78. Check Up

133 7 1
                                    

'

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

'

Bahkan jika dia memang ditakdirkan untukku, aku tidak perlu bersaing dengan siapapun untuk mendapatkannya.'

Jam pelajaran sudah berganti. Siswi kelas 11 IPA 1 berniatan untuk mengganti seragam olahraganya di dalam kelas, karena mengingat belum ada 1 orang pun anak laki-laki yang ke kelas.

Semua gorden ditutup agar tidak ada siapapun yang melihat, kecuali orang yang di dalam teman sebaya. Namun mereka semua lupa untuk mengunci pintu kelas, hingga pada akhirnya datang gerombolan lelaki menerobos masuk.

Aaaaa!!!

Semua siswi berteriak dan melindungi diri, ada yang menutupi dengan gorden, tas, seragam gantinya, dan lain sebagainya.

"Arya sialan, woy ngapain lo masuk," teriak Agnes.

Keempat lelaki itu menutupi wajahnya dengan tangan, tapi mata tidak bisa berbohong, matanya mencari sela untuk melihat apa yang sedang terjadi.

"Kalian ngapain juga ganti baju di kelas woy," balas Arya.

"KELUAR ARYA!!!" pinta Ayu dengan suara keras.

Akhirnya keempat lelaki itu keluar namun dengan langkah yang santai karena tidak rela meninggalkan pemandangan indah itu.

Setelah sampai luar, Bagas salah satu dari empat lelaki itu melihat Atha yang sepertinya akan masuk kelas. Dengan ide gilanya, Bagas menyuruh Atha untuk masuk kelas.

"Tha, buruan sini," panggilnya.

"Lo masuk duluan gih, Tha. Buruan sana," pinta Bagas. Atha sempat bingung dengan sikap Bagas, namun Atha malah menurutinya.

Cklek!

"ARYA!!!"

PLAK!

Ayu melemparkan tas ke wajah Atha hingga Atha pun tersungkur ke belakang. Baru membuka pintu, sudah mendapatkan sambutan yang menjengkelkan.

"Ah, sial!" umpat Atha.

***

Jam pulang sekolah telah tiba, semua siswa-siswi berhamburan keluar sekolah. Atha yang hari ini ada jadwal check up ke rumah sakit, ia berjalan menuju halte bus. Namun di perjalanan, ia dihadang oleh Gibran.

Gibran tersenyum dengan bersedekap dada menatap Atha. Atha tak peduli, ia mengabaikan Gibran dan hendak melewatinya, namun dengan cekatan Gibran lagi-lagi menarik kerah baju Atha dari belakang.

"Santai dong, Tha," katanya.

"Gue harus ngomong berapa kali sih ke lo, Tha. Kalau lo itu harus jauhin, Alta. Alta itu punya gue," ucap Gibran berusaha lembut.

Why Me? [LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang