35. Masuk Rumah Sakit, Lagi!

347 15 0
                                    

Every human being always tries his best to accept himself and survive from the harshness of the world and the great trials of life that God has given him

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Every human being always tries his best to accept himself and survive from the harshness of the world and the great trials of life that God has given him. Don't let your bad talk make someone down and want to end their life.

Shanti membawa Atha dengan menaiki taksi yang lewat di jalanan tadi. Atha sebenarnya hendak menolak karena Atha sangat menyayangi Arinda sebagai orang tuanya. Tetapi, Atha tak mau lagi kehilangan kasih sayang dari neneknya ini.

Shanti memperhatikan Atha sedari tadi yang hanya diam seperti sedang memikirkan sesuatu. Namun, enggan untuk berbicara dan bercerita.

"Acha, apa ada yang mau kamu ceritain? Sepertinya kamu menyimpan beban di pikiran kamu?" tanya Shanti.

Atha menoleh menatap Shanti dengan tatapan sendu. "Nek .... Acha gak bisa ninggalin bunda sama kak Randa, Nek ...." Atha menangis.

Shanti mengusap lembut puncak kepala Atha. "Acha, dengerin Nenek ya. Kamu sekarang udah ada Nenek, sama kak Ikky yang sayang sama Acha. Acha udah berhak buat kembali sama Nenek, sama kak Ikky juga. Acha gak usah khawatir, Nenek bakalan kasih kebahagiaan buat kamu sama kak Ikky. Nenek janji," ucap Shanti dengan tersenyum.

"Tapi, Nek. Acha tetap gak bisa buat ninggalin keluarga yang udah ngerawat Acha sejak Acha masih kecil. Bunda sama kak Randa udah Acha anggap sebagai keluarga Acha sendiri. Acha sayang sama mereka, hiks ...." Tangisan Atha pecah di dalam mobil taksi.

Membuat sopir taksi melihat kejadian tersebut melalui kaca kecil di atas kepala.

"Udah ya, Acha. Nanti kita bicarakan kembali di rumah. Acha kalau mau nangis, nangis aja gak apa-apa." Shanti mengusap lembut bahu Atha, untuk menyalurkan kekuatan.

Di sekolah SMA Cinta Bangsa.
Pelajaran di kelas 12 IPA 1 sedang berlangsung. Tetapi bukan membahas materi pelajaran. Seroang wali kelas sedang memberikan bimbingan dan informasi untuk para muridnya yang akan melanjutkan ke perguruan tinggi.

"Jadi yang mau lanjut kuliah, silakan nanti temui guru bk di ruangannya ya. Nanti pada waktu jam istirahat saja. Karena sebentar lagi pendaftaran SNMPTN akan dibuka. Dan bapak harap dari kelas 12 IPA 1 ini banyak yang daftar," ujar seorang guru.

"Iya, Pak," jawab murid serempak.

"Reyhan, kamu harus lanjut kuliah ya. Sayang kalau gak dilanjutkan," katanya guru itu menunjuk Reyhan.

"Eum, ya kalau ada kampus yang bisa nerima apa adanya sih saya sih mau ya Pak kuliah. Tapi kalau gak ada, ya udah berguling-guling di atas kasur aja," jawab Renyah.

"Kamu ini, insya Allah pasti akan ada hasil yang terbaik buat orang yang bener-bener berusaha. Kalian berdoa saja ya."

"Pak!" Randa mengangkat tangan kanannya.

"Kuota untuk siswa eligible sekolah kita, apakah cukup banyak?" tanya Randa.

"Untuk jumlah siswa eligible sekolah kita lumayan ya. Karena sekolah kita sekolah swasta yang unggul, jadi cukup lah banyak buat nampung siswa-siswi yang bener-bener berprestasi," jawab guru.

Why Me? [LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang