Dua Puluh Delapan

255 47 4
                                    

Kejora terus bersungut-sungut. Masih kesal dengan ledekan Vido padanya. Jemari lentiknya menyentuh jejeran gaun, tanpa mengerti apa yang harus dicari.

"Kenapa? Dari tadi ngedumel sendiri terus."

Kejora menoleh. Gadis itu seketika salah tingkah saat mendapati Bintang, yang sudah berdiri di sebelahnya. Ikut memilih gaun. Dengan cepat digelengkannya kepala. "Enggak apa-apa kok, Kak." Kembali memilah gaun.

Bintang hanya diam. Tangannya meraih beberapa gaun dan menyodorkannya pada Kejora. "Coba ini. Aku tahu kamu kesusahan milih gaun." Sebuah senyuman melengkung di wajahnya.

Kejora menerima uluran gaun itu. Tatapannya tak lepas dari wajah cantik Bintang, yang kemudain menariknya dengan lembut menuju kamar pas.

...

Kejora mengerutkan dahi saat sadar jika semua gaun pilihan Bintang, berwarna senada. Biru laut. Gadis itu mengendikkan bahu, mulai memilah gaun mana yang akan dicobanya.

Sementara itu ...

Bintang setia menunggu Kejora. Berdiri gelisah. Tak sabar ingin melihat sang pujaan hati mengenakan gaun pilihannya. Ya, sejak tiba di butik itu, Bintang fokus mencari gaun yang cocok untuk Kejora. Mengabaikan fakta bahwa dirinya belum memilih sepotong gaun untuk dirinya sendiri. Sebuah senyuman melengkung di wajahnya. Pikirannya melayang. Membayangkan betapa cantiknya Kejora.

"Kak ...."

Sebuah suara menarik perhatian Bintang. Melenyapkan semua bayangannya. Gadis itu menoleh ke arah sumber suara. Tertegun. Ya, hanya itu yang dilakukan seorang Bintang Venus saat mendapati Kejora. Kedua matanya menatap lekat tanpa berkedip.

Kejora merasa kikuk karena tatapan Bintang. Gadis itu berdiri gelisah. "Kenapa, Kak? Gaunnya enggak cocok untuk Jora, ya?" Kedua tangannya bertaut. Memainkan jemarinya, berusaha menghilangkan rasa gugup.

Bintang berjalan mendekat. Kedua matanya masih menatap lekat gadis mungil dengan gaun biru lautnya. Sebuah gaun sederhana, yang mampu memancarkan pesona seorang Kejora. "Cantik ...," ucapnya begitu tiba di hadapan Kejora. Matanya beralih ke kedua mata bulat Kejora.

Kejora membuang pandangan. Menghindar dari tatapan Bintang, yang membuat jantungnya berdegup lebih cepat. Vido ... tolongin gue ..., ratapnya dalam hati.

Hening. Keduanya masih berada di posisi yang sama untuk beberapa saat. Kejora dengan kegugupannya. Bintang dengan tatapan terpesonanya.

"Eng, Kak. Aku ganti dulu deh, ya. Aku pilih gaun ini saja." Kejora berbalik hendak masuk kembali ke ruang pas. Sebuah tangan menahan pergerakannya, membuatnya menoleh.

"Pakai ini, ya. Ini cocok dengan gaun pilihan kamu." Bintang menyodorkan sebuah kotak, yang segera diterima Kejora. Gadis itu tersenyum. "Aku tunggu di depan."

Kejora menatap kepergian Bintang. Tangan kirinya terangkat untuk merasakan sendiri debur jantungnya. Gadis itu menghela napas. "Gara-gara si Vido nih, gue jadi gampang salting kalau dekat Kak Venus."

...

"Gila lo? Dari tadi senyum-senyum sendiri." Nana menatap enggan sahabatnya, yang duduk di salah satu sofa butiik. "Lo sudah dapat baju?" tanya gadis itu lagi.

Bintang menggelengkan kepala. "Gue punya banyak gaun punya Senja di rumah. Kayaknya masih bisa gue pakai."

Nana mengerutkan dahi. "Senja? Kembaran lo itu?" tanyanya, yang dijawab dengan anggukan. Nana tahu siapa Senja, namun hanya sebatas Senja adalah saudari kembar sahabatnya, yang hidup terpisah saat mereka SMA, karena gadis itu memilih bersekolah di SMA yang berbeda dengan Bintang.

Bintang Venus (GXG Story)Onde as histórias ganham vida. Descobre agora