85. Walking

102 5 0
                                    

Berjalan santai keluar dari lift di lantai 12 atau lebih tepatnya lantai tertinggi di gedung ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Berjalan santai keluar dari lift di lantai 12 atau lebih tepatnya lantai tertinggi di gedung ini. Rooftop seluas ini, sesepi ini tanpa ada seorang pun melihatnya. Begitu tenang suasana di sini. Dengan stelan memakai hoodie berwarna hitam, ia melangkahkan kaki ke sudut bibir rooftop ini.

"Sudah saatnya," gumamnya dalam hati sambil menatap pemandangan bawah gedung ini.

"Maafin gue, Kak. Maafin gue semuanya. Gue harus pergi, gue udah gak kuat lagi, gue capek." Bermonolog dengan nada perihatin. Berniat untuk mengakhiri hidupnya di gedung ini dengan meloncat dari ketinggian beribu-ribu meter.

Mungkin niat kita hanya iseng, sebuah candaan. Tapi apakah tidak pernah berpikir bahwa ucapan kita bisa saja membuat mental health seseorang menjadi down. Jika kita ingin bercanda, pikir-pikir dulu sebelum ucapan kita bisa membunuh seseorang.

Langkah demi langkah hingga selangkah lagi saja, lelaki ini akan terjatuh ke bawah sana, dan mungkin tubuhnya akan remuk hancur. Nyawanya mungkin saja bisa seketika menghilang di tengah terjunnya dari atas ini.

"Everything will be okay. Gue cuma sebagai figuran bagi kalian."

Atha mengukir senyuman seraya memandangi rintikan hujan itu. Bisa-bisanya ia menghayali untuk melakukan bunuh diri. Atha memang pernah berniat untuk mengakhiri hidupnya, tapi untuk saat ini ia sudah memiliki rumah. Alta, yah dia rumah Atha. Tidak akan Atha membiarkan rumahnya merasa sedih atas kehilangannya.

Jam sudah menunjukkan pukul 13.30, sudah setengah dua Atha merasa bosan di hari libur sekolah ini. Tidak ada kegiatan sama sekali yang harus dilakukannya, hanya berbaring dan geser-geser hp. Hingga terlintas di benaknya bahwa sekarang ia memiliki PACAR. Ah sialan Atha lupa bahwa dirinya sudah tidak jomblo lagi, ada seseorang yang bisa diajaknya keluar untuk sekadar menikmati udara segar. Lagipula sudah tidak hujan, dan cuacanya mendukung untuk jalan berdua bersama sang kekasih.

Atha segera menelpon Alta untuk mengajaknya keluar jalan-jalan. Sekali panggilan, dua kali panggilan, Atha menatap layar ponselnya. "Kok gak diangkat sih?" gumamnya. Kemudian ia mencoba sekali lagi untuk menelepon Alta. Namun nihil, sama sekali tidak ada jawaban.

Huft .... Atha menjatuhkan ponselnya dengan lemas. "Aaaaa bosan tau, pengen walking around Serang City bareng ayang," ucapnya frustasi.

Namun tak lama kemudian, ponselnya berdering, seseorang menghubungi. Atha pun melihat siapa yang menelpon, dan ternyata bahagia sekali hati Atha berbunga-bunga anjay selebew.

"Maaf ya, tadi aku habis ke toilet. Maaf banget." Suara perempuan di ponsel milik Atha yang suaranya membuat hati Atha menjadi tenang seketika.

Atha mengukir senyum, dan tanpa basa-basi lagi ia mengajak Alta untuk keluar. Siapa yang tidak senang ketika sang kekasih diajak jalan-jalan? Tentu saja hanya segelintir orang itu mah.

Why Me? [LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang