46

2.4K 328 45
                                    

☬☬☬

.

.

.

Keesokan harinya, sidang tiba-tiba ditunda karena William Robinson yang menghilang sejak semalam. Justin, Maria bahkan Edmond tentu sangat marah setelah mendengar kabar itu. Mereka mengajukan surat tuntutan karena para polisi yang tidak melakukan tugas dengan baik.

Namun berbeda dengan ketiga orang itu, Rekha sangat tenang. Ya, tentu saja. Karena itu memang rencana Rekha. Menggunakan Alpha 404, Rekha membuat agar William Robinson untuk kabur dan bersembunyi. Rekha tidak cukup baik hati untuk membiarkan William hanya berakhir di penjara. Ia ingin pria itu merasakan penderitaan yang sama dengannya.

Di hari yang sama, hukuman untuk Aylward Zacharael sudah ditentukan. Pria itu kini mendekam dalam penjara untuk waktu yang cukup lama.

...

Dua hari setelahnya, Rekha berada di dekat villa Nathan yang berada dipinggir hutan. Ia sedang berkemah bersama Aiden, Sean, Nathan, Gavin serta Meredith.

Mengingat kembali, hubungan Aiden dan Rekha berubah sejak hari itu. Tapi melihat Aiden yang bersikap seolah tidak terjadi apa-apa, membuat Rekha sedikit lega.

Saat ini Rekha tengah membantu Meredith yang tengah membakar daging untuk makan malam mereka semua.

Suasana pinggir hutan yang dingin, serta suara hewan malam yang bersautan menambah aura yang menenangkan namun sedikit menyeramkan.

Sedangkan dibawah cahaya lampu LED, beralaskan tikar, keempat pemuda itu tengah bermain poker dengan taruhan siapapun yang kalah akan mencoret wajahnya dengan pewarna hitam. Diantara keempat pemuda itu hanya Aiden yang masih belum mempunyai coretan satupun di wajahnya.

Gavin yang seluruh wajahnya hampir menghitam, terus menerus menggertakkan giginya tiap kali menyambut kekalahan.

"Ahaha.. aku memang tahu kalau kamu tidak mahir bermain kartu, tapi tidak kusangka kamu benar-benar idiot!" Ejek Nathan yang ditujukan untuk Gavin.

"Tutup mulutmu dan bagi saja kartunya!" Geram Gavin.

"Ya.. ya.. dasar idiot yang pemarah..."

Iris gelap Gavin mengecil saat tatapannya mengarah pada Aiden yang tengah memperhatikan ke arah Meredith dan Rekha. Amarah Gavin naik perlahan-lahan. Ia meremat kartu yang baru diperolehnya. "Kemana matamu menatap, brengsek?! Berhenti menatap ke arah sana atau ku congkel matamu!"

"Tenang saja, aku tidak menatap Edith. Aku hanya menatap Rave." Jawab Aiden dengan senyum mengejek.

"A- apa?!" Gavin beranjak berdiri lalu membuang kartu--kartu ditangannya. Terkekeh pelan, pemuda itu lalu berkata. "Kalau begitu aku tidak hanya akan mencongkel matamu, tapi mengikatmu lalu membuangmu ke dasar jurang!"

"Lakukan saja kalau berani, brengsek. Sebelum kamu melakukannya, aku akan lebih dulu memutilasi dirimu."

Plak!

Plak!

"Argh!"

"Ukh! Sakit! Sean, apa yang kau lakukan?!"

ᴛʜᴇ ʏᴏᴜɴɢ ᴍᴀꜱᴛᴇʀ ɪꜱ ᴀ ɢɪʀʟDonde viven las historias. Descúbrelo ahora