28

3.4K 503 76
                                    

☬☬☬


.

.

.

.


Pukul 9 malam, Rekha sampai di depan Mansion-nya. Rekha turun dari taksi lalu menguap malas. Dia merasa sangat lelah dan ingin segera masuk lalu pergi tidur. Namun sepertinya malam itu, Rekha tidak akan bisa tidur cepat karena pandangan Rekha langsung tertuju motor sport hitam yang tak asing baginya terparkir di depan gerbang Mansion.

Rekha berjalan mendekat dan melihat dibalik motor itu, Gavin duduk berjongkok bersandar pada tembok. Pemuda itu seperti sedang sibuk dengan ponselnya sampai tidak menyadari kedatangan Rekha.

Mengerutkan kening, Rekha penasaran kenapa Gavin ada disini. Bukankah beberapa hari ini pemuda ini menghindarinya?

"Gavin..." Panggil Rekha.

Gavin terkejut. Pemuda itu mendongakkan kepala menatap Rekha berdiri di depannya. Beranjak berdiri, Gavin mengulurkan tangan memegang tangan Rekha, "Kamu baru pulang, Rave." Lirihnya dengan senyum lembut.

Rekha mengernyitkan kening merasakan tangan Gavin yang dingin. "Sudah berapa lama kamu menunggu disini? Kenapa tidak masuk saja?"

Gavin menggeleng pelan. "Mereka bilang kamu belum pulang. Aku tidak ingin merepotkan mereka jadi aku menunggumu disini."

Rekha sedikit terkejut dengan sifat Gavin yang tak seperti biasanya. "Ayo masuk dulu. Kita bicara di dalam." Ucap Rekha seraya menarik tangan Gavin untuk ikut dengannya memasuki gerbang.

"Rave, tunggu. Motorku..."

"Paman, tolong urus motor itu." Ucap Rekha kepada penjaga gerbang.

"Baik, Tuan Muda."

Setelah itu Rekha mengajak Gavin untuk ke kamarnya. Lalu menyalakan penghangat ruangan.

Rekha menatap Gavin yang duduk di sofa kamarnya dengan Galove dipangkuannya. Pemuda itu sedari tadi seperti terus memperhatikannya. Tatapan pemuda itu seperti sedang khawatir. Apa Gavin sedang menghawatirkannya?

Rekha menekan tombol hijau disamping ranjangnya untuk memanggil Jasmine dan Gloria. Setelah itu dia mendudukkan diri dihadapan Gavin.

"Kamu darimana Rave? Kenapa kamu mematikan panggilanku?" Lirih Gavin.

"Eh?" Rekha sedikit terkejut. Merogoh saku celananya untuk mengambil ponselnya, Rekha lalu melihat tidak ada apapun disana. Hanya satu pesan dari Aiden yang menanyakan apa dirinya sudah sampai dirumah. "Tidak ada panggilan apapun disini, Gavin." Ucap Rekha seraya menunjukkan layar ponselnya.

Gavin menyipitkan matanya curiga. "Boleh pinjami aku ponselmu?"

Rekha begitu saja mengulurkan ponselnya pada Gavin. Gavin menerimanya. Pemuda itu menghela napas karena Rekha yang selalu acuh tak acuh seolah ponsel itu tidak ada artinya.

"Kamu selalu saja cuek, Rave. Kamu bahkan tidak ragu memberikan ponselmu padaku. Apa kamu tidak takut privasi-mu terganggu?" Lirih Gavin.

'tok'

'tok'

"Tidak..." Lirih Rekha. Dia kemudian beranjak untuk membuka pintu kamarnya. Lalu membiarkan dua pelayannya itu masuk dan menyuguhkan minuman untuk Gavin. Setelah itu Rekha meminta pelayannya untuk pergi.

ᴛʜᴇ ʏᴏᴜɴɢ ᴍᴀꜱᴛᴇʀ ɪꜱ ᴀ ɢɪʀʟOù les histoires vivent. Découvrez maintenant