Dua Puluh Empat

253 34 5
                                    

Bintang bergerak ke sana kemari di dapur kost. Jam baru menunjukkan pukul 05.30, tapi gadis berambut panjang itu sudah sibuk dengan perlengkapan masak dan bahan masakan. Sesekali matanya menengok ke layar ponselnya, yang terpampang resep nasi goreng sederhana. Ini pertama kali baginya untuk memasak (selain mie instan dan air tentunya). Hatchi ... Bintang bersin oleh tajamnya bumbu nasi goreng yang tengah ditumisnya.

"Ya ampun!!! Gue enggak salah lihat, kan?" Nana, yang baru saja memasuki dapur, berseru dengan nada terkejut saat mendapati Codot a.k.a. Venus a.k.a. Bintang tengah berkutat di dapur. Gadis itu melesat cepat. Memastikan bahwa yang dilihatnya bukanlah jelmaan siluman atau kuntilanak yang tengah menyamar. "Ini benaran lo, Dot? Gue pikir kuntilanak yang nyamar jadi lo." Mencolek pipi kiri Bintang. Memastikan. Pandangannya beralih ke bawah. Berhembus lega. "Masih napak bumi," gumamnya.

Bintang menoleh dan menatap dingin Nana. "Apasih? Aneh memangnya kalau gue masak?" tanyanya sekilas dan kembali pada wajan berisikan nasi goreng setengah jadi. Tangannya bergerak kaku mengaduk nasi.

Nana terkekeh. "Kalau boleh jujur sih iya. Aneh saja. Seorang Bintang Venus, yang seumur hidupnya makan dimasakin atau beli, masuk dapur!? Berasa mimpi gue." Nana menatap sekeliling dapur. Wajahnya berubah. Kekehannya hilang. "Selesai masak, tolong bereskan dan bersihkan seperti semula ya, Tuan Putri."

Bintang memajukan bibirnya. "Iya. Nanti gue beresin."

Nana tersenyum melihat ekspresi ngambek imut Bintang. Tangan kanannya terulur dan mencubit gemas pipi sahabatnya itu, yang langsung berteriak protes karena merasa terganggu. Namun Nana kembali mencubit gemas pipinya.

Kejora tertegun di pintu dapur. Tanpa sadar gadis itu berdecak pelan. Tak jadi masuk, gadis itu berbalik dan pergi.

...

"Jadi ... kalau ada sesorang yang suka dan berniat deketin lo, apa ada masalah?" Vido menatap wajah manis Kejora.

Kejora berdiam sejenak. "Memangnya siapa orang itu, Vid?"" tanyanya dengan penasaran. Merasa heran karena dirinya bukanlah maba populer atau apa.

Vido tersenyum misterius. Pemuda tampan dengan rambut, yang dibiarkan memanjang itu, hanya mengangkat kedua bahunya. "Gue tanya ini bukan berarti gue tahu siapa yang suka sama lo. Tapi, gue yakin pasti saat ini ada seseorang yang suka sama lo, Ra. Cuma lo saja yang enggak peka. Coba deh lebih memperhatikan orang-orang di sekitar lo."

Kejora tersenyum masam. "Lo tahu kan, dari dulu gue tuh memang susah peka. Ayo dong, Vid, kalau lo tahu siapa itu orang, kasih tahu gue."

"Terus kalau lo sudah tahu, lo mau apa? Menghindar?"

Kejora menggelengkan kepala. "Enggak kok. Gue cuma mau tahu saja."

"Oke, gue kasih tahu. Tapi lo jangan kaget, ya."  Vido memajukan tubuhnya agar lebih mudah berbisik pada Kejora.

Wajah Kejora berubah seketika saat mendengar sebuah nama disebut Vido. "Lo yakin, Vid? Lo tahu darimana?"

Vido kembali tersenyum. Mengembalikan posisi. Tak menghiraukan pertanyaan Kejora.

...

Kejora bergerak gelisah dalam peraduannya. Pengakuan Vido kemarin sedikit banyak membuatnya kepikiran. Gadis itu memeluk erat gulingnya. Masih setengah tak percaya dengan ucapan Vido. "Masa sih? Kayaknya enggak mungkin deh! Pasti si Vido ngerjain gue lagi deh!!!"

Bintang Venus (GXG Story)Where stories live. Discover now