40. Kecelakaan Pesawat

157 16 1
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Katanya harus jadi diri sendiri, giliran udah jadi diri sendiri malah pada nanya kenapa berubah. Kadang manusia lucu gitu ya.


Arinda di rumah khawatir setelah membaca surat yang dituliskan oleh Atha sebelum ia pergi. Meneteskan air matanya ketika membaca surat itu.

Assalamualaikum, Bunda.
Bunda, maafin Atha ya, Atha udah buat repot Bunda selama ini. Atha selalu nyusahin Bunda sama Kak Randa. Maafin Atha ya, Bunda.

Atha sayang sama Bunda, tapi Atha harus pergi. Atha harus pergi ninggalin Bunda sama Kak Randa. Atha pergi ya, Bunda.

Tapi Bunda tenang saja, meskipun Atha sudah bertemu dengan kakak kandung Atha, tapi Atha gak pergi bareng kakak kandung Atha. Atha pergi sendirian. Jadi Atha gak pergi ninggalin Bunda karena Atha udah ketemu sama keluarga Atha.

Bunda jaga kesehatan ya, terima kasih selama ini sudah merawat Atha dengan sabar. Kasih tahu kak Randa juga ya, Bunda. Kalau Atha sayang sama Kak Randa sebagai seorang kakak. Posisi Kak Randa sebagai kakak Atha, gak akan tergantikan oleh siapapun itu. Atha sayang sama Kak Randa.

Meskipun Atha sudah bertemu dengan Kak Ikky, tapi Atha tetap menganggap Kak Randa itu sebagai kakak Atha. Semoga, Kak Randa juga masih menganggap Atha sebagai adik ya. Kak Randa benci sama Atha, Kak Randa gak suka sama kehadiran Atha di rumah ini. Kak Ikky juga ternyata tidak sesuai ekspektasi Atha, Kak Ikky jahat sama Atha, Kak Ikky gak sayang sama Atha. Jadi lebih baik Atha pergi saja.

Atha pamit, Atha pergi jauh, Atha mau naik pesawat pokoknya Atha pergi jauh. Jangan cari Atha ya, Atha baik-baik saja. Atha bawa inhaler kok. Makasih ya sekali lagi buat Bunda sama Kak Randa.

Oh ya, salam juga buat Kakek sama Nenek. Atha sayang sama mereka.

Tertanda, Atharrazka Handy.

"Hiksh .... Atha ...." Arinda histeris. Duduk di kasur tempat Atha tidur. Kemudian mengambil ponselnya menghubungi Randa, tetapi Randa tak kunjung mengangkat telponnya.

Arinda berinisiatif untuk menghubungi Rizky, tanpa menunggu lama lagi, Rizky menerima sambungan itu.

"Hallo, Tente? Kenapa ya?" tanya Rizky.

"Nak, hiksh ...." Arinda tak kuat menahan tangisan.

"Tante? Kenapa, Tan?" Terdengar suara Rizky panik setelah mendengar isakan tangis Arinda.

"Atha .... Atha pergi," kata Arinda.

Sementara di sekolah, Randa sudah mendaftar seleksi nasional masuk perguruan tinggi. Dirinya tetap mengambil kedokteran sesuai apa tujuan masa depannya. Randa ingin menjadi dokter agar bisa menyembuhkan orang sakit di sekitarnya.

Why Me? [LENGKAP]Where stories live. Discover now