17. Tujuh belas

105K 18.5K 18.4K
                                    

Happy reading 💖

Hari ini ngapain aja?

Absen pake emot kesukaan yu🔥

Siapa nama crushmu??? Siapa tahu mereka baca.

Enjoy!

****

"Lo jangan bikin kasus lagi," peringat Drystan sambil memijat pangkal hidungnya. Sebagai ketua OSIS, ia ingin sekali menghukum Andrew agak berat karena kebrutalannya terjadi berulang kali. Ia juga tidak akan menganakemaskan Andrew karena kedudukan semua siswa di SMA Altair sama rata.

"Gue males ngejalanin hukuman," ungkap Andrew santai, tangannya dengan lihai mengetikkan pesan di ponsel. Bahkan matanya tidak menatap Drystan dari tadi.

Drystan berdecak. "Tapi lo harus dihukum."

Andrew berhenti mengetik pesan, ia mendongak menatap Drystan tajam. "Pangkat lo apa berani ngehukum gue?" sinis Andrew sambil memasukkan ponselnya di saku.

"Ketua OSIS," jawab Drystan tegas.

"Nanti gue bayar hukumannya sama mendali," ucapnya santai. Ia sering menyumbangkan mendali ke Altair, ada beberapa guru juga yang selalu menganakemaskan dirinya karena prestasi itu. Tapi beda dengan Drystan yang menganggap semua sama rata, apalagi saudaranya ini sok galak jika mode ketua OSIS.

Andrew berdiri dari duduknya. Di ruang OSIS membuatnya gerah. Ia lalu membuka dua kancing teratas di kemejanya dengan kasar, hal itu menyebabkan tatto naga di dada bidangnya terlihat.

"Hukum Galang aja," usul Andrew tanpa rasa bersalah. Galang bahkan sedang diobati di UKS saat ini karena pukulan Andrew tadi tak main-main.

Drystan memejamkan matanya sejenak. Menghirup napasnya dalam-dalam agar kesabarannya tetap terjaga.

"Lo anjing emang, Ndrew!" geram Drystan.

"Gimana bisa gue ngehukum Galang kalo dia korban?!" imbuhnya. Tadi Andrew yang menyerang Galang duluan, jadi orang yang harus dihukum adalah Andrew.

Andrew mengangkat satu alisnya yang membelah, ia masih saja santai. "Oh?"

"Emang anjing!" lirih Drystan kesal.

"Salahin dia karena ngusik milik gue," ujar Andrew tanpa rasa malu.

Drystan menatap Andrew aneh. Ia tak menyangka yang mengatakan barusan adalah kakak sepupunya yang terkenal kejam.

Ia lalu tertawa kaku. "Milik lo? Mimpi!"

"Dia milik bokapnya," timpal Drystan membuat Andrew mendengkus kesal.

Keadaan hening sebentar sampai Andrew menyunggingkan senyuman devil. Drystan tiba-tiba merinding, aura Andrew benar-benar kuat.

"Gampang. Matiin aja bokapnya, nanti jadi milik gue." Andrew tertawa pelan karena candaanya sendiri yang mengandung unsur gelap.

Drystan geleng-geleng kepala. Andrew tak pernah berubah, ia masih tetap mempunyai unsur kegilaan. "Gila lo! Yang ada Raquel yang gantian matiin lo."

Andrew menatap Drystan datar. Setiap ia berniat bergurau Drystan malah menanggapinya dengan serius.

"Canda," ketus Andrew.

Drystan manggut-manggut.

"Terus? Langkah apa yang mau lo lakuin biar  si Raquel itu jadi milik lo?" tanya Drystan penasaran.

DRAGONWhere stories live. Discover now