Epilog

130K 15.2K 7.3K
                                    

Ya! Akhirnya kita sampai di akhir cerita ini. Terimakasih semua🌟

Cerita Drystan di up besok!

Absen jam berapa kamu baca ini?

Hari ini ngapain aja?

Note : agama Andrew memang sengaja tidak disebutkan karena agama topik sensitif.

Happy reading 🔥💘

Happy reading 🔥💘

Ops! Esta imagem não segue as nossas directrizes de conteúdo. Para continuares a publicar, por favor, remova-a ou carrega uma imagem diferente.

****

Tidak pernah Al duga sebelumnya kalau Marchel akan setega itu membunuh gadis yang dicintai Andrew. Ia tak akan diam saja melihat calon kakak iparnya kacau seperti itu. Sekarang, Al dengan setelan khas Evander Zeus berserta rombongan gengnya kini menuju ke mansion Marchel untuk balas dendam.

"KELUAR FUCK!" seru Al menggema di depan gerbang mansion Marchel sembari menembakkan peluru ke atas.

Suara tembakan itu menggema menambah kengerian malam ini. Rombongan gengnya sudah berada di belakangnya berjejer lengkap dengan senjata masing-masing.

"KELUAR MARCHEL BAJINGAN!" seru Al lagi dengan emosi yang menggebu-gebu. Ia lalu menembakkan peluru ke arah jendela lantai dua milik Marchel. Peluru itu melesat cepat menembus kaca hingga membuatnya pecah. Suara pecahan beling itu terdengar begitu nyaring.

Tepat setelah itu, pintu gerbang dibuka. Sosok Marchel berdiri di sana dengan setelan jas hitamnya. Puluhan bodyguard berbadan besar juga ada di belakangnya. Mata elang Marchel membius Al tajam, rahang tegas itu terlihat kaku. Walaupun sudah menginjak usia tua, kharisma Marchel tak hilang.

"Evander Zeus," panggil Marchel dengan penuh penekanan. Musuh bebuyutannya ada di depannya sekarang, jujur ini hal yang paling Marchel tidak suka.

"Bukannya dulu kita pernah bersepakat kalau tidak akan datang dan membuat kerisuhan di kerajaan lawan?" tanya Marchel mengintimidasi lalu membenarkan jasnya.

Al berdecih sinis. "Kali ini kesalahan anda sudah fatal."

Marchel mengernyit heran. Seingatnya dia belum melakukan kesalahan hari ini.

Al mengarahkan pistolnya tepat di kepala Marchel. Matanya menyipit, siap-siap menarik pelatuk pistolnya membuat para bodyguard Marchel juga langsung mengangkat senapannya.

"Saya mewakili Andrew ada di sini," geram Al.

Marchel mengangkat tangan kepada anak buahnya sebagai isyarat untuk jangan menembak terlebih dahulu.

"Andrew?" gumam Marchel masih bingung.

Al mendengkus kesal. Melihat raut tak berdosa Marchel. "Apa dengan membunuh gadis yang dicintai Andrew membuat anda senang, Marchel?"

DRAGONOnde as histórias ganham vida. Descobre agora