69. Bingung

74 23 0
                                    

Di taman yang penuh dengan bunga yang bervariasi, Alta duduk di sebuah kursi dengan senyum yang mengembang

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Di taman yang penuh dengan bunga yang bervariasi, Alta duduk di sebuah kursi dengan senyum yang mengembang. Dirinya terlihat sangat bahagia sekali akan hari ini.

Tiba-tiba seseorang datang dari belakangnya, dan menutupi kedua matanya dengan tangannya. Alta yang suka itu, ia berpura-pura menjadi bete.

"Ah, siapa sih. Ganggu aja deh," katanya.

"Coba tebak, aku siapa?" Sosok lelaki yang berbicara.

"Eum, siapa ya." Alta sebenarnya sudah tahu dia siapa, tetapi ia akan bertingkah manja dan berpura-pura tidak tahu.

"Eum, pasti Ares kan?" tebak Alta.

Mendengar nama Ares, sosok lelaki itu melepaskan tangannya dari menutup mata Altha, seraya memasang wajah yang cemberut, dan berkata. "Kok Ares sih," katanya.

Lalu duduk di samping Alta. "Atha, ya aku kira kan Ares, kan tadi aku nggak ngeliat. Makanya aku asal tebak," balas Alta.

Alta terlihat sangat geram, ia ingin mencubit pipi Atha yang berada di sampingnya ini, karena menurutnya Atha ini sangat menggemaskan.

"Au ah, aku ngambek. Siapa lagi itu Ares, pasti mantan kamu kan?" Atha berucap dengan menoleh ke arah lain, seolah-olah ia sedang marah pada Alta.

"Kamu jangan marah dong, aku tadi cuma bercanda. Aku tadi udah tahu kalau itu kamu, aku cuma asal nebak doang, Aku juga nggak tahu Ares itu siapa." Alta menggenggam tangan Atha, ia tidak mau lelakinya ini marah.

"Iya, iya, aku percaya sama kamu. Oh ya, aku punya sesuatu buat kamu," kata Atha menatap wajah Alta.

Seketika ekspresi ceria terukir di wajah cantik Alta. "Sesuatu apa?" tanyanya.

Atha mengeluarkan sesuatu dari belakang.

"Alta, dari ribuan banyaknya perempuan di dunia ini, aku cuma mau hidup sama kamu. Aku mau kamu, kamu mau gak jadi pacar aku?"  Atha berucap demikian seraya memegang setangkai bunga mawar merah di hadapan Alta.

Sungguh, ini adalah moment yang sangat ditunggu oleh Alta. Sudah lama moment ini Alta nantikan. Bagaimana bisa Alta menolak, Altha sangat bahagia sekali, bahkan ia tidak bisa berkata-kata untuk sekedar menjawab ucapan Atha itu.

"Non, bangun atuh ih, senyum-senyum gak jelas. Udah sampe rumah, mau turun gak?"

Suara yang begitu sangat mengganggu, sehingga membuyarkan mimpi indahnya seorang Alta yang sedang bermimpi. Altha tertidur di dalam mobil selepas pulang sekolah, dan ternyata itu semua hanyalah bunga tidurnya saja. Ah sialan.

"Ha? Atha mana? Kok ada di mobil sih? Perasaan tadi ada di taman bareng Atha deh. Atha tadi nembak Alta loh pak," kata Alta yang bangun tiba-tiba menjadi tidak jelas.

"Hayo, Non Alta mimpiin siapa hayo," goda sopirnya.

***


Sedangkan yang sebenarnya terjadi, di sisi lain Atha sedang tidur terlentang menghadap atas menghadap langit-langit. Tangan kanannya ia jadikan bantal, dan kaki kiri ia tekuk.

"Masa iya gue pacaran? Kalau diledekin kak Randa gimana? Atau Kak Ikky? Terus kalau gak dibolehin sama Bunda Arin gimana?" pikir Atha.

Dengan tak enak hati, Atha sudah mengiyakan permintaan pak Aidan yang memintanya untuk membahagiakan Alta sang putrinya. Dengan jaminan, Atha akan hidup bahagia, dan pak Aidan pun telah menjanjikan kesehatan Atha. Pak Aidan berjanji kepada Atha, bahwa ia akan menanggung semua biaya rumah sakit untuk pengobatan Atha.

Tok! Tok! Tok!

"Tha, lo di dalam kan?" Seseorang yang telah berjanji akan datang selepas pulang sekolah, akhirnya telah tiba.

Atha segera bangkit dan membukakan pintu untuk Alfian. Terlihat Alfian masih mengenakan seragam sekolah dan tas yang digendongnya. Sepertinya, Alfian langsung berkunjung untuk menemui Atha setelah pelajaran di sekolah selesai.

"Are you okay, Tha?" tanya Alfian.

Atha bukannya merespons, malah ia menatap Alfian seolah Alfian adalah orang yang mencurigakan.

"Lo kenapa ngeliatin gue kayak gitu, Tha? Ada yang salah sama gue?" tanya Alfian bingung.

"Lo pulang sekolah langsung ke sini, Fi?" tanya Atha.

"Iya, emang kenapa?"

"Ck, kenapa lo nggak pulang dulu sih. Kalau orang tua lo nyariin lo gimana? Ntar yang ada gue disalahin lagi." Atha berdecak. Ia tidak mau disalahkan oleh orang tua Alfian, karena Alfian tidak langsung pulang ke rumah selepas pulang sekolah.

"Ya elah, Tha. Santai aja kali, gue mah pulang malam juga nggak bakalan ada yang nyariin. Emangnya lo, adik kesayangannya Kak Randa, yang kalau kabur aja sampe ke kelas nanyain," ledek Alfian.

"Bacot lo, Fi. Mau masuk gak?" Atha menawarkan, namun lebih dulu ia berjalan masuk.

Atha kembali tiduran seperti awal, ia masih memikirkan kedepannya yang akan menjalin hubungan dengan Altha.

"Just kidding, Tha. Lo mah baperan," kata Alfian lalu duduk di sofa.

Atha tidak menanggapi ucapan Alfian, lagipula pikirnya ada benarnya juga, selama ini ia selalu berdiri di belakang Randa setiap ada masalah.

"Fi," panggil Atha.

"Hm."

"Gue mau pacaran, Fi," ucap Atha yang membuat Alfian berbalik menatapnya.

"Ha? Lo mau pacaran, Tha?" Alfian terlihat sedang menahan tawa.

"Lo seriusan, Tha?" tanya Alfian.

"Ck, panjang ceritanya, Fi. Sebenarnya gue nggak mau, tapi harus gue lakuin karena ada yang nyuruh gue buat ngelakuin itu." Atha kini merubah posisinya menjadi duduk.

"Siapa yang nyuruh lo, Tha? Ya kalau lo nggak mau, jangan nurutin apa kata orang, Tha. Lo harus jadi diri lo sendiri, mauan aja lo disuruh-suruh orang, pacaran segala. Gimana kalau cewek yang lo pacarin itu si Siti di kelas kita? Emangnya lo mau?" Alfian berucap demikian.

"Ngaco lo, bukan si Siti tapi si Alta. Gue di-"

"Kalau sama si Alta gue juga dukung lo, Tha. Oke fine besok gue bantuin lo buat dapetin si Alta ya. Oke lo santai aja jangan takut ditolak, pokoknya gue bakalan bantuin lo, Tha." Belum sempat Atha menyelesaikan ucapannya, lebih dulu Alfian menyelanya dengan memberikan dukungan.

"Apaan sih, Fi. Gak, gue nggak perlu bantuan lo kali," sinis Atha.

"Oh jadi lo bisa ngelakuin itu sendiri gitu? Oke gue tinggal nerima traktirannya aja kalau gitu, good luck ya, Tha."


Bersambung
Hayoo, gimana seru tak? Oh pasti garing kan haha.

Vote ya!

See you next bab!

Why Me? [LENGKAP]Where stories live. Discover now