27. Dua tujuh

98.9K 17.7K 15.1K
                                    

Happy reading 🔥

⚠️⚠️⚠️

Sebelumnya di lavender aku buat dua part yang sadisnya bener-bener ngeri banget. Disitu aku dapet beberapa kritik karena memang adegannya terlalu sadis, takutnya nanti malah ditiru. Dari situ aku takut buat bikin scene sadis (lagi). Kalau mungkin nanti bakal ada mau kuposting di Instagram. Dulu inget banget pernah disangka psikopat, ngakak bacanya😭

Dan dua part yang hilang di lavender rencananya bakal aku post di Instagram ya. Biar pembaca wattpad juga tahu part keramat itu hehe.

YEYYYY, Dragon udah nyentuh 1M pembaca. Makasih ya semuaaa❤️
Semoga betah sampe endinggggg yapsss❤️

Oke enjoy!

****

Setelah latihan bela diri, Calista istirahat di sofa sambil menonton film action. Sesekali ia juga bermain ponsel. Kepalanya menoleh ke arah pintu ketika ayahnya datang. Calista selalu suka wibawa ayahnya ketika memakai jas hitam, bibirnya tersenyum lebar untuk menyambut Mark.

"Udah latihan kan?" tanya Mark langsung sambil berjalan menghampiri. Ia mencium kening Calista lalu duduk di sampingnya.

"Udah, Pa." Calista menjawab bertepatan dengan ponsel di tangannya berdering. Nama Kenan tertera, sebelum menjawab Calista melirik ayahnya.

"Angkat, siapa tau penting."

Calista segera mengangkatnya. Refleks, ia menjauhkan ponsel itu dari telinga karena deruman motor bersahut-sahutan begitu ramai.

Mark mengangkat satu alisnya. Firasatnya tiba-tiba buruk.

"Bang, ada apa?" tanya Calista penasaran.

"Lo lagi di mana, Dede? Pastiin Om Maung nggak ada di samping lo, gue mau ngomong penting," perintah Kenan dari seberang telepon.

Mark tersenyum menyeringai, lalu meletakkan telunjuknya di depan bibir, isyarat agar Calista tidak memberi tahu Kenan kalau dirinya ada di sini ikut mendengarkan.

Calista yang paham mengangguk. "Papa lagi kerja," bohong Calista.

Kenan menghela napas berat. "Ancur, Cal."

Calista dan Mark mengernyitkan dahinya, mereka saling pandang bingung.

"Ancur apanya?!"

"Andrew nyakitin cewek itu," beritahu Kenan.

Calista mematung sesaat lalu melirik Mark yang ekspresinya langsung berubah menyeramkan. Lirikan Calista turun ke tangan ayahnya, tangan berurat itu mengepal kencang penuh emosi. Kali ini kesalahan Andrew benar-benar fatal.

Calista merinding hanya dengan melihatnya, aura gelap langsung mendominasi. Suasana yang tadinya damai berubah menyeramkan. Mark benar-benar marah.

"Fakta keungkap juga malem ini, ternyata cewek itu adik dari Regal." Kenan mengambil napasnya panjang sebelum berbicara. "Regal yang mati pas balap liar itu, yang motornya di sabotase. Dan sialnya, Andrew juga ikut balapan itu. Kita belum tau sih pelaku sebenernya siapa."

"Kita sama-sama bawa pasukan sekarang, kalo ini sampe bentrok, gue nggak tau bakal gimana," ucap Kenan putus asa.

Sekujur tubuh Calista langsung merinding disertai jantung yang berpacu cepat. Ia takut akan kemungkinan-kemungkinan buruk yang akan terjadi.

Kenyataan ini begitu mengangetkannya. Semuanya tampak rumit sekarang. Tak ada pilihan lain, ia harus ke sana untuk melihatnya langsung.

"Gue ke sana," balas Calista langsung mematikan sambungannya sepihak. Ia melirik Mark takut.

DRAGONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang