46. Jemput Atha

94 9 0
                                    

Malam hari dengan turun hujan yang membasahi kota Yogyakarta

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam hari dengan turun hujan yang membasahi kota Yogyakarta. Atha termenung di dalam kamar menyaksikan rintikan air hujan yang berjatuhan dari langit. Nyaman, tentram, dan damai, itu semua dirasakan oleh Atha.

Namun, tetap saja Atha merasakan kesepian akan kesendiriannya ini. Karena biasanya, dalam cuaca hujan seperti ini dirinya akan menghangatkan tubuh bersama Randa seraya menikmati secangkir teh hangat.

"Kak, Atha takut. Atha takut, Kak," ucap Atha.

Atha merasa kedinginan, angin malam memasuki kamar Atha lewat celah-celah jendela. Turun hujan sangat deras malam ini dengan diiring petir yang menyambar pepohonan.

"Gue gak bisa kayak gini terus! Gue harus berani, gue harus mandiri. Gak ada yang bisa nolong kecuali diri lo sendiri, Tha!" ucap Atha dengan keyakinan.

JDAR!!!

"KAK!" teriak Atha ketakutan ketika mendengar suara petir yang sangat keras.

Atha melompat ke atas kasur dan menutupi wajahnya dengan bantal. Atha memang takut dengan petir. Katakan saja, Atha adalah sosok lelaki lemah.

"Kak tolongin Atha, Atha takut, Kak," ucap Atha lirih.

"Kak Ikky, tolongin Acha. Acha takut," tambahnya dengan memanggil Rizky.

Tok! Tok! Tok!

Terdengar dari pintu utama suara ketukan pintu di kontrakan Atha, Atha dengan memberanikan diri turun dari atas kasur untuk membukakan pintu dan melihat siapa yang datang.

"Siapa?" teriak Atha. Namun tidak ada sahutan.

"Atha, buka woy!" Terdengar suara teriakan yang dikenali Atha memanggil namanya.

Atha segera berlari untuk membukakan pintu itu. Dirinya saat ini sungguh membutuhkan teman, dan inilah saatnya ia mendapatkan teman itu.

"Bentar, Kak!" sahut Atha.

"Kak Kevin? Kenapa Kak Kevin ke sini hujan-hujanan gini?" tanya Atha melihat Kevin bermodalkan jas hujan yang dikenakannya.

Kevin melepaskan jas hujannya yang berbahan plastik itu, kemudian bergidik kedinginan. "Nanti aja kalau mau nanya, dingin banget sumpah. Gue masuk ya." Tanpa menunggu persetujuan, Kevin menerobos Atha dan masuk ke dalam.

Sedangkan di tempat lain, Rizky berada di kamarnya memikirkan konsep ia akan pergi untuk menjemput Atha.

"Kak Ikky bakalan jemput lo, Dek. Kak Ikky janji, setelah Kak Ikky minta maaf sama Acha, Kak Ikky gak akan lagi paksa Acha buat ikut sama kakak," ucap Rizky.

Waktu sudah menunjukkan pukul setengah sembilan malam. Di tempat Rizky, cuacanya sangat terang disinari oleh sinar rembulan. Sinar rembulan naik ke atas untuk menyinari gelapnya malam dengan ditemani banyak bintang-bintang.

"Rizky, kamu ngapain belum tidur, hm?" tanya Shanti yang lewat dan melihat Rizky masih duduk di kursi belajarnya.

"Nenek."

Why Me? [LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang