Bintang Venus #01

1.1K 78 1
                                    

"Dot ... Codot ... lo ada di dalam enggak?" terdengar sebuah nada memanggil setengah berteriak diiringi ketukan bar-bar pada pintu kamar berwarna putih. "Cepatan bangun, Dot. Lo mau gue beliin bubur ayam Mas Wiro enggak?" terdengar lagi teriakan dari suara melengking, yang sungguh menganggu di hari Minggu pagi yang tenang. Tak hanya pemilik si pintu putih yang akan terganggu, tapi hampir seluruh penghuni kost tiga lantai merasa terusik dengan lengkingan suara itu.

"Berisik banget sih, Na. Masih pagi tahu!" Terdengar suara protes dari kamar sebelah. Pintu hijau itu terbuka. Sesosok mungil keluar dengan wajah kusut pertanda baru saja terbangun dari tidurnya. "Si Bintang enggak ada. Dia belum pulang dari semalam. Pulang ke rumahnya mungkin."

Na alias Nana mengangguk. "Okelah kalau begitu. Terima kasih, Vit." Gadis berambut sebahu itu pergi dari depan pintu putih, yang tak juga terbuka. Pantas ... Gue teriakin enggak ada yang nyahut, gumamnya dalam hati.

...

Sementara itu di sebuah rumah megah ....

"Baru pulang kamu, Pa? Pelacur mana lagi yang kamu tiduri, Pa? Ingat, Pa, anak kita itu perempuan!!! Apa kamu mau anak kita jadi korban lelaki brengsek seperti kamu?!" Terdengar teriakan dari arah ruang tamu sebuah rumah mewah. Ruang tamu, yang seharusnya menjadi tempat beramah-tamah, mendadak riuh oleh teriakan seorang wanita paruh baya, yang masih terlihat begitu cantik dan terawat.

Pria berkemeja putih dengan merek mahal itu, memandang sinis ke arah istrinya, wanita yang telah ia nikahi selama dua puluh lima tahun. "Tidak ada hubungannya antara Venus dengan semua perbuatanku, Ma!!! Venus bisa jaga diri!!! Dia bukan wanita jalang seperti kamu!!!" tudingnya seraya menunjuk tepat pada wajah sang istri.

Sang wanita terlihat berang dengan tuduhan suaminya, "apa maksud kamu, Pa? Jangan asal berbicara!!! Apa kamu punya bukti kalau aku ini seperti yang kamu tuduhkan?" teriak sang wanita setengah gelisah. Jelas ada yang disembunyikannya.

Si pria tersenyum sinis lalu beranjak dari hadapan istrinya tanpa menjawab. Langkah kakinya berhenti saat mendapati sosok putri tercinta, tengah berdiri mematung memandanginya dengan wajah datar. "Venus? Kamu pulang, Nak," sapanya dengan nada lembut. Mendekat dan mengusap puncak kepala putri cantiknya. Mengecup keningnya penuh sayang. Wajah kesalnya seketika berubah menjadi lembut.

Bintang mengangguk. Masih memperlihatkan wajah datar. Diraihnya tangan kanan sang Papa dan menciumnya. Menunjukkan rasa hormatnya pada sosok, yang telah berjuang untuk keluarganya. Sosok yang disayangi sekaligus dibencinya pada waktu yang bersamaan. "Papa dari mana? Venus di rumah dari semalam." Dengan tatapan penuh selidik, Venus menatap wajah, yang begitu mirip dengannya. Sosok yang menurunkan garis tegas namun mempesona pada wajahnya.

Ir. Sutoyo Pramono alias Mr. Pram, seorang pengusaha sukses, berusaha menghindari tatapan menyelidik dari anak gadisnya. "Papa ada rapat, Nak." Dengan setengah berbisik Mr. Pram menjawab pertanyaan putrinya. "Papa masuk dulu, ya," ujarnya sebelum Bintang bertanya lebih lanjut. Melangkahkan kakinya menjauhi putrinya.

"Gadis itu teman kuliah aku, Pa. Tolong, jangan sampai teman-teman kuliahku tahu soal Papa dan dia. Venus enggak mau citra Papa jadi buruk di mata mereka," ujar Bintang dengan nada datar. Tanpa menoleh pada sang ayah, gadis itu beranjak menuju dapur.

Mr. Pram menghentikan langkahnya. Berbalik dan menatap sosok Venus, yang telah menghilang. Dihelanya napas. Ada kesakitan tersendiri saat mendengar ucapan Sang Putri. Ada haru yang menyesakkan, karena tahu betapa hormatnya Bintang pada dirinya dengan segala perlakuan tak wajarnya selama ini.

...

Di bawah atap yang berbeda, di waktu yang sama ....

Kejora menggeliat dalam tidurnya. Kedua matanya masih terasa berat namun dipaksakan untuk terbuka. Sinar pagi menyambutnya dengan hangat. Bibirnya mengukir senyum. Mengingat mimpi indah yang baru saja dialaminya. "Selamat pagi dunia," ujarnya penuh semangat. Bangkit perlahan dari tidurnya. Merentangkan kedua tangannya.

Bintang Venus (GXG Story)Where stories live. Discover now