18. Dikira Bohong

191 23 0
                                    

Randa sangat kesal dengan Rizky karena dibilang merebut adik orang

Rất tiếc! Hình ảnh này không tuân theo hướng dẫn nội dung. Để tiếp tục đăng tải, vui lòng xóa hoặc tải lên một hình ảnh khác.

Randa sangat kesal dengan Rizky karena dibilang merebut adik orang. Rizky yang memegang pipinya dengan darah segar yang keluar, tidak bisa membalas pukulan Randa karena Rizky juga sadar, dia yang salah.

"Mendingan lo pergi dari sini sebelum gue cabut nyawa lo!" ucap Randa mengusir.

Rizky menggelengkan kepala. "Gue gak akan pulang kalau gue gak bawa adik gue," balas Rizky.

"Terserah lo kalau lo tetap mau di sini. Ayok Tha, masuk!" Randa menatap Rizky sinis dan menarik tangan Atha.

"Atha itu adik gue. Bukan adik lo," ucap Randa. Kemudian menutup pintu gerbang.

"Tha! Gue kakak lo, Tha. Gue kak Ikky, pulang sama gue, Tha," teriak Rizky.

"Kak, kasihan kak Ikky," ucap Atha menghentikan langkahnya.

"Gak usah pedulikan dia lagi, Tha!" sarkas Randa.

"Tapi, Kak-"

"Lo mau sama kakak kandung lo itu, yang pernah buang lo gitu aja saat lo ke rumahnya dan fitnah lo nyakitin neneknya, atau sama gue kakak angkat lo selama dua belas tahun yang selalu belain lo, lindungin lo, dan jagain lo," ucap Randa dengan menunjuk wajah Atha dengan jari telunjuknya.

Atha terdiam takut. Kakinya bergetar, dan sebulir air mata menitik di pelupuknya. Tidak bisa mengeluarkan kata-kata lagi hingga akhirnya Randa meninggalkannya masuk.

"Kak ...." Atha menangis.

"Boy? Adikmu kenapa?" tanya Surya mendengar kegaduhan dari dalam.

"Gak tahu, Kek. Randa pusing, Kakek tanya aja sama orangnya langsung," jawab Randa sinis.

"Are you okey, Boy?" tanya Surya melihat ekspresi wajah cucunya itu seperti ada masalah.

"Randa gak apa-apa, Kek." Randa kemudian masuk meninggalkan Surya.

"Gue gak boleh nangis. Gue gak boleh cengeng. Gue harus kuat, gue harus hadapi masalah ini, gue harus selesaikan semuanya. Meski sebenarnya gue gak mungkin sanggup, memikul beban berat dalam hidup. Meskipun ada moment disaat gue butuh banget pundak untuk bersandar, butuh telinga untuk mendengar cerita gue, dan butuh pelukan kasih sayang orang tua gue," ucap Atha dengan sangat pelan. Kemudian menghapus air matanya.

"Boy? Kamu nangis, hm?" tanya Surya mendekat dan meletakkan tangannya di pundak Atha.

"Atha gak nangis, Kek. Cuma kelilipan aja tadi banyak debu," jawab Atha bohong.

"Masa sih?" Surya tidak percaya.

"Bener, Kek. Tadi ada debu masuk mata Atha," jawab lagi Atha bohong.

"Kakek gak percaya, soalnya kamu gak sesak. Kamu kan alergi debu." Surya menatap wajah Atha yang menggemaskan.

"Kek ...."

Why Me? [LENGKAP]Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ