Enam Belas

220 43 15
                                    

Bintang, yang telah bersiap berangkat kuliah pagi, membuka pintu utama kost. Seketika gadis itu terperanjat saat mendapati Arimbi, yang sudah berpakaian rapi, berkemeja hitam, bercelana jeans hitam, berdiri tepat di balik pintu. "Ya Tuhan, lo ngagetin gue!!!" seru Bintang karena terkejut.

Arimbi memamerkan cengiran khasnya. "Putri Venus kaget, ya?! Maaf deh ... Pangeran Arimbi sengaja nunggu Putri. Mau nganter kamu ke kampus. Mau, kan?" Dipasangnya wajah penuh harap.

Bintang mendengus. Sedikit terganggu dengan perlakuan Arimbi. Dipasangnya wajah dingin. "Enggak usah. Gue bisa jalan kaki. Lagian, deket ini ." Dilewatinya Arimbi. Terus melangkah tanpa menunggu jawaban dari Arimbi.

"Eh, tapi kan, enakan naik motor. Lebih cepet. Mau, ya, gue antar!?" Arimbi menangkupkan kedua telapak tangan di depan dada.

Bintang menggeleng tegas tanpa menghentikan langkah. Diraihnya gerbang besi, membukanya. Menimbulkan suara, yang cukup ribut. Mengambil langkah secepat mungkin. Ingin segera mengambil jarak sejauh mungkin dari Arimbi.

***

"Selamat pagi, Sayang." Lintang bergegas mendekat, begitu melihat Bintang melewati pintu kelas. Mengumbar senyum termanis miliknya. Memamerkan kedua bibir tipisnya, yang berbalutkan lipstick berwarna merah muda. Senada dengan kemeja lengan pendek, yang dikenakannya.

Bintang melirik sekilas. Memutar bola mata malas. Tak dihiraukannya sapaan manis Lintang. Mengambil tempat di sudut ruangan. Sementara Lintang, dengan santainya mengambil tempat bersisian dengan Bintang, yang menyibukkan diri dengan membaca buku.

"Sayang, siang nanti kita makan bareng, yuk. Hari ini aku ulang tahun, mau ngajakin kamu makan. Bisa, kan!?" tanya gadis itu dengan nada setengah memaksa. Menyentuh bahu Bintang. Tersenyum sangat manis.

Bintang melirik tajam telapak tangan Lintang, yang masih menyentuh bahunya. Dibukanya mulut, bersiap menyemprot Lintang.

"Kak Venus?" panggil seseorang dari arah pintu. Membuat Bintang refleks menoleh. Mendapati sosok Kejora, berdiri canggung di pintu kelas.

Bintang menepis tangan halus Lintang dan bergegas menghampiri Kejora. "Kenapa?" tanyanya dengan nada lembut. Tersenyum. Semua kekesalannya akan perlakuan Arimbi dan Lintang sirna seketika.

"Kakak ninggalin ini di meja depan." Kejora menyodorkan sebuah map berwarna biru tua pada Bintang.

"Eh iya. Terima kasih ya, Adik Kecil." Tanpa sadar, Bintang mengusap puncak kepala Kejora.

Lintang memperhatikan dari di tempatnya. Menatap penuh selidik. Berdecak kasar. "Siapa sih tuh cewek? Maba, ya? Kelihatannya dekat banget sama Bintang," keluh gadis cantik itu. Jelas terlihat aura kesal di wajahnya.

"Kenapa? Cemburu? Samperin gih. Tanya langsung sama tuh anak kecil." Susan menantang Lintang. Tersenyum penuh arti. Seberani apa lo, Lin?

Lintang menggeleng. Dihembuskannya napas dengan keras. "Enggak. Gue enggak mau nurunin harga diri cuma karena anak kecil macam dia!!!" Ditunjuknya Kejora dengan ujung dagunya.

Kejora, yang merasa diperhatikan, menoleh ke arah Lintang. Tertegun sejenak seolah tengah mengingat sesuatu. Itu Kakak yang kemarin mau cium Kak Venus, kan? Kok dia ngelihatin gue kayak gitu sih? Kejora kembali mengalihkan pandangan ke arah Bintang. "Ya udah deh, Kak. Jora balik ke kelas lagi deh, ya. Daaahhh ...." Dilambaikannya tangan sebelum berbalik.

Bintang Venus (GXG Story)Where stories live. Discover now