihatku seorang!"

☬☬☬


Sore hari, di pinggir air mancur di sebuah taman kota, Rekha duduk di bangku taman. Rekha bersandar sembari memejamkan matanya.

Ya, siang tadi Hansel menghubungi Rekha untuk bertemu disini.

Rekha hanya mengenakan celana jeans dan kaos putih. Ia juga mengenakan wig panjang yang diikat serta make up tipis di wajahnya.

Rekha memang sengaja berpenampilan seperti itu untuk beberapa alasan. Ia ingin Hansel tidak berpikir bahwa dirinya tertarik dengan pemuda itu.

Selang sepuluh menit, Hansel datang. Pemuda itu berjalan mendekat dan berdiri dihadapan Rekha. Sudut bibir pemuda itu terangkat melihat seorang gadis yang seperti tak menyadari kehadirannya, serta penampilan gadis itu yang dinilai apa adanya, berbeda dengan beberapa kali terakhir mereka bertemu.

"Deanna..."

Rekha perlahan membuka matanya. Dengan kedua tangannya, Rekha menutupi mulutnya yang menguap lebar. "Kamu sudah disini?" Lirihnya.

Hansel mengulurkan tangannya menyentuh pipi Rekha. Manik mata pemuda itu membulat melihat Rekha yang mendongak menatapnya dengan tatapan polos. Hansel tidak bisa tidak kagum dengan wajah cantik gadis dihadapannya ini. "Apa kamu mengantuk, Deanna?"

Rekha menggeleng kuat, membuat Hansel yang melihatnya menjadi gemas.

Hansel berjongkok dengan satu lutut sebagai tumpuan. Pemuda itu tertawa kecil, satu tangannya terulur mengusap lembut pipi Rekha. "Kamu imut sekali, Deanna."

ᴛʜᴇ ʏᴏᴜɴɢ ᴍᴀꜱᴛᴇʀ ɪꜱ ᴀ ɢɪʀʟWhere stories live. Discover now